Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Baca Buku "Dipanggil Untuk Peduli" yuk... ^^

Gambar
Aku sedang membaca buku "Dipanggil untuk Peduli--Suatu Theologi Keperawatan Kristen" karya Judith Allen Shelly dan Arlene B. Miller. Buku terjemahan dengan judul asli " Called to Care: A Christian Theology of Nursing " ini sangat menarik bagiku. Panjang, lebar, dalam, dan sangat berbobot. Lepas dari kualitas penerjemahan yang menurutku masih belum sempurna (maaf buat tim penerjemah), aku sungguh merasa tersentuh dan kagum dengan dinamika keperawatan Kristen yang dipaparkan dengan amat bagus. Ibu Judy dan Ibu Arlene membagikan pandangan dan pengalaman mereka bekerja sebagai perawat Kristen yang menghayati pekerjaan profesional mereka sebagai perawat sekaligus menghayati iman mereka kepada Tuhan. Wawasanku jadi sedikit bertambah, khususnya dalam bidang keperawatan Kristen. Aku baru tahu kalau sejarah keperawatan itulah yang lebih bersifat Kristiani dibanding sejarah kedokteran/medicine. Keperawatan itu, menurut buku ini, timbul dari praktek menerima dan memelihara ora

Once Upon A Time In My Life... About Dikte...

Ada satu kejadian yang masih aku ingat waktu aku kelas satu SD. Kejadian itu adalah ketika guruku, Bu Kapti namanya, sedang mengajari kami siswa-siswa kelas satu SDN Ungaran I Teladan Yogyakarta (hehe, ngujub... ^^) pelajaran "dikte". Maksudnya, Bu Kapti membacakan suatu kalimat sederhana, kemudian kami para murid yang masih lugu dan polos ini diwajibkan menuliskan kalimat tersebut dengan baik dan benar. Hadiahnya adalah mendapat nilai bagus. Benar-benar sistem pembelajaran yang menurutku kurang mendidik (maaf, Bu Kapti). Karena, kami dibentuk untuk begitu saja menuruti apa kata orang tanpa diperbolehkan membantah atau bertanya, hanya demi nilai bagus. Ke depannya, nggak heran kalau mentalitas bangsa ini pada umumnya hanya bersikap "Yes Mam, Yes Sir" tanpa pernah mempertanyakan suatu perintah dengan kritis, sekali lagi hanya demi penilaian atau upah semata. Kembali ke kelas Bu Kapti waktu itu. Yang bikin aku terheran-heran, aku ingat pernah dua kali tidak melakukan

Insomnia? ^^

Insomnia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, artinya adalah "keadaan tidak dapat tidur karena gangguan jiwa". Bagaimana seseorang dapat mengalami insomnia? Menurut Wikipedia, insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang utuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Keterangan mengenai insomnia secara klinis, sebab-sebabnya, dan bagaimana cara menanganinya secara medis dapat dicari di berbagai sumber. Silakan mencari sendiri. ^^ Yang ingin saya bagikan di sini mungkin belum pernah atau jarang disampaikan oleh kebanyakan pakar insomnia. Jadi, izinkanlah saya yang belum begitu berpengalaman ini untuk membagikan apa yang saya ketahui dan percayai berkaitan dengan insomnia. Mohon maaf kalau tidak sesuai dengan harapan dan keyakinan Anda. Ok. Pernahkah Anda mengalami insomnia? Saya yakin sebagian besar dari Anda setidaknya pernah mengalaminya, minimal sekal

IGD oh IGD... ^^

Pekerjaan melayani pasien di IGD itu sungguh tidak ringan. Dibutuhkan energi ekstra. Coba bayangkan. Menghadapi berbagai macam manusia dengan karakternya masing-masing. Masih lebih mending kalau menghadapi manusia dalam kondisi terbaiknya, seperti ketika sedang berpesta. Tapi ini rumah sakit. Orang yang datang mayoritas adalah para pasien dengan masalah kesehatannya masing-masing. Orang yang sedang sakit tentu tidak dalam kondisi prima. Dalam kondisi yang sakit dan menderita, manusia cenderung untuk menampakkan karakter mereka yang "sebenarnya". Dalam kondisi biasa yang normal, manusia dapat menahan keburukan-keburukan mereka sehingga mampu menampilkan sisi terbaik dari karakternya. Misalnya, seseorang dapat menunjukkan kesabaran dan kebaikan hati dengan menekan ego atau kemarahannya saat dia sedang dalam kondisi yang biasa-biasa saja. Tapi dalam kondisi sakit atau menderita, orang yang biasanya ramah dan sabar tiba-tiba berubah 180 derajat menjadi pemarah dan tidak ramah. In

Holistik dalam Pelayanan Kesehatan... Sekedar Uneg-uneg... ^^

Holistik. Kata yang cukup akrab di telinga kita. Mendengar kata ini, dalam bayangan saya selalu muncul gambaran tentang pelayanan yang holistik. Pelayanan dalam bidang apa saja, entah itu keagamaan, kesehatan, pendidikan, saat ini sedang gencar-gencarnya mencanangkan kata "holistik". Bukan sekedar kata. Holistik mengandung makna menyeluruh, mencakup semua aspek, baik itu jasmani maupun rohani. Dalam bidang kesehatan, pelayanan yang holistik tentu saja mencakup pelayanan dari segi fisik, sosial, maupun spiritual. Pelayanan yang holistik ini mencoba menjawab kekurangan atau kelemahan dari bentuk pelayanan kesehatan ala barat yang lebih mementingkan sisi jasmaniahnya saja. Kebudayaan dan pola pikir mayoritas masyarakat dunia barat terlalu condong ke segi fisik material saja sehingga tidak dapat mengakui adanya realitas spiritual yang mempengaruhi hidup manusia. Manusia hanya dipandang sebagai makhluk jasmaniah saja. Sisi rohaniah tidak diperhatikan karena dianggap tidak logis da

Ikut Sekolah Menulis Nih Ceritanya... ^^

Fiuh... puji Tuhan haleluya... habis bikin dua renungan singkat untuk kukumpulkan Sabtu minggu depan di kelas menuis renungan. Untuk sementara sepertinya nggak begitu sulit atupun rumit. Cukup ketak ketik singkat sambil menuliskan kembali uneg-uneg berupa cerita kehidupanku yang nggak terlalu muluk. Setelah ketemu temanya, baru aku mencari perikop Alkitab yang pas. Yah, memang kebalik dari cara yang dianjurkan oleh Pak Zega tadi siang. Seharusnya, renungan itu dibuat dengan cara menyesuaikan ilustrasi dengan perikop Alkitab, bukan sebaliknya. Tapi bagaimana ya... aku gak tahu mau nulis bagaimana lagi... ya maaf deh... namanya juga lagi belajar... semoga gak sia-sia. Bukan dimuat atau tidak dimuatnya, melainkan kepuasan hati setelah menuliskan renungan atau buah pikiranku itulah yang terpenting. Bukan pula uang atau honor yang bakal diperoleh, melainkan bagaimana tulisan itu bisa berdampak bagi yang membaca, itu yang terutama. Yah, itulah yang sedang kualami hari ini. Sedikit euforia me

Sedikit Cerita tentang Dunia Tidak Kasat Mata... ^^

Banyak cerita tentang hantu atau makhluk-makhluk tak kasat mata. Di rumah, di sekolah, di kantor, di rumah sakit. Di mana-mana. Tak terkecuali di RS Bethesda di mana aku setiap hari wira-wiri ini. Kemarin aku mendengarkan sebentar obrolan asik dengan Bu Cicik, perawat ruang E, istrinya Pak Wahyu, tentang pengalaman-pengalamannya dengan dunia lain. Ternyata Bu Cicik lumayan sering diberi penampakan atau sejenisnya ketika beliau bertugas. Ada yang berupa penampakan pocong, ada juga yang berupa bau bunga melati atau pandan. Kalau bau melati yang harum banget itu tandanya ada yang mau meninggal, biasanya pasien atau orang yang dikenalnya, begitu cerita Bu Cicik. Seru sekali mendengarkannya sehingga aku betah mendengarkan berlama-lama sampai-sampai follow up pasien pun aku lama-lamain supaya bisa terus mendengarkan. Hehe. Ada cerita tentang telepon dari ruang E yang meminta dikirim tabung oksigen, ternyata tidak ada orang yang menelepon. Ada lagi cerita tentang pasien yang dikunjungi "

Seni Menjadi Pasien

Bukan hanya dokter saja yang perlu belajar "seni menjadi dokter"... Menjadi pasien pun ada seninya... Lho, seni menjadi pasien? Seperti apa ya itu? Hehe... meskipun aku bukan pakar ilmu seni atau psikologi, aku mau mencoba mengutarakan pandanganku tentang ini... jadi, mohon maaf kalau apa yang aku tuliskan ini banyak ngawurnya ^^. Menjadi pasien tentu bukanlah keinginan dari manusia pada umumnya. Karena menjadi pasien itu berarti menjadi sakit atau tidak berdaya. Dalam kondisi sakit dan tidak berdaya itu, orang mendapat status sebagai "pasien" manakala dia meminta pertolongan profesional dokter atau ahli penyembuhan lainnya. Dan sebagai pasien, seringkali mereka yang sakit itu berada atau ditempatkan di posisi yang lebih rendah daripada dokter atau ahli penyembuhannya. Meskipun sekarang orientasi pelayanan kesehatan sudah beralih ke pasient safety dan sejenisnya, tetap saja posisi pasien masih di bawah posisi dokter atau ahli penyembuhan berdasarkan pengetahuan dal

Seminggu di SMF Interna, Ini yang Aku Dapatkan... ^^

Seminggu mengikuti dr. Sapto di polikilinik interna dan visite di bangsal2 RS Bethesda ini memberiku beberapa inspirasi untuk menuliskan tentang sesuatu. Salah satunya adalah mengenai hubungan dokter dengan pasiennya. Hubungan dokter dengan pasien ada banyak jenisnya. Ada yang murni hubungan terpetik, ada yang bercampur dengan persahabatan/pertemanan, dan ada juga hubungan yang memanfaatkan. Hubungan yang murni terapetik antara dokter dan pasien adalah hubungan yang standar terjadi di lingkungan medis klinis. Dokter hanya berperan sebagai agen dan pasien sebagai klien. Tidak lebih dan tidak kurang. Di luar ruang praktek tidak ada lagi hubungan apa-apa. Bisa dikatakan, hal ini merupakan sikap profesional yang umum yang sudah seharusnya ada pada dokter terhadap pasien-pasiennya. Dalam hubungan ini, pasien datang dengan membawa keluhan2 mereka untuk dikonsultasikan dengan dokter, kemudian dokter menganalisa-memeriksa-mendiagnosa-memberi terapi atau konsultasi, setelah itu selesai. Tidak a

Ribetnya Persiapan Pernikahan

Ribetnya mempersiapkan pernikahan... apalagi di Indonesia, khususnya di Jogja... di sini, pernikahan bukan hanya sekedar mempersatukan dua orang yang berbeda saja, melainkan juga dua keluarga... keluarga besar, lagi... wew... baru dalam persiapan saja sudah terlihat dan terbayang betapa merepotkannya... belum beaya yang nanti bakalan dikeluarkan... kalau dipikir-pikir, boros juga ya... "cuma" mengumumkan pernikahan saja kok ribetnya setengah mati... sepertinya sayang ya membuang-buang uang hanya untuk hal-hal yang tersier... tapi, sekali lagi tapi, tidak bisa disimplifikasikan demikian juga... Pernikahan merupakan salah satu peristiwa dalam hidup manusia yang menunjukkan kebesaran Tuhan di mana manusia belajar bahwa jalan Tuhan tidak terselami... Di samping kelahiran dan kematian, pernikahan merupakan "misteri Ilahi" yang sering menimbulkan perasaan kagum, heran, dan takjub... bagaimana bisa seorang laki-laki bertemu dengan seorang perempuan kemudian mengikat janji

Dari Sinetron Aku Belajar Toleransi... ^^

Sinetron yang tidak aku suka selalu mengisi ruang keluarga rumahku setiap sore sampai malam hari. Dengan musik yang asal genjreng dan cerita yang tidak karuan (menurutku), sinetron2 itu membombardir rumahku. Aku sudah nggak pernah lagi ngikutin segala macam sinetron Indonesia sejak... sejak kapan ya? Yah, pokoknya sudah lama lah... Meskipun demikian, tetap saja sinetron2 nggak mutu (menurutku) itu selalu merajai jam2 belajar masyarakat. Padahal aku dan kakakku sudah nggak pernah menontonnya. Tapi ternyata masih ada juga orang2 yang suka dengan sinetron2 seperti itu. Di rumahku saja ada dua pengikut setia sinetron2 nggak jelas (menurutku) di satu stasiun TV swasta ternama. Mereka adalah ibu dan Lek Sar, dan kadang2 bapak juga. Entah apa motivasi mereka menontonnya. Yang jelas, selalu saja mereka rame atau ribut sendiri waktu menonton sinetron. Seolah-olah mereka merasa lebih pintar dan lebih tahu bagaimana jalan cerita sinetron yang ditonton itu seharusnya. Berisik sekali deh kalau Lek

Berkat dari Workshop Penulisan dan Jurnalistik

Haleluya... Puji Tuhan... ibu ternyata mendukungku untuk ikut Sekolah Penulisan dan Jurnalistik yang diadakan di GKI Gejayan... katanya supaya bisa membantu promosi dan marketing RS Bethesda karena selama ini sangat minim promosi dalam bentuk tulisan di media massa... Maka jadilah kegiatan Workshop kemarin Sabtu itu bakalan berlanjut... wew... benar-benar 'tumbu oleh tutup'... pucuk dicinta, ulam tiba... Aku yang sedang bergumul mencari jawaban sepertinya mulai mendapatkan titik terang... Sepertinya Tuhan mulai membukakan jalan dan pikiranku... haleluya... thanks ya Father God... Setidaknya 'kemangkiranku' kemarin Sabtu tidak sia-sia... hehe... Sepertinya semuanya memang sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan Yesus yang amat sangat kreatif dan strategis... Aku ikut workshop itu karena baca di selebaran yang ada di GKJ Gondokusuman waktu kebaktian Sabtu sore minggu lalu... Puji Tuhan aku datang ke kebaktian Sabtu sore itu... Coba kalau aku gak datang... gak bakalan aku

Ora Et Labora

Berdoa dan bekerja itu yang harus selalu kulakukan dengan tekun dan setia karena itulah kunci keberhasilan Doa mengandalkan Tuhan bekerja melakukan bagianku sepertinya mudah dan memang mudah jika aku melakukannya dengan rajin tanpa menunda-nunda tapi seringnya aku menunda-nunda kemalasan itulah yang harus kuperangi supaya aku tidak selamanya jatuh dalam jerat kemalasan dan kebodohan

Nasihat untuk Diri Sendiri

Pelajarilah sesuatu... Pelajari apa? Sesuatu yang baru... Sesuatu yang berguna... Supaya apa? Supaya bertumbuh dan bertambah Dalam hikmat dan pengetahuan Mengapa? Agar hidupmu berguna tidak sia-sia Agar dapat membangun menginspirasi dan memotivasi bukan sekedar mencerahkan Ingat, kamu adalah garam dan terang... berfungsilah sebagaimana kamu seharusnya...

"When I Think of You" - Michael W. Smith (with the African Childrens Cho...

Gambar
Hehe... karena setiap Kamis pagi selalu mendengarkan lagu ini diputar di Sasando FM, lama-lama jadi suka juga... Yahwe is the best... ^^