Laki-Laki dan Perempuan

 (Tulisan ini dibuat pada 9 Mei 2024)

Hore, libur kenaikan Tuhan Yesus Kristus!

Hari-hari ini penuh dengan kegembiraan karena berkat-berkat Tuhan yang tidak terduga. Terima kasih, Tuhan! Sinambi mempersiapkan agenda berikutnya yaitu penilaian lomba mutu Bethesda award dan ajang presentasi oral lima nominasi terbaiknya, juga menyongsong pelantikan direktur dan wakil direktur RS Bethesda, serta menjelang acara puncak ulang tahun ke-125 RS Bethesda, aku berusaha untuk stay alert dan aware dengan tetap eling dan waspada bahwa waktu-waktu yang ada ini cepat berlalu dan perlu kuisi dengan hal-hal bermakna bersama keluarga dan teman-teman yang kukasihi dan mengasihiku.

Saat ini (jam 15.09), aku lagi di Solo, menemani Pak Cahyono yang lagi mengurus perkara tanah warisan di Gremet, Manahan. Senang dan bersyukur karena kulihat dan kudengar sendiri progres kesepakatan yang sepertinya akan berakhir dengan baik. Sambil menunggu, aku baca² buku Rahasia Nusantara karya Asisi Suharyanto, hadiah dari dr. Lisa. Saat aku membaca, terlintas dalam benakku tentang tugas dan fungsi seorang istri bagi suami, yaitu penolong yang sepadan itu seperti apa. Kalau Asisi ditemani istrinya yaitu Selviya Hanna, di mana mereka saling melengkapi, maka di sini pun Pak Cahyono didampingi Yohana Mimi yang juga saling mengisi dalam kerja sama Rumah Cahaya. Mengapa seorang laki² diberikan seorang perempuan untuk saling melengkapi? Bagaimana mereka saling berkolaborasi dengan keunikan masing²? 

Berkaca dari yang kualami dan kurenungkan, sebagai seorang perempuan (yang kusyukuri), aku mengamati dan mendapati bahwa perempuan itu sebenarnya multitasking, adaptif, lentur, luwes, dan bisa menyesuaikan dirinya dalam situasi apa pun sedemikian rupa sehingga meminimalkan gesekan atau konflik yang berlebihan. Perempuan bisa belajar dan menyerap apa pun yang dipelajarinya, tergantung lingkungan dan tuntutan kondisi. Perempuan itu seperti zat cair yang bisa ditempatkan di mana pun, dia akan mengisi wadah atau tempat itu tanpa kehilangan esensinya, hanya bentuknya saja yang fleksibel mengikuti bentuk wadahnya. 

Hal ini berbeda dari laki² yang sepertinya punya sifat kokoh, terpola, tidak mudah berubah bentuk, dan tampak dari kecenderungan alaminya untuk fokus dan teguh pada pendirian. Dengan fokus dan keteguhan pendirian itu, laki² sepertinya sangat cocok untuk menjadi penunjuk arah mau ke mana melangkah selanjutnya, dan apa saja yang harus dilakukan kemudian. Laki² yang fokus dan perempuan yang fleksibel yang cocok dan sepadan, dengan sepenuh hati dan pikiran serta tujuan yang selaras, akan menjadi tim solid dan tak terkalahkan di mana pun mereka sudah bersepakat untuk bergerak bersama. 

Namun bayangan ideal tersebut sepertinya mustahil terwujud di tengah dunia yang semakin tua ini. Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, tidak ada satu pun manusia baik itu laki² maupun perempuan, yang tidak berdosa. Dosa itu membuat semua manusia mengalami yang namanya total depravity atau kebejadan total. Kondisi tersebut tidak memungkinkan manusia untuk berbuat baik memenuhi standar moral. Hal ini pun tampak juga dalam kehidupan suami istri yang penuh prahara, saling curiga, sulit bekerja sama, toxic, dan aneka rupa kepedihan yang dapat berujung pada perceraian bahkan tindak kekerasan maupun kejahatan yang mengerikan.

Hanya ada satu jalan keluar yaitu anugerah Tuhan Allah melalui Yesus Kristus yang mati di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci, sebagai penebus dosa manusia yang percaya kepada-Nya. Hanya itu satu-satunya jalan bagi manusia, laki-laki dan perempuan, bisa beroleh keselamatan.

Dan karena keselamatan itulah, maka laki-laki dan perempuan yang menerima-Nya, dimampukan untuk memenuhi standar moral kehidupan berumah tangga, baik itu sebagai suami istri, ayah ibu, orangtua anak, dan berbagai macam hubungan keluarga.

Namun tentu saja bukan standar moral itu yang menjadi penentu keselamatan kekal, hanya iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat saja yang menyelamatkan. Karena tidak mungkin manusia memenuhi standar moral secara sempurna 100% sejak dari pikiran selama hidup di dunia ini.

Pertanyaan pentingnya, apakah kita (saya dan Anda) percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah dan juru selamat yang telah menggantikan kita mati di kayu salib itu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.