Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Surat untuk Ibu (5): Istirahat itu Penting

28 Januari 2017 Ytk Ibuku yang kusayangi Shalom! Hari ini cerah dengan beberapa awan putih tebal menghiasi birunya langit. Mungkin nanti sore atau malam bakalan turun hujan. Dan sekiranya turun hujan, semoga tidak banjir ataupun disertai angin kencang. Semoga damai sejahtera Tuhan selalu beserta kita di kota Jogja ini. Amin! Ibu, apa kabarmu hari ini? Apakah Ibu baik dan sehat? Sibukkah Ibu hari ini? Hari ini tanggal merah, libur Imlek. Dan hari ini adalah hari Sabtu atau sabat. Hari yang indah untuk beristirahat. Setelah disibukkan dengan kerja dan kerja yang menguras pikiran dan tenaga, namun juga berlimpah sukacita, marilah kita nikmati waktu istirahat ini, Ibu. Istirahat itu penting, Ibu. Sepertiga waktu hidup kita dihabiskan untuk tidur karena kita sangat memerlukannya. Maka, benar kata bu Yohana supaya jangan menyesali manakala Ibu tertidur waktu malam dan tidak bangun sampai pagi. Meskipun rasanya gemes dan kesal karena banyak hal yang masih belum selesai, percayalah bahwa

Surat untuk Ibu (4): Pengaruh Tulisan

26 Januari 2017 Ytk Ibuku yang kusayangi Shalom! Semangat pagi, Ibu! Sudahkah Ibu bersukacita hari ini? Puji syukur pada Tuhan Yesus untuk Ibu yang dilimpahi anugerah dan berkat kesehatan, kecukupan, dan kebahagiaan. Terima kasih pada Tuhan Yesus untuk kesempatan yang diberikan sehingga aku bisa menyampaikan cinta kasihku pada Ibu. Terima kasih, Ibu, untuk kesediaanmu menanti dan menerima perwujudan cinta kasihku. Ibu, apa lagi yang bisa kusampaikan? Selama kusaksikan Ibu masih bersemangat untuk hidup, bekerja, dan melayani Tuhan, selama itu pulalah aku akan terus menyampaikan ungkapan hatiku pada Tuhan dan pada Ibu. Aku hanya ingin Ibu tersemangati dan makin bersukacita dalam setiap hal yang Ibu jalani. Jika selama ini aku sering berdoa dan menyampaikan isi hati dan pikiranku kepada Tuhan, maka bolehlah sekarang aku berbagi semangat dan isi hati kepada pribadi-pribadi yang selama ini kudoakan. Ibu adalah yang pertama kubagikan isi hati melalui surat. Aku harap Ibu tidak bosan. Ter

Surat untuk Ibu (3): Gua Adulam

25 Januari 2017 Shalom, Ibuku yang terkasih! Hari ini sungguh luar biasa ya, Bu! Kita masih diberi kekuatan oleh Tuhan untuk berkarya di Bethesda, di mana Dia telah tempatkan kita. Sekalipun sepertinya ada banyak hal yang menjadi hambatan dan tantangan, entah bagaimana selalu saja ada jalan keluarnya. Entah bagaimana, selalu ada stok sukacita yang melimpah ruah yang selalu terpancar dari Ruang Pertemuan F. Bicara tentang Ruang Pertemuan F, bagiku ini sangatlah inspiratif. Setiap kali aku kehilangan orientasi (kerja), aku selalu berkunjung ke Ruang Pertemuan F. Mengapa? Karena di sana ada pribadi-pribadi luar biasa, Bu! Di sana, pribadi-pribadi luar biasa itu saling bersinergi sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan daya dorong dan energi bagi sistem kerja di Bethesda. Yang terutama dan pertama, di Ruang Pertemuan F itu ada pribadi Ibu Pudji Sri Rasmiati, yang dijuluki Kartininya Bethesda. Ibu menjadi spirit penyemangat dan penggerak semua orang yang tergabung dalam barisan pejua

Surat untuk Ibu (2): Rumah Anugerah

24 Januari 2016 Ytk Ibuku yang kukasihi Dan mengasihiku Shalom! Apa kabar Ibu hari ini? Aku sangat bersyukur pada Tuhan karena hari ini aku menyaksikan Ibu bersemangat dalam aktivitas di Rumah Anugerah (Bethesda). Semua karena anugerah-Nya saja, Bu... amin! Jika Rumah Sakit Bethesda yang kita perjuangkan dan majukan mutu pelayanannya itu masih tegak berdiri sampai "hari ini", itu benar-benar karena anugerah Tuhan. Apakah Ibu percaya akan hal ini? Aku sungguh-sungguh percaya! RS Bethesda tercinta ini telah menjadi perwujudan anugerah Tuhan Yesus di tengah-tengah masyarakat Jogja, Indonesia, dan dunia. Bagaimana tidak? Melalui berbagai macam tantangan, hambatan, dan ancaman, dengan berbagai macam karakter manusia di dalamnya, Tuhan menunjukkan kasih dan kuasaNya yang ajaib sekali. Apakah Ibu ingat tentang demonstrasi karyawan beberapa waktu yang lalu? Tentu Ibu ingat, karena Ibu menjadi seorang pahlawan yang berani menghadapi orang-orang yang marah itu dengan sepenuh hati.

Surat untuk Ibu (1): Sebuah Awal

23 Januari 2017 Ibu... Ini aku... anakmu... apa kabar? Setiap hari kita berjumpa di ladang anggur-Nya di tengah kota. Kita jarang punya waktu khusus berdua, hanya sekedar bersama, tanpa terganggu urusan kerja. Setiap hari kulihat Ibu begitu ulet dan gigih berjuang mempertahankan dan memajukan ladang-Nya. Ibu begitu bersemangat dan penuh energi. Sungguh luar biasa... Aku menyaksikan sendiri bagaimana Ibu berdialog dengan sesama pekerja di ladang-Nya. Ibu menjadi penopang bagi banyak orang di sana. Sungguh membuatku kagum dan bangga menjadi anakmu. Di balik semua ketegaran dan ketegasan itu, aku merasakan betapa lembut dan terkadang rapuhnya hati Ibu. Ibu begitu mudah tersentuh, bahkan terluka. Ibu sering terluka hati oleh sikap dan ucapan beberapa orang. Luka tersebut begitu pedih dan nyeri sehingga setiap kali Ibu mengekspresikannya, banyak orang yang ikut pula merasakannya. Termasuk aku. Ibu, setiap kali aku mengingat Ibu, aku selalu berdoa supaya TUHAN memberkati Ibu. Aku berdoa s