Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pivot Tabel = Harta Karun

Menemukan fitur pivot table di excell bak menemukan harta karun Itulah salah satu manfaat yang kuperoleh dari belajar di Magister Manajemen Rumah Sakit FKKMK UGM. Saya mengenal pivot tabel berkat materi kuliah tentang logistik. Dosen mata kuliah logistik menugaskan kami para mahasiswa untuk mengelompokkan item dalam file excell menjadi 3 kelompok besar berdasarikan kuantitas dan harga. Masalahnya, volume data dalam file excell itu sangatlah besar. Bagaimana bisa mengelompokkannya dalam waktu yang singkat? Dengan sort dan filter saja bisa memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari. Bersyukur ada seorang teman yang sudah sangat familier menggunakan excell , sebut saja namanya PakYudhie. Pak Yudhie inilah yang mengajarkan kepada kami sekelas tentang pivot tabel. Dengan pivot tabel itu, tugas pak dosen dapat kami selesaikan dalam waktu sekitar satu jam saja. Luar biasa! Apa itu pivot table Dari laman Wikipedia bahasa Inggris yang saya akses pada tanggal 1 Desember 2019 jam 16:34

Biasakan Berencana Sebelum Bekerja

MENGAPA--Latar Belakang Kebiasaan mengerjakan tugas harian tanpa ada proses duduk merencanakan, hanya sekadar mengalir begitu saja, membuat kita rawan terjebak dalam rutinitas yang sia-sia. Sehingga, yang kita dapat hanyalah perasaan lelah, terkuras, dimanfaatkan, tanpa ada sesuatu yang mencerahkan atau menumbuhkan. APA--Usulan Solusi Saya mengusulkan untuk membuat perencanaan sebelum terjun ( ambyur ) dalam kerja harian. (Ini pula yang sering disampaikan oleh Pak Direktur kepada semua civitas hospitalia RS Bethesda Yogyakarta) BAGAIMANA--Langkah-langkah/ Strategi Pelaksanaan Ambil waktu (sekitar 10-15 menit) dan tempat yang cukup tenang, tidak terburu-buru. Siapkan alat tulis (kertas dan pena/bolpoin lebih baik daripada gawai). Pikirkan/imajinasikan apa saja yang hendak dilakukan atau dicapai pada hari itu. Tuliskan satu demi satu hal yang terlintas di pikiran sedetil mungkin. Gambar kotak kecil di masing-masing poin untuk tempat membubuhkan tanda centang. Tanda centang na

Membumikan dan Membudayakan SNARS di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta

TUJUAN Membumikan standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS) di rumah sakit Bethesda Yogyakarta, terkhusus instalasi rawat inapnya. MENGAPA Telah disampaikan oleh direktur RS Bethesda Yogyakarta bahwa manajemen rumah sakit berpedoman pada SNARS. Namun masalah yang sampai tulisan ini dibuat masih dirasakan bersama adalah SNARS menggunakan bahasa regulasi yang perlu diterjemahkan implementasinya sampai ke level pelaksana di lapangan/ ruangan/ gugus tugas. Selain itu, masih ada (banyak) staf pelaksana yang belum memahami intisari, semangat, maksud dan tujuan SNARS. Mereka masih menganggap SNARS adalah pekerjaan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP) belaka, yang terpisah dari pekerjaan sehari-hari. Sehingga, akreditasi dianggap sebagai beban pekerjaan tambahan yang menyulitkan dan merepotkan, dan juga cenderung disikapi seperti ujian akhir sekolah yang dikerjakan secara "sistem kebut semalam" (SKS). APA Saya terdorong untuk menemukan cara inovatif, sederhana, efis

Mudah dan Menyenangkan

Berkah atau hikmah dari pembatasan media sosial beberapa waktu lalu adalah semakin doyannya saya mengkonsumsi berita-berita daring dari berbagai sumber. Saya yang tidak biasa membaca atau mengikuti berita ini seperti sedang diarahkan untuk menyimak lebih sungguh peristiwa-peristiwa yang terpotret dalam jalinan kata berita daring. Berkat kemajuan teknologi internet, kecepatan informasi menjadi hal yang penting. Semakin cepat informasi kita dapatkan, semakin cepat pula proses analisis dan penyimpulan sementara, sehingga kita tidak gampang terkaget-kaget akan suatu peristiwa atau fenomena yang tiba-tiba menghiasi layar kaca. Itulah yang saya alami saat pemerintah membatasi akses media sosial kemarin tanggal 21 s.d. 25 Mei 2019. Saya belajar mengikuti alur berita secara cepat melalui media online dan mencocokkan keakuratannya melalui siaran berita di televisi. Secara tidak terasa, kemampuan analisis saya terasah dengan cara yang cukup mudah dan menyenangkan . Kepekaan saya mulai terlatih

Kasta

Aku pernah mengobrol dengan sepupuku Arin, sempat menyinggung tentang dunia sihir Harry Potter dan kasta-kasta penyihirnya. Dan inilah hasil refleksiku dari obrolan singkat via WA itu. Dunia sihir Harry Potter menceritakan ada kasta-kasta penyihir. Kasta tertinggi adalah pure blood atau penyihir dari keluarga asli penyihir, dari sononya sudah penyihir. Kasta berikutnya adalah halfblood atau penyihir yang berdarah campuran. Misalnya bapaknya penyihir, ibunya manusia non penyihir. Kasta paling hina dina adalah mudblood atau penyihir dari keluarga manusia biasa. Diceritakan di novel-novel berseri Harry Potter, ada kubu penyihir yang sangat mengagung-agungkan perbedaan kasta itu. Di kubu seberang, ada semangat kebhinekaan yang digalang untuk menghargai segala macam ras dan golongam di dunia sihir. Ilustrasi dunia sihir tentang kasta tersebut menurutku sangat mirip dengan "kasta" yang ada di dunia profesi medis. Mirip dengan dunia Harry Potter, di dunia medis ada kasta pureblo

Buku Bekal Bicara

Dengan berbekal buku "Cara Berbicara kepada Setiap Orang dalam Setiap Situasi" yang kupinjam dari perpus, aku melangkah mantab menyambuat hari. Khusus hari ini, aku menyiapkan diri untuk rakor IRNA. Agenda sudah siap, semoga rakor berjalan baik. Sebenarnya, aku ingin rakor berjalan dengan sesuatu berisi 'lebih', tidak sekadar sosialiasi atau berbagi informasi. Aku membayangkan bisa memimpin rapat secara dinamis, tidak monoton. Lebih dari memimpin rakor rutin, aku merasa tugasku sebagai KaIRNA masih kurang dari harapan. Fungsi perencanaan dan koordinasi masih jauh di bawah standard. Komunikasi menjadi ganjalan utama. Aku terlalu irit kata, sering tidak tahu apa dan bagaimana menggali informasi. Itulah sebabnya aku meminjam buku "cara Berbicara" tersebut. Aku harap bisa mempraktekkan sedikit tips dari buku. Sedikit saja sudah cukup. Mari melanjutkan hidup.

Cerita Minggu Pagi (1)

"Tuhan, tolong papa supaya menemukan dompetnya yang ketlingsut ," batinku pagi ini saat mau berangkat ke gereja. Keberangkatan kami tertunda karena papa sibuk mencari dompetnya. Dicarinya di mana-mana tapi belum ketemu. Aku menyarankan untuk mencari di celana panjang yang terakhir dipakainya, barangkali ada di kantong belakang, seperti biasanya. Aku dan Asa berdiri menunggu di carport  rumah, sementara papa Cahyono masuk kembali ke dalam rumah mencari-cari. Saat itulah aku berpikir untuk memanjatkan doa singkat dalam hati supaya papa segera menemukan dompetnya, tanpa ada rasa kesal yang merusak suasana, dan kami tidak terlambat ke gereja. Doa sederhana dan amat remeh itu pun terjawab dengan ajaib, setidaknya bagiku. Papa menemukan dompetnya lengkap dengan isinya. Tapi kulihat ada air yang menetes-netes dari dompet dan isinya itu. "Ketemu di mana, Pa?" "Mesin cuci," jawabnya singkat.

Nasihat Ibu

Saat kuliah dulu, ibu menasihatiku untuk fokus menghadapi kenyataan yaitu belajar dan jangan terlalu banyak bermain (baca: berkegiatan di luar kuliah). Padahal, ibu tidak tahu kalau aku membutuhkan sistem penopang hidup supaya aku sanggup menghadapi kenyataan. Bagiku (waktu itu), kenyataan yang datar dan membosankan berupa belajar materi kuliah dapat disemarakkan dengan mengikuti acara persekutuan bersama teman-teman di luar lingkungan kampus. Ibarat anestesi (pembiusan) yang diperlukan supaya operasi dapat berjalan dengan aman dan lancar, itulah yang selama sekolah kujalani. Seperti lauk pauk yang mengiringi makanan pokok supaya tidak hambar, demikianlah makna hidup persekutuan di samping kuliah bagiku. Bukan substitusi, melainkan komplementer. Namun itu dulu. Dan sejarah hidupku mengatakan hal yang menarik. Kini aku kuliah lagi, dan nasihat ibu jarang kudengar karena aku jarang mengkomunikasikannya. Situasi agak berbeda karena kini aku tidak lagi sendiri, ada papa Cahyono dan ana

Highlight

Menurut kamus Oxford Advanced Learner, highlight  diartikan sebagai berikut: (n) the best, most interesting or most exciting part of something; (usually plural) the light or bright part of a picture or photograph; (v) to give special attention to something; to emphasize something; (v) to use a special coloured pen to mark part of a text Kata highlight muncul dalam benakku hari ini karena beberapa hal berikut ini. Saat aku membaca Alkitab, aku mendapati betapa luas dan dalam isinya. Semua hal di dalamnya begitu indah dan penuh makna. Namun pada saat-saat tertentu, aku memerlukan adanya fokus pada hal-hal tertentu. Hal ini seperti jenis makanan tertentu yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu pula. Itulah sebabnya ada buku-buku renungan singkat, artikel-artikel pendek, atau catatan ringkas yang mengangkat satu tema. Dengan merenungkan bagian Alkitab yang sudah ditentukan untuk satu hari atau satu waktu, pikiran jadi lebih fokus dan lebih mudah mengaplikasikannya dalam kegiata

Cerahnya Hari Ini

Pagi hingga siang hari di tempat kerja kulalui dengan penuh kegembiraan. Setelah beberapa waktu lamanya aku mengalami perasaan rendah diri, marah-marah tidak karuan meskipun dalam hati, rasanya dua tiga hari ini aku dihadiahi perasaan yang positif, amat sangat positif. Apakah penyebabnya?Apakah ini murni karena mood swing? Ataukah ini efek dari hal-hal kecil bernilai kekal yang kulakukan sebelumnya? Bisa jadi dua-duanya. Yang jelas, aku sangat bersyukur untuk hari yang cerah dan menyenangkan ini. Karena tidak setiap hari aku mengalami, maka patutlah untuk kuabadikan di sini. Mari kita daftar satu per satu faktor-faktor yang berkontribusi mencerahkan suasana hatiku hari ini. Ikut serta pelayanan kesehatan di gereja Memulai hari dengan bersaat teduh Memenuhi hati dengan perasaan syukur Menjalankan tugas pekerjaan dengan penuh tanggung jawab Mengenyahkan pikiran negatif terhadap orang lain Ikut tertawa bersama papa dan Asa Menikmati suasana di tengah-tengah keluarga kecil bahag

Macet, Sembelit

Setelah sekian lama absen menulis, rasanya kok ya sulit sekali mau menulis sesuatu, bahkan yang paling sederhana sekali pun. Padahal, rasanya sudah pingin sekali mengekspresikan isi hati dan pikiran. Seperti lapar dan haus akan sesuatu yang amat sangat berharga tetapi macet di tengah perjalanan. Atau seperti sudah kebelet pingin buang air besar, tapi ternyata mengalami sembelit.