Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Hillsong - Desert Song - With Subtitles/Lyrics

Gambar
Verse 1: This is my prayer in the desert And all that's within me feels dry This is my prayer in my hunger and need My God is the God who provides Verse 2: And this is my prayer in the fire In weakness or trial or pain There is a faith proved Of more worth than gold So refine me Lord through the flames Chorus: And I will bring praise I will bring praise No weapon formed against me shall remain [ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/h/hillsong/the_desert_song.html ] I will rejoice I will declare God is my victory and He is here Verse 3: And this is my prayer in the battle When triumph is still on it's way I am a conqueror and co-heir with Christ So firm on His promise I'll stand Bridge: All of my life In every season You are still God I have a reason to sing I have a reason to worship Verse 4: This is my prayer in the harvest When favor and providence flow I know I'm filled to be emptied again The seed I've recieved I will sow More lyrics: http://www.lyricsm

Melawan Raksasa--Tentang Suku Jawa

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.(1 Samuel 17:45) Aku sering sekali menghadapi ‘raksasa’ yang menantangku setiap kali kesempatan itu datang. Raksasa itu ada di dalamku sendiri. Aku harus berperang melawan diriku sendiri. Yang terutama adalah kemalasan dan ketakutan. Mereka mendatangiku dengan rasa ogah-ogahan dan berbagai dalih pembenaran diri sendiri. Tetapi aku melawan mereka dengan namaNya. Barusan tadi aku habis memenangkan pertempuran kecil melawan salah satu dari mereka. Aku tidak mengizinkan rasa malas menghalangi langkahku untuk memeriksa dan berbicara dengan pasien dan keluarganya. Setidaknya aku tadi sudah memperlakukan Ny. S dengan lebih manusiawi. Aku tidak lagi bersikap ketus atau dingin. Aku sedikit bertanya-tanya kepada beliau perihal keluarganya. Mungkin bagi kebudayaan barat, ha

Blame Free Culture

Aku mau menuliskan sesuatu saat ini. Tentang “blame free culture”. Sejauh ini aku mendengar dan kadang melihat iklim dan budaya yang tidak sehat yang ada di tempatku bekerja. Kebanyakan orang suka mencari dan menyoroti kesalahan orang lain, kemudian membicarakan di belakangnya. Terus, kalau ada forum-forum atau rapat-rapat, yang ada bukanlah rasa senang, semangat, antusias, atau happy karena dapat berkumpul mempererat tali persaudaraan dan kekompakan melainkan rasa was was dan tidak aman kalau-kalau bakalan “dibantai” atau disalahkan. Kebanyakan orang di sini masih cenderung mencari siapa yang salah jika ada suatu permasalahan yang muncul ke permukaan, bukannya mencari solusi atau jalan keluarnya. Sebagai contoh ya kemarin itu waktu ada rapat SMF umum, di mana aku mendapati mbak Onny merasa fobia karena biasanya rapat-rapat yang dia ikuti isinya ya seperti itu tadi, seperti mencari kambing hitam untuk disalah-salahkan. Mencari titik lemah (berupa pribadi) untuk semakin ditikam dan di

Eksperimen Pembentukan Karakter ^^

Selama hiatus dari kegiatan tulis menulis blog ini, aku sedang melakukan percobaan terhadap diriku sendiri. Aku bereksperimen membangun kebiasaan baik untuk menggantikan kebiasaan burukku selama ini, yaitu rajin/tekun menggantikan malas. Aku mulai dengan kebiasaan bangun pagi. Aku melakukan percobaan 'bangun tidur kuterus mandi' rata-rata setiap jam lima pagi selama tiga minggu berturut-turut. Seseorang pernah  berkata bahwa untuk membangun suatu kebiasaan yang baru, paling tidak dibutuhkan tiga minggu berturut-turut dengan melakukan satu kebiasaan secara rutin dan teratur. Dan aku berhasil bangun pagi terus tanpa tertidur lagi selama tiga minggu ini. Bahkan lebih dari itu, aku bangun tidur terus langsung mandi. Efeknya sungguh luar biasa! Tidak ada lagi rasa malas atau ogah-ogahan seperti yang selama ini kurasakan setiap pagi. Dengan mandi air biasa tiap pagi itu, badan dan pikiran jadi segar. Rasanya malah jadi seperti 'kecanduan' bangun pagi untuk langsung terus mand

Sekelumit Pandanganku tentang Pendidikan

Habis jalan-jalan sama mas Cah di Togamas jalan Gejayan. Tujuan utama adalah memburu buku 'Where There Is No Doctor' sampai ketemu. Dan tidak terlalu susah juga mencarinya. Tinggal memanfaatkan komputer yang tersedia di toko, maka buku yang dicari pun segera ketemu. Yang bikin aku dan mas Cah betah berlama-lama di Togamas sampai jam tutup adalah karena kami menemukan buku-buku yang menarik perhatian masing-masing. Mas Cah segera tenggelam dalam buku-buku praktis tentang elektronik di sudut toko. Sedangkan aku? Setelah menemukan buku target, aku tertarik dengan buku-buku teks psikiatri yang terpajang. Nggak aku beli sih, cuma aku catat saja. Mungkin lain kali belinya. Mau aku baca sampai khatam sebelum masuk sekolah lagi, kalau Tuhan Yesus berkehendak. Joss! Aku percaya ini bukanlah kebetulan. Tuhan pasti yang mengarahkanku dan menarik perhatianku untuk melirik buku-buku tentang pendidikan di Indonesia. Lihat sana, lihat sini. Baca sekilas. Aku sangat antusias dengan apa yang

Sekelumit tentang Persekutuan... ^^

Hari ini sungguh terasa kurang bergairah jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Padahal pagi-pagi sudah kumulai dengan berdoa dan membaca renungan harian bersama Mas Cah. Apa mungkin karena aku bangun agak kesiangan ya? Semalam nonton bareng PA dewasa muda sampai lumayan lama. Terus pulang nonton, aku dan mas Cah masih mampir dolan ngobrol-ngobrol di rumah mas Markus dan mbak Betty. Nggak terlalu banyak yang berkesan dari film yang aku tonton semalam. Aku lebih menikmati kebersamaan dengan mas Cah dan teman-teman persekutuan. Baik itu dewasa muda, keluarga muda "Murakabi", maupun keluarga muda "PA Daniel-yang-sebentar-lagi-akan-diganti-namanya. Bicara tentang persekutuan, aku sungguh bersyukur pada Tuhan. Kalau ingat masa-masa remaja awal dulu sampai sekarang, aku sungguh sangat bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan padaku. Dulu waktu awal-awal SMP, aku begitu minder karena aku merasa tidak punya komunitas. Komunitas rohani alias persekutuan di mana aku bis

Sore Bersama Meryl dan Harry Potter

Saat ini aku sedang duduk di depan lapto kecil milik ibu di Pelem Kecut. Tidak terlalu capek. Rasanya ingin sekali menulis lagi di sini sekedar untuk berbagi. Berbagi apa saja. Mumpung mas Cah lagi sibuk kerja juga di BI (Bank Indonesia) sampai agak malam. Bukan, mas Cah bukan alih profesi menjadi bankir... mas Cah tetap tekun dan setia pada pekerjaannya yaitu sebagai ahli listrik panggilan... lebih kerennya: konsultan elektronik freelance ^^ . Jadi begitulah... hari ini sungguh berkesan dan membuat hati puas. Setelah selesai menunaikan tugas dan kewajiban di IGD (maaf Tuhan, aku masih belum menghayati pekerjaanku sebagai panggilan yang penuh sukacita), aku ditraktir Meryl nonton film Harry Potter 7.2 di Empire XXI. Bersama-sama dengan Pak Wahyu, Bu Cicik, dan kedua anaknya. Datangnya terlambat beberapa menit karena Pak Wahyu kebingungan cari tempat parkir. Maklum, parkir penuh. Puji Tuhan, syukurlah, kami tidak terlalu lama terlambatnya. Nonton film pun dapat berjalan dengan lancar. P

Uneg-uneg Malam Ini, Agak Capek, Kangen... ^^

Sepertinya aku mulai agak lelah. Lelah fisik dan lelah nonfisik. Secara fisik jelas lelah karena jadwal kerja yang sibuk dan padat, bahkan nyaris tanpa libur. Setiap hari harus datang jam 7 sampai jam 2 siang. Belum lagi kalau dijadwal jaga siang atau malam. Terus masih ada jadwal jaga di Wonosari yang tidak tentu harinya. Secara nonfisik lelah karena jadwal yang padat itu membuatku menjadi tidak sempat beribadah di gereja dengan leluasa. Bahkan, kemarin aku terpaksa mangkir dari KTB (kelompok tumbuh bersama) dokter-dokter junior. Terus, PA keluarga muda dan PD daniel yang harus kukorbankan karena ada alasan yang lebih urgent, yaitu kerja. Dan besok Sabtu, yang sedianya akan ada acara Ibadah Raya yang seru dan menyegarkan sepertinya harus pula kukorbankan karena aku harus latihan mengiringi paduan suara Sangkakala. Warning sign mulai menyala berkedip-kedip nih di dalam hati, dalam rohku, yang tidak kasat mata ini. Kalau begini terus, aku bisa ambruk lagi nih. Harus bagaimana ya? Aku ti

Habis Nonton The King's Speech, Ini Dia Oleh-olehnya... ^^

Gambar
Habis nonton film The King's Speech. Minjem di rentalan. Lebih tepatnya: dipinjemkan Mas Cah. Makasih, mas Cah ^^... Karena suasana menonton yang kurang kondusif, di mana fisik yang terlalu lelah sehingga terkantuk-kantuk dan kurang konsentrasi, serta orang-orang satu rumah yang ternyata tidak ada yang kepingin nonton film ini, maka dengan sedih hati aku kurang bisa menghayati film ini dengan baik. Padahal katanya film ini baguuuus sekali. Ya, menurutku juga bagus sekali. Ceritanya sederhana dan menarik. Tentang Duke of York, yang kemudian menjadi King George VI, yang memiliki keterbatasan dalam berbicara di depan umum. Gagap, itulah masalah beliau. Zaman segitu belum ada siaran televisi global, dan sepertinya siaran televisi nasional pun belum ada. Yang ada baru siaran radio. Alkisah, Duke of York diharuskan membacakan pidato di depan publik. Namun sayang, gagapnya itu membuatnya tidak mampu berkata-kata. Sehingga, sang istri dengan tekun dan sabar membantu mencarikan solusinya. S

We Are Different, but We Are One... ^^

Capek dan agak pusing dikit. Itu yang aku rasakan saat ini. Seharian ini dan kemarin aku lumayan sibuk. Sibuk yang produktif. Sibuk di IGD dan sibuk di jalan bersama mas Cah. Untuk kesibukan di IGD sepertinya lain kali saja ya aku ceritakan. Sekarang aku mau sedikit berbagi tentang kesibukanku kemarin bersama mas Cah. Are you ready? Here we go!!! ^^ Biar aku ingat-ingat dulu. Kemarin aku ngapain aja ya...? Hmmm... Ok, kemarin sehabis sibuk di IGD, aku pulang ke rumah Pelem Kecut dijemput mas Cah. Sorenya, aku dan mas Cah jalan-jalan. Tujuan pertama adalah Toko Buku TogaMas di jalan Gejayan. Target operasi adalah mencari majalah Ethical Digest, majalah semijurnal farmasi dan kedokteran. Aku lagi pingin baca-baca sekaligus mengkoleksi majalah tersebut karena sepertinya menarik juga dan aku rasa perlu untuk memperluas pengetahuanku sebagai klinisi. Sayang sekali, setelah putar sana putar sini (dan menahan godaan nafsu membeli buku-buku nontarget ^^) di Togamas, aku tidak menemukan satu pu

Senangnya Hari Ini ^^

Hari ini sungguh luar biasa. Rasanya sungguh senang dan bersemangat. Inikah yang dinamakan sukacita? Inikah yang dinamakan penuh dengan Roh? Sungguh tidak terlukiskan dengan kata-kata. Tapi cukup terkendali, tidak sampai meledak dan membeber ke mana-mana. Inikah yang dinamakan dengan penguasaan diri? Hmmm... puji Tuhan!!! Apa ya rahasianya? Apakah karena aku dan mas Cah selalu membangun hubungan intim dengan Tuhan setiap pagi dengan berdoa dan saat teduh bareng? Ataukah karena aku sedang berada dalam tangan kasih Tuhan? Yang mana pun itu, aku mau bersyukur senantiasa. Syukur pada Tuhan atas berkat dan anugerahNya yang sungguh teramat sangat luar biasa. Dahsyat!!!

God is Good, Rumah Kontrakan Muja Muju ^^

Puji Tuhan! Setelah beberapa waktu lamanya aku dan mas Cah menanti, mencari, dan meminta dalam doa, akhirnya kami mendapat juga jawabannya. Apakah itu? Tidak lain tidak bukan adalah rumah kontrakan. Ya, rumah kontrakan! Lokasinya di daerah Muja Muju. Kesan awal yang kami tangkap adalah: nyaman dan menyenangkan. Yang mengontrakkan pun ramah. Suasana rumah begitu bersih. Kecil, mungil, cuma satu kamar tidur, berlantai teraso yang digosok licin, cat dinding masih bagus, dan tampak terawat dengan baik. Maka, tanpa banyak ba bi bu, aku pun mengiyakan ajakan mas Cah untuk mengambil rumah ini sebagai tempat tinggal sementara pertama kami. Malam ini, sepulang dari njagong mas Hansen dan mbak Novi di Graha Sarina Vidhi, aku dan mas Cah mengunjungi lagi Pak Suyarto (pemilik kontrakan) untuk memberikan uang muka dan beramah tamah. Meskipun sederhana dan tanpa suguhan (hehe), aku sangat menikmati suasana percakapan antara mas Cah dan Pak Suyarto yang sangat cair. Mas Cah memang sangat supel dan lu

Dua Hal Berkesan Hari Ini... ^^

Malam pun tiba. Seharian ini aku mendapat banyak hal mengesankan. Hatiku sangat sangat terinspirasi oleh banyak hal. Dua hal saja yang ingin kubagikan di sini. Yang pertama adalah satu poin yang kucatat baik-baik dari Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS Bethesda Yogyakarta. Poin tersebut adalah "Blame-free culture". Disampaikan dengan sangat apik dan menarik oleh Pak Heri Widiarso, SKep, Ns, MNur dalam materi Patient Safety. Maksud dari poin tersebut adalah sebagai berikut: sekarang bukan lagi waktunya untuk mencari siapa yang salah manakala terjadi suatu temuan dalam patient safety, melainkan mencari di bagian mana yang tidak sesuai. Jadi, jika ada laporan masuk mengenai kejadian tidak diharapkan, misalnya pasien jatuh dari bed, maka tidak lagi dicari-cari siapa yang salah (untuk dihakimi) tetapi dicari mengapa bisa terjadi demikian. Dalam hal ini, sistemnyalah yang dinilai, mengapa bisa sampai terjadi, di bagian mana dalam sistem itu yang memungkinkan kejadi

Sejenak Duduk di Perpus

Duduk duduk di perpus Bethesda siang hari, sembari menunggu waktu jumatan. Hari ketiga pelatihan pengendalian infeksi. Cukup menyenangkan dan memberi kesegaran bagi tubuh dan jiwa. Banyak tersedia makanan enak dan mengenyangkan. Banyak hiburan. Banyak tambahan pengetahuan. Dan yang paling penting, gratis! Lima belas menit lagi acara kuliah akan dimulai lagi. Oleh karena itu, aku hanya akan menuliskan sedikit saja di sini. Perpus. Aku suka perpus. Banyak buku berjejer rapi di rak dan lemari, menunggu untuk dibaca. Bukan aku yang memilih buku, melainkan buku itulah yang memilihku untuk membacanya. Begitu kata-kata dalam sebuah film inspirasional. Dan saat aku duduk-duduk ndomblong begini, aku melayangkan pandanganku ke sekeliling, dari manakah datang panggilanku... ^^ Judul-judul menarik mulai melambai-lambai di depan mataku... ada yang tentang sejarah, kesenian, agama, pastoral, kerohanian... yang manakah yang akan kubaca nantinya, aku belum tahu... kapan dan di mana juga, masih misteri

menjelang siraman

Detik-detik menjelang acara siraman. Belum mandi. Belum siap-siap. Sedang asyik membaca-baca tulisan di blog (blogwalking), di FB, di buku. Sekedar untuk membuat sibuk isi kepala supaya jangan kosong melompong. Belum pula berdoa menenangkan diri, mengambil sikap-waktu-tempat khusus. Padahal sebentar lagi bakalan sibuk, menjadi pusat perhatian. Setelah menuliskan tulisan ini aku berjanji untuk segera mandi dan siap-siap. O iya, ada satu tugas lagi. Aku harus menuliskan tulisan buat Yoyo. Ok deh... sampai di sini dulu ya... ^^

Kegelisahan dalam Obrolan

kegelisahan... kembali terasa... dalam hatiku... Apa yang kamu inginkan? Yang kuinginkan adalah mengerjakan apa yang sungguh-sungguh kusukai. Kalau toh itu tidak terwujud, maka setidaknya aku bisa menyukai apa yang kukerjakan sekarang. Mustahilkan, Bapa? Sudahkah? Belum. Belum terasa... atau aku yang belum menyadarinya. Mungkin aku masih terpaku pada masa lalu dan masa depan, Bapa... penyesalan-penyesalan masa lalu dan ketakutan-ketakutan terhadap masa depan... Apa yang kamu cari? Aku sedang mencari kepenuhan hidup seperti yang Engkau pernah katakan berulang kali... hidup yang bebas dan belenggu kekuatiran... hidup yang bebas dari cengkeraman kesia-siaan... Kekuatiran dan kesia-siaan boleh saja masih merongrong/menerorku, Bapa, tapi setidaknya mereka tidak lagi menduduki singgasana hatiku... Perjuangan terus-menerus melawan intimidasi mereka mungkin tidak akan pernah berakhir. Apa yang kamu kuatirkan? Aku kuatir... kalau aku kalah... kalau aku berakhir tragis... kalau aku kehilangan ha

Hikmah dari Turba ^^ Amazing ^^

Selamat pagi, Bapa... Terima kasih seribu! Terima kasih untuk pengalaman turba ke bantaran kali Code kemarin. Terima kasih untuk acara jalan-jalan ke sana ke mari bareng mas Cah. Terima kasih untuk sentuhanMu melalui karya tulis Romo Mangun yang membuka hati dan pikiranku sehingga tumbuh kasih dan semangat sosial. Horisontal melengkapi vertikal sehingga sempurnalah "salib" kasihMu. Terima kasih untuk revolusi hatiku yang terus Engkau kerjakan, Bapa. Setelah turba kemarin, aku jadi makin bersemangat menyongsong hidup omah-omah bareng mas Cah. Tidak ada ketakutan atau pun keraguan. Aku akan makin banyak kesempatan untuk turba, mengidentifikasikan diriku dengan mereka yang ada di "bawah", merakyat. Aku ingin menghayati hidup seperti yang pernah dihayati oleh orang-orang berjiwa besar lainnya, yang sebenarnya punya kesempatan untuk "naik terus sampai ke puncak" tapi lebih memilih "turun ke bawah". Di antara orang-orang berjiwa besar tersebut terdapat

Turun ke Bawah

Turun ke bawah... turun... turun... lihat dunia sekitar... betapa indahnya... betapa hangatnya... betapa mesranya... bapak ibu anak-anak... dalam lingkungan rumah yang hangat... penuh kasih sayang... canda tawa... sungguh tiada terukur dengan harta... keramahan dan ketulusan ada di sana... melimpah ruah seperti limpahnya air sungai Code... meskipun sempat harus mengungsi menyelamatkan diri... rumah tergenang pasir lumpur air sungai... harta benda harus ditinggal demi jiwa... masih tersisa jejak-jejak lahar dingin... mengubur rumah-rumah sampai setengah... tapi saat ini keceriaan telah kembali... ketakutan masih membayangi... tapi tadi tidak kurasakan sengatnya... kasih yang sempurna telah mengalir... mengusir semua bentuk ketakutan... sungguh pengalaman yang berharga.,, turun... turun... turun ke bawah... terima kasih Tuhan... Puisi ini terinspirasi oleh pengalamanku sore malam ini saat pergi ke bantaran kali Code untuk mengurus administrasi buat nikah besok. Maklum, KTP ku KTP Kotaba

Kegelisahanku Kemarin, Jujur tapi Sakit... T_T

Selamat sore, Bapa... Aku harus menuliskan ini sebelum aku curhat-curhat sama orang lain, Bapa. Meskipun berat rasanya, aku harus menyampaikan terlebih dahulu isi hatiku kepadaMu. Urgent banget. Ya, ini penting sekali. Begini... Tadi waktu "nggak sengaja" baca-baca jadwal jaga di BP Wonosari, aku menemukan hal yang menggelitik hatiku. Di lembaran kosong, tertulis namaku (dr Yohana) dan angka-angka 7 deret dimulai dari angka 5, 8, 13, dst. Di atasnya tertulis "Juli 2011". Cukup mencurigakan, bukan? Aku pikir apa mungkin ini jadwal jagaku? Kok cum aku sendiri yang ditulis? Aneh, bukan? Kemudian, aku tanya ke Pak Budi dengan sopan dan ramah. Kata Pak Budi, itu memang benar jadwalku di bulan Juli. Aku tanya, kenapa cuma aku sendiri yang ditulis? Kata Pak Budi lagi, untuk mengatur jadwal perawat yang jaga malam. Khusus yang jaga aku, perawat yang jaga malam harus 2 orang. Kalau yang lain nggak perlu. Dah, aku nggak bertanya-tanya lagi. Langsung diem dan berpura-pura sant

Sekelumit Kesan Tentang Burung Burung Manyar ^^

Gambar
Akhirnya roman "Burung-Burung Manyar" sudah selesai aku baca dengan seksama. Kesan yang kudapat? Awal-awalnya sih dimulai dengan keriangan dan kegembiraan yang penuh romantika. Kemudian di pertengahan cerita berjalan dengan penuh makna. Tidak terasa kalau perjalanannya panjang dan berliku karena Romo Mangun menuliskan alur ceritanya diselingi wawasan-wawasannya yang sangat dalam tentang kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat. Yang bikin cerita roman ini makin terasa dalam mengiris adalah akhir cerita yang menurut psikologi populer tidaklah happy ending, karena kedua tokoh utama (Teto dan Atik) tidak bersatu sebagai suami istri. Malah, salah satu di antara mereka "dimatikan" oleh Romo Mangun dengan indahnya. Setelah membaca habis roman tersebut, aku cukup merasa kesepian. Jadi bertanya-tanya apakah itu juga yang dirasakan oleh Romo Mangun? Kesepian di tengah-tengah indahnya karya ciptanya. Memang indah dan manis kisah Teto dan Atik dalam roman ini, tapi sangat

Where Is My Sweet Spot?

Bapa, kembali aku mempertanyakan lagi akan visi hidup, arah tujuan, my SHAPE, my sweet spot, my passion. Sungguhkah menjadi SpKJ kelak merupakan panggilanMu atasku? Atau itu cuma kamuflase semu untuk memberikan ketenteraman palsu saat ini? Apakah aku sedang pergi menjauh dari rancanganMu? Bagaimana caranya supaya aku menemukan tujuan spesifik hidupku? Aku percaya, Bapa, bahwa Engkau saat ini bersamaku, dan aku bersamaMu. Engkau tidak pernah dan tidak akan pernah meninggalkanku kebingungan seorang diri seperti anak hilang di keramaian. Karena Engkau besertaku, maka aku pun tenang. Aku tidak panik atau gelisah. Cukupkah aku percaya saja, pasrah bongkokan, kepadaMu tanpa tahu hendak ke mana Engkau membawaku? Perlukah aku mengetahui tujuan hidupku secara spesifik itu atau tidak? Apakah aku hanya perlu berjalan selangkah demi selangkah meraba-raba dalam pencarian akan visi dan tujuanku? Hmmm... cukup berat dan sulit juga merumuskan kegelisahan hatiku dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan di at

Disturb Your Friends ^^

Kakakku pernah menulis status di FB yang mengatakan bahwa "peraturan dalam pertemanan: ganggulah temanmu sebanyak mungkin", kurang lebihnya begitu. Pernyataan itu senada dengan pesan yang pernah disampaikan oleh Mbah Edy waktu PA dewasa muda. Pesannya adalah: jangan punya prinsip "tidak mau mengganggu karena tidak ingin diganggu". Maksudnya, sebagai manusia yang adalah makhluk sosial, seharusnya kita hidup srawung dengan orang lain. Salah satu bentuk srawung adalah dengan "mengganggu" orang lain, jangan pasif. Salah besar jika kita bersikap acuh tak acuh terhadap orang lain di sekitar kita dengan alasan "tidak mau mengganggu dan diganggu". Wew, Bapa... prinsip yang sangat jauh dari kebiasaanku selama ini. (Mungkin) aku terlalu asyik dengan diriku sendiri sehingga lupa akan orang-orang lain di sekitarku. Aku tidak menegur/"mengganggu" mereka, mereka pun tidak menegur/"mengganggu"ku. Lama kelamaan aku terbiasa hidup solitaire da

Suatu Siang di BP Wonosari ^^

Selamat pagi jelang siang, Bapa... Kembali aku jaga di BP Wonosari. Tidak bisa lepas bebas nih perasaanku. Meskipun lagi sepi nggak ada pasien, aku tetap merasa tegang dan waspada, siap-siap kalau-kalau ada pasien yang gawat datang. Membaca dan menulis pun tidak bisa lepas dan lega. Yah, inilah konsekuensi dari pilihan-pilihanku. Konsekuensi dan pilihan mengapa aku mengambil profesi ini dan terjun dalam lapangan pekerjaan ini. Aku patut bersyukur, Bapa, karena sebenarnya pekerjaan apa pun itu pasti ada beban-beban tersendiri yang menyertainya. Kalau aku merasa berat seorang diri di sini, itu karena aku masih belum memperluas wawasanku. Sebenarnya aku maish bisa membuka cakrawala hati dan pikiran dengan salah satunya mengajak ngobrol orang-orang yang ada di dekatku saat ini. Misalnya, perawat. Aku bisa berbagi beban dan sukaccita kerja dengan mereka. Atau pasien dan keluarganya. Aku bisa membuka mata bahwa ternyata ada orang-orang lain yang jauh lebih terbeban dan tegang daripada aku se

Komitmen dan Tekad Hati ^^

Bapa, aku berkomitmen untuk tidak ikut-ikut menghujat ataupun mengkritik siapa pun dengan tidak adil. Aku bertekad untuk belajar dari siapa pun juga. Aku berketetapan hati untuk menarik saripati hikmat dari hidup orang lain, siapa pun itu. Roh Kudus, Engkaulah guruku, Engkaulah pembimbingku, Engkaulah penyelamatku! Ajarlah aku seluruh kebenaranMu. Berikanlah padaku sudut pandangMu. Biarlah aku bertumbuh di dalam pengenalan yang benar akanMu. Aku mau hidup sesuai janjiMu, Matius 6:33. Bapa, segala tulisan, kata-kata, ucapan, dan doaku tidak mampu merangkum seluruh gejolak hatiku yang dipenuhi kerinduan akanMu dan seluruh kebenaranMu. Terima kasih, Bapa, buat apa yang kurasakan saat ini. Hasrat yang terdalam hanyalah semakin dalam menyelamiMu. Aku tik akan pernah bosan minum dari air sungai kehidupanMu. Perkataan-perkataanMu sungguh hidup di dalamku. Hebat sekali, Engkau sungguh hebat, Bapa! Senang sening! Kenyang kenying! Aku masih ingin "bercakap-cakap" denganMu, Bapa! Aku ma

Terinspirasi oleh Karya Romo Mangun ^^

Selamat pagi dini hari, Bapa... ^^ Ada begitu banyak yang ingin kusampaikan kepadaMu, Bapa... Beribu kesan yang timbul dalam hatiku hari ini setelah aku mengkhatamkan membaca tulisan-tulisan Romo Mangun dalam buku "Esei-Esei Orang Republik" itu. Sungguh luar biasa! Romo Mangun sungguh cerdas, bernas, otentik, dan inspiratif, Bapa! Sungguh sulit dipercaya bangsa Indonesia ternyata mempunyai seorang pribadi pemikir dan aktivis yang sekaliber Romo Mangun! Aku perlu lebih banyak lagi melahap karya-karya tulis beliau, Bapa! Bertambah satu lagi bacaan-bacaan wajibku. Orang-orang yang begitu luar biasa, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, telah memperkaya batin dan wawasanku melalui tulisan-tulisan mereka. Syukur kepadaMu, Bapa! Sungguh luar biasa Engkau! Ada begitu banyak harta rohani yang terpendam di buku-buku karya orang-orang besar (jiwanya), yang menunggu untuk kugali. Syukur kepadaMu, aku menemukan beberapa sumber yang sarat akan hikmat dan pengetahuan. Tujuank

Chatting dengan Yayan ^^

Gambar
Penyertaanmu Sungguh Agung Tuhan… Keagungan-Mu pelita bagi jalanku Kebesaran-Mu …, membuat aku takjub Walaupun terdengar derapan kuda Aku tidak takut karena engkau ada Saat-saat yang menakutkan Engkau hadir menggendongku Walaupun gelap menghalangiku Engkau melindungiku Tuhan… Engkau mengulurkan tangan dengan kasih Engkau s’lamatkan aku dari bahaya maut Sungguh, penyertaan-Mu, luar biasa Aku hanya dapat mengucapkan terima Kasih Bapa Ku berjalan sejauh apa pun …. Tuhan. Engkau tetap tersenyum dan menyertaiku… Walaupun aku sesat, Engkau membimbingku Ya….. benar . Engkaulah Bapaku, Tuhan Karya Yayan amin bguz gak mbak???????????? sip sip, bagus... tugas sekolah? hehehhe iya wew seperti tulisan2 mazmur yg buat aku sendiri lho... sip sip kembangkan terus hehehehehe 1:45pm latar belakang atau cerita di balik tulisannya... adakah? ( send as a message ) Your chat message wasn't sent because Yayan Red Devi's is offline. Yayan is offline.

Hikmah dari Gondongen... Thank God... ^^

Gambar
Ternyata sakit itu nggak enak. Iya, nggak enak. Pikiran jadi mudah konslet. Hati jadi gampang panas. Emosi jadi labil. Belum lagi adanya masalah-masalah psikis yang mewujud dalam keluhan-keluhan fisik, alias psikosomatis. Padahal ini sakitnya tergolong "ringan", yaitu gondongen... atau istilah kerennya: parotitis. Bukan sakit berat atau parah semacam kanker. Masih taraf ringan yang dapat disembuhkan dengan obat dan cukup istirahat, apalagi jika ditambah dengan doa dan kasih. Tapi justru karena dianggap remeh itulah bahayanya. Kita jadi kurang waspada. Kurang sigap menjaga hati dan pikiran sehingga mudah jatuh dalam kemarahan yang tidak pada tempatnya. Kemarahan yang terpendam dan tidak disadari itu biasanya mewujud dalam bentuk sakit kepala, nggliyer, perasaan tidak enak badan seperti mau muntah. Pokoknya serba tidak nyaman deh. Ini yang kualami hari-hari ini. Beberapa hari terakhir ini aku mengalami sakit gondongen. Nggak terlalu parah sih. Paling parah juga cuma panas dua k

Pembelajaran

Selamat pagi, Bapa... Terima kasih sudah membangunkanku pagi-pagi sekali sehingga aku beroleh waktu yang cukup banyak untuk mencari wajahMu, bersekutu denganMu, sekedar duduk diam di hadiratMu. Terima kasih, Bapa, buat kesehatan yang berangsur-angsur mulai pulih. Terima kasih buat semangat dan pikiran positif yang senantiasa memenuhi hati dan pikiranku sehingga aku dimampukan melalui hari demi hari bersamaMu. Di dalamMu aku aman... BersamaMu aku sanggup gambaru... Haleluya!!! Masih panjang perjalanan hidupku, Bapa... Perjalanan menuju rumahMu... menuju tempat perhentian yang kekal... Di sanalah aku bisa benar-benar "beristirahat", menikmati segalanya tanpa tekanan... Sungguh mulia hari itu, Bapa... Aku menanti-nantikanMu... dan selama menunggu, aku mengisi hidupku dengan berbagai hal pembelajaran... here we go!!! Aku belajar untuk menikmati hidup yang berkemenangan dan penuh makna bersamaMu... Proses-proses kehidupan yang pahit dan manis seperti coklat terus-menerus kulalui..

Fajar Pengaharapan Kemenangan ^^

Selamat pagi dini hari, Bapa... Terima kasih untuk apiMu yang kembali membakar hatiku... Di tengah kondisi hati yang bimbang, aku memilih untuk meneguhkan hatiku... Aku menolak untuk hanyut larut dalam belas kasihan yang tidak sehat terhadap diri sendiri. Dan akhirnya, Engkau beri aku kemenangan! Haleluya!!! Aku menang atas pencobaan... Aku menang atas sikap mental yang lembek... Aku menang atas sikap mellow yang selama ini kubenci... (Puji Tuhan, aku nggak jadi seperti tokoh-tokoh sinetron yang lebay alay jablay melownya ^^) Terima kasih, Roh Kudus... berkatMu, aku sanggup mengalami terobosan pribadi... Sungguh kemenangan yang patut dirayakan! Pasti bukan manik, apalagi depresi! Amin! Kita lebih dari pemenang! Sebab janjuMu ya dan amin, Bapa. Sungguh terbukti! Haleluya! Segala kemuliaan hanya bagiMu!!! Terima kasih, Tuhan Yesus... Sahabat sejatiku dan gembalaku yang agung! Without You, I am nothing Lord! Dunia boleh berkata macam-macam dan meremehkanku... tapi bersamaMu, aku pasti bis

Gambaru... Gambaru...

Selamat malam, Bapa... Gambaru... gambaru... itu yang terngiang-ngiang di kepalaku saat ini... aku nggak boleh melow, minder, down, dan patah semangat! Pengalaman malam ini menunjukkan betapa aku masih harus banyak sekali belajar! Aku harus belajar bersikap tegas, berkomunikasi dengan mantap, sehingga kerja tim bisa efektif dan efisien. Nggak boleh ada akar pahit yang tumbuh di hati! Sucikan dan murnikan hatiku, Roh Kudus... Tambahkanlah kapasitas otakku yang segedhe bakpao ini... Gambaru... gambaru... ingat Yusuf PL dan Daniel! Mereka tetap bertekun dan mengusahakan yang terbaik meskipun tidak berada di tanah perjanjian. Yusuf menjadi berkat di Mesir dan Daniel menjadi berkat di Babel. Apa pun yang terjadi, mereka tetap menjaga hati dan pikiran fokus padaMu, Bapa... Gambaru... gambaru... tidak ada waktu untuk mengasihani dan menangisi diri sendiri... mari tunjukkan bahwa kita bisa! kita lebih dari pemenang! Bukankah ada Roh Kudus di dalamku? Awan para saksi pasti sedang bertempik sora