Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Buku Bekal Bicara

Dengan berbekal buku "Cara Berbicara kepada Setiap Orang dalam Setiap Situasi" yang kupinjam dari perpus, aku melangkah mantab menyambuat hari. Khusus hari ini, aku menyiapkan diri untuk rakor IRNA. Agenda sudah siap, semoga rakor berjalan baik. Sebenarnya, aku ingin rakor berjalan dengan sesuatu berisi 'lebih', tidak sekadar sosialiasi atau berbagi informasi. Aku membayangkan bisa memimpin rapat secara dinamis, tidak monoton. Lebih dari memimpin rakor rutin, aku merasa tugasku sebagai KaIRNA masih kurang dari harapan. Fungsi perencanaan dan koordinasi masih jauh di bawah standard. Komunikasi menjadi ganjalan utama. Aku terlalu irit kata, sering tidak tahu apa dan bagaimana menggali informasi. Itulah sebabnya aku meminjam buku "cara Berbicara" tersebut. Aku harap bisa mempraktekkan sedikit tips dari buku. Sedikit saja sudah cukup. Mari melanjutkan hidup.

Cerita Minggu Pagi (1)

"Tuhan, tolong papa supaya menemukan dompetnya yang ketlingsut ," batinku pagi ini saat mau berangkat ke gereja. Keberangkatan kami tertunda karena papa sibuk mencari dompetnya. Dicarinya di mana-mana tapi belum ketemu. Aku menyarankan untuk mencari di celana panjang yang terakhir dipakainya, barangkali ada di kantong belakang, seperti biasanya. Aku dan Asa berdiri menunggu di carport  rumah, sementara papa Cahyono masuk kembali ke dalam rumah mencari-cari. Saat itulah aku berpikir untuk memanjatkan doa singkat dalam hati supaya papa segera menemukan dompetnya, tanpa ada rasa kesal yang merusak suasana, dan kami tidak terlambat ke gereja. Doa sederhana dan amat remeh itu pun terjawab dengan ajaib, setidaknya bagiku. Papa menemukan dompetnya lengkap dengan isinya. Tapi kulihat ada air yang menetes-netes dari dompet dan isinya itu. "Ketemu di mana, Pa?" "Mesin cuci," jawabnya singkat.

Nasihat Ibu

Saat kuliah dulu, ibu menasihatiku untuk fokus menghadapi kenyataan yaitu belajar dan jangan terlalu banyak bermain (baca: berkegiatan di luar kuliah). Padahal, ibu tidak tahu kalau aku membutuhkan sistem penopang hidup supaya aku sanggup menghadapi kenyataan. Bagiku (waktu itu), kenyataan yang datar dan membosankan berupa belajar materi kuliah dapat disemarakkan dengan mengikuti acara persekutuan bersama teman-teman di luar lingkungan kampus. Ibarat anestesi (pembiusan) yang diperlukan supaya operasi dapat berjalan dengan aman dan lancar, itulah yang selama sekolah kujalani. Seperti lauk pauk yang mengiringi makanan pokok supaya tidak hambar, demikianlah makna hidup persekutuan di samping kuliah bagiku. Bukan substitusi, melainkan komplementer. Namun itu dulu. Dan sejarah hidupku mengatakan hal yang menarik. Kini aku kuliah lagi, dan nasihat ibu jarang kudengar karena aku jarang mengkomunikasikannya. Situasi agak berbeda karena kini aku tidak lagi sendiri, ada papa Cahyono dan ana

Highlight

Menurut kamus Oxford Advanced Learner, highlight  diartikan sebagai berikut: (n) the best, most interesting or most exciting part of something; (usually plural) the light or bright part of a picture or photograph; (v) to give special attention to something; to emphasize something; (v) to use a special coloured pen to mark part of a text Kata highlight muncul dalam benakku hari ini karena beberapa hal berikut ini. Saat aku membaca Alkitab, aku mendapati betapa luas dan dalam isinya. Semua hal di dalamnya begitu indah dan penuh makna. Namun pada saat-saat tertentu, aku memerlukan adanya fokus pada hal-hal tertentu. Hal ini seperti jenis makanan tertentu yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu pula. Itulah sebabnya ada buku-buku renungan singkat, artikel-artikel pendek, atau catatan ringkas yang mengangkat satu tema. Dengan merenungkan bagian Alkitab yang sudah ditentukan untuk satu hari atau satu waktu, pikiran jadi lebih fokus dan lebih mudah mengaplikasikannya dalam kegiata

Cerahnya Hari Ini

Pagi hingga siang hari di tempat kerja kulalui dengan penuh kegembiraan. Setelah beberapa waktu lamanya aku mengalami perasaan rendah diri, marah-marah tidak karuan meskipun dalam hati, rasanya dua tiga hari ini aku dihadiahi perasaan yang positif, amat sangat positif. Apakah penyebabnya?Apakah ini murni karena mood swing? Ataukah ini efek dari hal-hal kecil bernilai kekal yang kulakukan sebelumnya? Bisa jadi dua-duanya. Yang jelas, aku sangat bersyukur untuk hari yang cerah dan menyenangkan ini. Karena tidak setiap hari aku mengalami, maka patutlah untuk kuabadikan di sini. Mari kita daftar satu per satu faktor-faktor yang berkontribusi mencerahkan suasana hatiku hari ini. Ikut serta pelayanan kesehatan di gereja Memulai hari dengan bersaat teduh Memenuhi hati dengan perasaan syukur Menjalankan tugas pekerjaan dengan penuh tanggung jawab Mengenyahkan pikiran negatif terhadap orang lain Ikut tertawa bersama papa dan Asa Menikmati suasana di tengah-tengah keluarga kecil bahag

Macet, Sembelit

Setelah sekian lama absen menulis, rasanya kok ya sulit sekali mau menulis sesuatu, bahkan yang paling sederhana sekali pun. Padahal, rasanya sudah pingin sekali mengekspresikan isi hati dan pikiran. Seperti lapar dan haus akan sesuatu yang amat sangat berharga tetapi macet di tengah perjalanan. Atau seperti sudah kebelet pingin buang air besar, tapi ternyata mengalami sembelit.