Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Sakitnya Yoyo ^^

Ibu mau ke Israel... Bapak di Bajawa... Yoyo opname di Bethesda... Aku mau jaga malam... jadilah hari-hari ini menjadi tidak seperti biasanya... ada suasana yang berubah... tapi sukacita dan damai sejahtera tetap terpelihara... puji Tuhan... Semua kecapekan dan kepenatan seperti tidak tertulis lagi dalam kamusku... digantikan dengan enjoy... hehe... apa benar begitu? Yah, benar... hari ini aku mangkir dengan izin dari dr Novi untuk menemani Yoyo yang operasi jam 13.00... bersama Yohan dan Dian, aku ke kamar Bakung beramai-ramai... betapa senangnya, betapa asyiknya... ternyata pak direktur pun juga menjenguk Yoyo... sayang sekali aku tidak pandai berbasa-basi sehingga tidak tercipta obrolan yang seru... tapi lumayanlah... aku sudah berusaha untuk menjadi adik yang baik... ^^ Yoyo kelihatan lemes dan pucat karena masih harus puasa... kasihan... ternyata keluhan yang dirasakannya itu sudah sejak dia masih kuliah di Jepang dulu... gak pernah bilang, dasar... yah, itulah Yoyo... puji Tuhan

Penilaianku...

Nilailah aku sesukamu... Dan terima kasih untuk penilaianmu... Baik atau buruknya aku... Tidaklah tergantung dari nilai-nilai itu... Tapi tergantung dari diriku sendiri... Apakah aku setuju dengan penilaianmu... Dan bagaimana reaksiku terhadapnya... Apakah aku akan maju pesat... Atau malah mundur teratur... Aku masih belum tahu... Belum tahu berapa nilaiku... Perlukah aku tahu? Jika kemudian hanya akan mematahkanku... Tapi jika tidak tahu... Apakah aku menjadi bodoh? Mana yang lebih baik... Menjadi bodoh tetapi bahagia... Atau tahu segala sesuatu tapi patah semangat... Mungkin untuk saat ini... hanya Tuhan yang tahu... mana yang terbaik bagiku... Ini aku, Tuhan... segala penilaian yang ditujukan kepadaku... aku serahkan kepadaMu... sang Hakim yang Adil... yang tidak pernah salah menilai... dan begitu berhikmat... sehingga tahu bagaimana cara menyampaikannya kepadaku... ^^

Aku Ingin Berubah

Aku menyadari kekuranganku... Aku menyadari kelemahanku... Bukannya aku tidak mau berubah... Bukannya aku tidak mau bertumbuh... Tapi aku merasa seperti ada yang menghambat... Aku merasa seperti ada yang menghalangi... Mungkin tidak ada yang menghambatku... Mungkin diriku sendirilah yang membatasiku... Aku ingin berubah... Tapi berubah menjadi seperti apa... Berubah menjadi yang bagaimana... Yang aku tahu hanya ini... Bahwa aku tidak sendiri di dunia ini... Bahkan sampai kepada kekekalan nanti... Ada Dia yang selalu menyertai... lebih dari sekedar teman... lebih dari sekedar sahabat... Dialah segalanya bagiku... Yesus Tuhan namaNya... Bantu aku untuk berubah ya... Terima kasih banyak... Amin...

Working Is Not Just For Money

To work is one thing that people have to do to get what they need such as food, clothes, home, etc. Before industrial era, people who live in agricultural era used to work as farmers. They cultivated rise, wheat, corn, etc to provide their daily needs. They could exchange their products to others if they needed something that they did not produce. The system that does not use money or something to exchange goods is called as barter. Nowadays, people use money as a tool to simplify the process of exchange goods. As the time goes by, the agricultural era became industrial era, and the industrial era became information era. People do not exchange their goods directly anymore. They use money to get what they need in the marketplace. People work as hard as they can to get more money. The harder they working, the more money they can get. When they get more money, they can get whatever they want. This condition makes people trapped to the system that force them to work hard just for the sak

Tuhan, Engkau Baik...

Tuhan, Engkau baik... Kau selalu baik kepadaku... Yesus, ku cinta Kau... Sekelumit lagu itu cukup membuatku merasakan damai sejahtera surgawi... Hari-hari ini aku sungguh menikmati penyertaan Tuhan yang luar biasa... Tidak ada duka lara... Tidak ada ratap tangis... Tidak ada ketakutan dan kegelisahan yang berarti... Hanya ada sukacita... damai sejahtera... kasih, iman, dan pengharapan... Terima kasih, Tuhan...

Dokter Mimi ^^

Kenalkan, namaku dokter Mimi... dengan cukup bangga dan percaya diri, sekarang aku menambahkan gelar dokter di depan nama panggilanku... bukan dokter Yohana, bukan... melainkan dokter Mimi... itulah nama yang lebih dikenal dan lebih melekat pada diriku... gelar dokter yang tadinya terasa begitu membebani dan memberatkan hati, lama kelamaan kini mulai terasa pas dan enak kusandang... nama Mimi yang melekat sejak lahir pun semakin terasa indah terdengar... thank God, You Are so good!!! Dokter Mimi akan menjadi seorang dokter yang dapat Kau banggakan... sedikit demi sedikit akan menambah pengalaman dan wawasan sehingga tidak lagi menjadi dokter yang membahayakan orang lain... ^^ Apa yang ingin kubagikan di sini saat ini? Entahlah... yang jelas, aku jujur merasa semakin enjoy saja berada di tempatku sekarang ini... meskipun masih belum advance dan mandiri, aku merasa sangat tenang dan nyaman... aku tidak lagi merasa gamang, bingung, kalut, kuatir, dll... sebaliknya, aku merasa lebih percay

Boncel Naik Gunung

Boncel sedang euforia. Ini pertama kalinya Boncel jalan-jalan naik gunung. Sendirian. Nggak bareng Geol dan Jabrik. Cuma ditemani oleh ekor Boncel yang senantiasa mengibas ke kanan dan ke kiri. Maklum, Boncel sedang senang bukan main. Senang kenapa? Karena Boncel sudah lama tidak berjalan-jalan sendiri di alam bebas. Hobby Boncel bertualang tersalurkan kembali setelah lama terkurung di rumah Mimi Imut. Makin gendut. Mimi Imut memang nggak terlalu hobby bertualang seperti Yoyo Imut. Makanya Boncel lebih senang main sama Yoyo Imut dalam hal jalan-jalan. Tapi sekarang pun Yoyo Imut lagi sibuk sendiri dengan kerjaannya di belakang computer. Jadinya, Boncel nggak punya teman untuk jalan-jalan. Geol dan Jabrik lebih hobby ngobrol dan makan, jadinya mereka tambah gendut saja. Kembali ke cerita semula. Boncel sedang asyik menikmati pemandangan. Angin gunung yang sembribit membuat bulu-bulu Boncel terasa sangat nyaman seperti selimut tebal. Lidah Boncel sesekali terjulur ke luar

Thank God, I Love Bethesda ^^

Aku ingin mengucap syukur kepada Tuhan Yesus, Bapaku yang teramat baik... terima kasih Tuhan, buat sukacita dan rasa enjoy yang Kau beri... entah bagaimana, aku bisa juga merasa enjoy di tempat di mana aku menghabiskan sebagian besar waktuku sekarang, yaitu di IGD Bethesda... aku memang masih mediocre, masih undercompetence dalam fisik diagnostik, terutama dalam hal komunikasi aktif... tapi aku merasa sangat terberkati sampai hari ini... entah bagaimana... entah mengapa... aku merasa sangat tertolong oleh keberadaan teman2 sejawat dan paramedis yang sangat2 berkompeten... mereka tidak merendahkanku atau membuatku kecil hati... sebaliknya, mereka menyemangatiku dengan cara mereka masing2... meskipun aku masih belum menentukan hendak ke mana aku selanjutnya (dalam hal karier dan pelayanan), aku merasa tenang dan damai sejahtera saat ini... tidak ada lagi kebimbangan dan keraguan yang menggerogoti sumsum tulangku sehingga aku nggak lagi merasa kuatir... thank God, You Are so good... aku t