Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Jangan Bilang Malas

Akhirnya aku memasukkan juga lamaran ke bethesda... gak tahu deh, apa ini langkah yang tepat apa bukan... aku jujur aja nggak punya inisiatif yang kreatif... sebagian besar ini karena dorongan dari ibu... alasanku kenapa aku menyetujui semua saran (baca:perintah) ibu adalah karena aku gak tahu lagi harus ngapain... aku sedang malas untuk berpikir, merenung, dan bergumul... padahal gak boleh kan bilang malas... doh... aku lagi senang2 dalam liburan panjang yang kemungkinan tinggal satu bulan ini... aku harus mengisi sisa waktu liburan ini dengan belajar kembali supaya nggak kaget nantinya... apalagi aku masih harus ujian tanggal 15 Mei karena kemarin masih belum lulus UKDI... wew... kok bisa ya? Ya bisa aja... wong aku belajarnya juga cuma beberapa minggu, dan bahan pelajarannya cuma mengandalkan bank soal dari internet... kurang lengkap, kurang siap... Aku masih belum begitu yakin dengan masa depanku ini, khususnya berkaitan dengan bethesda... entahlah... aku merasa sangat sangat tidak

Barang Tumpas, Boneka?

Hari ini Empuk Getuk sedih... apa sebab? Begini ceritanya... Waktu Empuk Getuk ikut jalan2 sama Yoyo & Mimi naik Livina, Empuk Getuk ikut dengar siaran radio Sasando yang lagi muter kotbahnya ibu Dorkas Daud... Tahu kan? Yah, dianggap tahu aja ya... Empuk Getuk lagi enak2 mendengarkan, tahu2... Ibu Dorkas Daud bilang bahwa boneka itu termasuk barang tumpas... weleh... Empuk Getuk kaget bukan kepalang... berarti Empuk Getuk harus ditumpas ya? Duh... sedihnya... untung Empuk Getuk tahu kalau Mimi Imut dan Yoyo Imut tidaklah sesaklek itu dalam menerima informasi... Istilahnya, tidak menelan bulat2 perkataan ibu Dorkas Daud... Empuk Getuk tahu kalau Mimi Imut dulu pernah menumpas sampai habis boneka2 bagus kepunyaannya hanya... itu dulu... sekarang Mimi Imut sepertinya lebih fair lagi dalam menyikapi pengajaran2 radikal seperti itu... beruntunglah Empuk Getuk, hehe... ngomong2, di mana ya si Untung sekarang? Lho, kok malah ngomongin si Untung sih? Hehe... Ngomong2 soal barang tumpas, a

Main Piano Ah... ^^

Aku mau menuliskan tentang piano... lebih tepatnya tentang kemampuanku memainkan piano... memang sejak kecil aku sudah dikenalkan dengan piano oleh ibuku... aku dileskan bertahun-tahun mempelajari piano klasik di sekolah musik Crescendo di Jogja... sampai sekarang aku baru sampai ke grade 7... aku berhenti belajar di kursusan karena kesibukan dalam sekolah... tapi kemampuan bermain piano tidaklah menghilang karena masih terus aku pakai untuk mengiringi... syukur pada Tuhan, aku dipakaiNya untuk mengiringi ibadah persekutuan dengan kemampuan bermain piano yang makin berkembang seiring dengan waktu... dari yang tadinya gak tahu dasar2 bermain musik untuk mengiringi nyanyian, sekarang aku jadi bisa percaya diri mengiringi ibadah dan orang2 yang pingin nyanyi spontan di acara2 keluarga... puji Tuhan!!! Dengan kemampuanku yang tergolong intermediate ini, aku pingin mengembangkannya sampai ke tingkat advanced bahkan master... aku liat2 website tentang tutorial piano yang gratisan, sepertinya

Hari Ini Harinya Tuhan

Hari ini, hari ini, harinya Tuhan... harinya Tuhan... Mari kita, mari kita bersukaria... bersukaria... Begitulah sepenggal lagu sekolah minggu yang sangat terkenal... mengingatkanku untuk selalu bersukaria karena hari ini adalah harinya Tuhan... semua hari adalah harinya Tuhan... karena semua hari adalah harinya Tuhan, maka sudah selayaknya aku untuk bersukacita senantiasa... nggak ada alasan untuk murung atau bermuram durja... Apapun yang kuhadapi, apapun yang kualami hari ini, tidak ada yang bisa menyurutkanku dari bersukacita di dalam Tuhan... Sungguh Tuhan sudah begitu baik padaku... teramat sangat baik... apa yang bisa kulakukan untuk membalas semua kebaikanNya itu selain bersyukur dengan segenap hati kepadaNya? Aku mau mengangkat jiwaku untuk memuji dan menyembahNya selalu... nggak ada tempat untuk kuatir atau takut... karena aku terlalu berharga di mataNya... Mungkin aku masih kurang sekali dalam hal bersukacita... mungkin aku terlalu larut dalam kesendirianku... aku harus lebih

God Bless Us!!!

Hari ini aku merasa terberkati sekali... berkali-kali malah... hehe... apa sebab? Karena akhirnya mimpiku mulai menjadi kenyataan... salah satu mimpi yang sudah sejak lama kuimpikan, yaitu bikin musik yang indah, yang bisa menjadi berkat bagi orang lain... semua berkat anugerah Tuhan Yesus, thanks for mas Cahyo, my partner dalam mewarisi kerajaan Surga... aku yang cuma bisa main musik gundulan, serba sederhana, nggak ngerti tentang teknologi, begitu diberkati dengan adanya mas Cahyo yang ngerti banget tentang teknologi mixing dan rekam-merekam, sederhana juga... masih belum sekaliber para artis dan produser yang sudah pro... baru coba2... hehe... semua memang sudah diatur sama Tuhan, waktunya bener2 pas... hehe lagi... Rencana dan angan2ku mulai bermunculan dan bertumbuh ke segala arah... puji Tuhan ada mas Cahyo yang bisa menjadi sparing partnerku, jadinya aku nggak kumat lagi maniknya... uneg2ku bisa kusalurkan sedemikian rupa, tentu setelah kusampaikan kepada TUHAN terlebih dahulu..

Terima Kasih TUHAN

Thank God, You are so good to us... Thank you for your inspiration... Thank you for Your wisdom... Terima kasih, TUHAN, buat kebaikanMu... Terima kasih buat ide-ide segar yang Engkau alirkan dalam hati dan pikiran kami... Kami percaya ini semua berasal dariMu... Kami akan kembangkan lagi talenta-talenta yang Engkau berikan itu... Terima kasih, TUHAN... kami lakukan semua ini atas dasar cinta kami padaMu dan pada saudara-saudara kami... Berkati setiap pekerjaan kami, sesederhana apapun kelihatannya itu... Kami percaya, dalam persekutuan kami denganMu, jerih payah kami tidak pernah sia-sia... Dan kami percaya, apa yang kami perbuat itu dapat menjadi berkat buat orang lain... Pakailah kami, Bapa, untuk menjadi saluran berkatMu... Kami mau Kau pakai, Bapa... ya, kami mau... Ini kami, TUHAN... jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga... dalam nama Tuhan Yesus... haleluya... amin...

Aku Harus...

Aku harus bertahan hidup... demi mereka... yang dikasihi Tuhan... yang mengasihiku dan yang kukasihi... Supaya aku bisa melihat perbuatan tangan Tuhan dalam hidup mereka... supaya aku bisa menyaksikan jawaban2 doa yang luar biasa itu... supaya ucapan syukur kepada Tuhan semakin melimpah ruah... dalam hidupku yang cuma sebentar ini... yang hanya seperti uap air yang sebentar akan hilang... Ingatkan aku, Tuhan, kalau suatu saa nanti aku lupa akan hal ini... kalau suatu saat nanti aku tiba2 ingin mengakhiri kehidupanku karena tekanan hidup yang teramat berat... Ingatkan terus aku akan perkataan dalam hati dan pikiranku ini... Mampukan aku untuk terus bertahan hidup dan menang dalam hidup ini... sehingga aku layak beroleh mahkota kehidupanMu itu... Dan mampukan mereka juga untuk hidup, bertahan, dan menang sebagaimana Engkau mampukan aku... sehingga kami dapat bersama-sama bersukacita di surga mulia... bersamaMu, TUHAN, Bapa segala makhluk... Haleluya... Haleluya... Haleluya... Amin... !!!

Panggilan TUHAN

Pagi ini aku bangun sedikit lebih pagi dari biasanya... Sedikit, ya sedikit... Nggak terlalu banyak bedanya... tapi lebih mendinglah daripada bangun siang2... Kumulai hari dengan membaca sebentar firman TUHAN dan merenungkannya... Firman yang mengatakan bahwa TUHAN menyapa atau berbicara pada saat kita semua sedang sibuk melakukan pekerjaan rutin sehari-hari... Terus kutuliskan sedikit curahan hatiku sama Bapa di surga... Aku yang sedang menghadapi masa depanku yang penuh harapan ini... Aku nggak mau salah langkah lagi... Aku nggak mau terjebak dalam situasi yang salah lagi... No more... Aku mau berjalan dalam rencana TUHAN yang mulia... Aku mau pikul kuk yang TUHAN pasang di bahuku... kuk yang enak yang bebannya ringan... salib yang memang pas untukku.... bukan beban yang terlalu berat... panggilan TUHAN dan bukan beban... Aku mau berjalan dalam koridor TUHAN... nggak mau jalan sendiri... berjalan dalam pimpinan TUHAN... berserah terus padaNya... Tuhan, Bapa, terima kasih untuk hari i

Berita Hari Ini ^^

Hiatus sejenak dari tulis menulis cerbung... mau sampai mana itu cerita aku tak tahu... untuk sementara menyibukkan diri dengan hal lain... mungkin nanti setelah ada ide baru aku tuliskan kembali... mohon maaf... aku memang masih belajar... dan belajarku tidak bisa dipaksakan... mungkin aku salah... sekali lagi mohon maaf... hehe... Seminggu kemarin aku disibukkan dengan urusan lelayu bude Sum yang cukup mengesankan... keluarga besar bisa kumpul... dan nama Tuhan sungguh dimuliakan... aku melayani dengan apa yang ada padaku, sebisaku, semampuku... tapi aku cukup senang dan bahagia karena akhirnya aku melihat jawaban doa dari Tuhan... Pakde Kris akhirnya di depan keluarga menyatakan kembali menginjakkan kakinya ke gereja... aku akan terus berdoa, selama aku ingat, supaya bukan hanya kakinya Pakde Kris saja yang menginjak gereja, tetapi juga hatinya terpaut sama Tuhan Yesus, berakar-bertumbuh-dan berbuah dalam Tuhan Yesus... kenal Tuhan Yesus lebih lagi, dan tidak lagi digoyahkan oleh ap

Masalah-4

Malam itu di kamar, Grace gelisah dalam tidurnya. Mimpi-mimpi yang aneh dan absurd kembali menghantui. Sosok yang tampan namun memancarkan aura jahat yang menakutkan. Sosok yang menerornya dengan banyak hal mengerikan yang belum pernah Grace bayangkan. Sosok itu mengancam akan menghabisi nyawa Grace dan menyiksanya di neraka. Selain itu, nasib teman-temannya pun bakalan tidak kalah mengerikannya. Grace ingin bangun dari mimpinya, namun sepertinya ada kekuatan yang mencegahnya untuk membuka mata. Seperti mimpi di dalam mimpi. Membingungkan. Menakutkan. “Dalam nama Yesus, enyah kau, roh jahat!!!” seru Grace dengan susah payah. Kemudian bersangsur-angsur mimpi itu memudar dan Grace pun terjaga. Hari masih terlalu pagi, masih jam dua dini hari. Dengan berpeluh Grace segera bangun dan duduk di meja belajarnya. Ditulisnya apa yang baru dilihatnya di mimpi itu, dan apa saja yang dirasakannya. Semuanya dilaporkan kepada Bapa di surga. Semuanya. Tidak terkecuali. Grace tida

Masalah-3

Siang sehabis kebaktian gereja, Grace dan ketiga temannya pergi bersama-sama ke Puri Nirmala menengok kak Salomo. Mereka membawa oleh-oleh berupa kue-kue kering. Dengan mengendarai Escudo yang dikemudikan oleh Grace, mereka berempat meluncur ke Puri Nirmala di daerah Pakualaman kota Jogja yang teduh oleh rimbunnya pohon-pohon beringin di alun-alun. Puri Nirmala merupakan rumah sakit khusus untuk merawat orang-orang dengan gangguan jiwa. Bangunanya dari luar tampak asri dan nyaman, bercat dan berpagar putih, dengan halaman yang cukup luas untuk parkir mobil. Ada dua unit yang letaknya berdekatan. Kak Salomo dirawat di unit satu. Setelah memarkir mobil Escudonya, Grace dan teman-temannya meminta izin ke penjaga Puri dan mereka pun diperbolehkan masuk menjenguk Kak Salomo. Di dalam Puri terdapat pelataran yang cukup luas dikelilingi oleh kamar-kamar tempat para pasien dirawat. Ada satu pohon yang cukup rindang di tengah-tengah pelataran. Di bagian barat pelataran adalah ruangan temp

Masalah-2

Grace masih penasaran dengan nasib kak Salomo. Seingatnya, kak Salomo adalah orang yang ramah dan pintar. Waktu Grace masuk kuliah pertama kali dulu, dan ikut acara orientasi kampus, kak Salomolah orang yang pertama kali menyapanya dengan hangat. Perkenalan yang cukup seru. Kak Salomo banyak sekali bercanda dan melontarkan humor-humor garing yang membuat Grace dan teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. Apalagi waktu acara PMK. Kak Salomo suka sekali memeriahkan suasana dengan gayanya yang lucu dalam memuji Tuhan. Rasanya tidak mungkin kak Salomo bisa mengalami stress sampai harus dirawat di Puri Nirmala. Grace begitu simpati dan merasa empati yang amat dalam dengan nasib kak Salomo. Apalagi Grace juga pernah mengalami stress berat, meskipun tidak sampai harus dirawat di rumah sakit, sehingga setidaknya dia merasa senasib dan sepenanggungan dengan kak Salomo. “Aku ingin menjenguk kak Salomo, setidaknya untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi dengannya,” kata Grace setelah ku

Masalah

Ada yang bilang bahwa masalah itu mendewasakan seseorang. Semakin banyak masalah yang dihadapi, maka orang tersebut akan semakin terampil dan kuat dalam menjalani hidup. Kuat tidaknya seseorang ditentukan oleh kemampuannya dalam mengatasi masalah. Masalah. Ya, masalah. Ada apa dengan masalah? Mengapa banyak orang menghindarinya padahal justru dengan masalahlah seseorang dapat teruji dan menjadi semakin bertumbuh dewasa? Itulah yang sedang dipikirkan Grace akhir-akhir ini. Kecenderungan Grace untuk berpikir dan merenung merupakan ciri khas Grace selama ini. Apa saja dia pikirkan. Mulai dari hal sederhana sampai hal rumit. Namun jarang sekali pemikirannya itu membuahkan hasil yang membangun dirinya sendiri maupun orang lain. Yang ada malah Grace menjadi mudah stress dan murung berkepanjangan. “Ayo Grace, jangan melamun terus,” seru Yesi menasihati Grace suatu ketika saat mereka sedang menunggu jam kuliah berikutnya di lobby kampus. “Ah, siapa yang melamun?” bantah Grace kesal kar

Semangat Baru-4

Grace pulang dengan hati yang gembira namun ada sedikit ganjalan. Grace masih belum bisa mengingat apa yang menjadi masalahnya sebulan yang lalu. Apalagi kalau masalah itu berupa mimpi yang mengganggunya. Mimpi apa itu, Grace sudah lupa sama sekali. Kegiatan persekutuan dan kuliah yang begitu padat begitu membuatnya sibuk sehingga cukup untuk membuatnya lupa akan mimpi-mimpinya. “Perlukah aku mengingat-ingat kembali mimpiku?” pikir Grace. Sebelum tidur, disempatkannya untuk berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan. “Bapa, terima kasih ya. Hari ini sungguh luar biasa. Aku sangat menikmati semua berkat dan anugerahMu. Cuma masih ada satu ganjalan, yaitu mengenai masalah yang aku lupakan. Apa itu, Bapa? Aku benar-benar lupa. Kalau memang penting sekali, tolong ingatkan aku. Tapi kalau tidak penting, biarlah semuanya berlalu. Terima kasih, Bapa. Sekarang aku mau tidur. Aku serahkan semuanya ke dalam tanganMu. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.” Grace pun tertidur. Tidur yang nyenyak. Tanp

Semangat Baru-3

Sore yang dinantikan pun tiba. Grace kembali menghadiri persekutuan GA di Iromejan. Sore itu giliran Grace yang menceritakan kesaksian hidupnya, apa saja yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidupnya selama ini. Grace pun mulai bercerita. Ia menceritakan sebagian kisah hidupnya, khususnya bagaimana ia mengalami stress berat, sejauh yang bisa diingatnya. Bagaimana awal mulanya Grace bisa jatuh sakit setahun yang lalu, Grace sendiri tidak begitu mengetahui sebabnya. Ia hanya tahu bahwa tiba-tiba saja ia mempunyai berbagai macam pikiran aneh yang mendorongnya dengan begitu kuat untuk melakukan hal-hal di luar batas kewajaran. Dengan tulus Grace meminta maaf kepada teman-teman GA, terutama kepada Bang Immanuel, karena ia telah melakukan hal-hal yang membuat mereka malu dan dituduh macam-macam oleh keluarga Grace. “Tuhan telah begitu baik padaku dan telah membuktikan kasih setiaNya dengan memulihkanku dan mengembalikanku seperti sedia kala. Aku minta maaf telah merepotkan teman-teman semua da

Semangat Baru-2

Hari yang indah, hari yang cerah, secerah suasana hati Grace. Kuliah hari itu terasa sangat menyenangkan. Hari Senin yang biasanya membuat sebagian besar orang merasa malas dan berat untuk melangkah, menjadi hari yang begitu istimewa bagi Grace. “I love Monday!” seru Grace kepada dirinya sendiri sambil menyetir Escudo ke kampus. Sambil mendengarkan siaran lagu-lagu rohani di radio Sasando fm, Grace bersiap melalui hari itu dengan penuh semangat. “Allah sumber kuatku… Allah sumber kuatku… dan bagianku selamanya…” begitu bunyi pujian yang sedang didengarkan dan disenandungkan Grace. Wajahnya begitu sumringah. Disapanya bapak satpam yang menjaga pintu masuk ke kampus, “Selamat pagi, Pak!” Bapak satpam sampai bingung karena tidak biasanya Grace menyapa begitu ramahnya. Biasanya Grace tampak murung dan lesu, tapi kali ini dilihatnya Grace tampak begitu bersinar dan berseri-seri. Grace melangkahkan kakinya dengan mantap menuju ruang kuliah setelah memarkirkan Escudonya. Tanpa terasa s

Semangat Baru

Sebulan telah berlalu sejak Grace kembali bergabung dengan God’s Army. Grace tidak lagi hanya berkutat dengan kuliah yang penat dan membosankan. Kali ini Grace punya hal lain yang menyenangkan hatinya yang bisa menjadi tempat pelariannya sekaligus penawar kerinduan hatinya yang paling dalam. Semacam pengalih perhatian dari kenyataan yang tidak terlalu menyenangkan. Sejujurnya, Grace merasa kemungkinan dia telah salah memilih jurusan kuliah karena Grace merasa kewalahan dengan beban mata kuliah yang harus diambilnya. Tidak seperti ketika saat di bangku sekolah dulu di mana Grace masih bisa mengikuti dinamika yang ada. Kali ini Grace harus memeras otaknya sedemikian rupa hanya untuk memahami apa yang dia pelajari. Benar-benar pekerjaan yang menyiksanya. Tidak menyenangkan. Maka dari itu, hari Senin sore merupakan saat-saat yang paling ditunggunya di mana Grace bisa melepaskan segala kepenatannya dalam penyembahan yang begitu ekspresif di persekutuan GA. Semangat Grace terpompa seiring

Gunawan

Malam itu Gunawan tidak bisa tenang memikirkan Grace, putrinya, yang entah kenapa rela diizinkannya untuk kembali mengikuti kegiatan persekutuan God’s Army. Persekutuan atau kegiatan keagamaan memang sengaja Gunawan hindarkan selama ini dari Grace karena Gunawan yakin kegiatan-kegiatan semacam itulah yang menyebabkan Grace stress berat setahun yang lalu. Gunawan memang bukan orang yang terlalu mementingkan hal-hal yang berbau rohani dalam hidupnya. Bahkan ia cenderung skeptis terhadap hal-hal rohani itu. Baginya, yang penting ia bekerja dan berusaha untuk kebaikan dan kelanggengan keluarganya, itu sudah cukup. Urusan doa dan ibadah cukup dilakukan setiap kali makan dan menghadiri kebaktian hari Minggu. Rasa-rasanya tidaklah terlalu perlu bagi Gunawan untuk menambah aktivitas kerohanian selain itu. Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana hidup berdampingan dengan tetangga yang berlainan keyakinan tanpa harus terlalu fanatik terhadap keyaninan pribadinya. Karena itu Gunawan lebih b

God's Army

Kerinduan yang mendalam. Rindu akan suasana dan saat-saat seperti ini. Sore ini. Di ruangan yang sama. Berada bersama dengan teman-teman yang luar biasa. Grace merasakan dirinya hanyut dalam euphoria dan ekstase hadirat Tuhan yang begitu nyata saat ia melantunkan pujian dan penyembahan dengan berekspresi sebebas-bebasnya. Tidak ada rasa canggung. Tidak ada rasa sungkan. Tidak ada lagi keharusan untuk membatasi ekspresinya. Semuanya mengalir. Semua tercurah. Tangisan. Tawa. Sukacita. Haru. Semua mengalir begitu indah, menjadi harmoni dalam hati yang terpancar keluar melalui penyembahan yang kudus. Grace kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan. Betapa Tuhan telah begitu baik padanya. Betapa Tuhan telah menjawab seru doanya. Betapa selama ini Grace begitu merindukan saat-saat seperti ini, bersama dengan Tuhan, selamanya. Dan tibalah saat-saat yang mendebarkan itu. Ketika suasana hadirat Tuhan semakin memuncak, dan Grace kehabisan kata-kata untuk mengekspresikan betapa ia mencintai Tuhan,

Grace III

Datang. Tidak. Datang. Tidak. Grace bingung. Bimbang. Perlukah dia datang ke persekutuan God’s Army sore itu, setelah setahun tidak pernah terlibat dalam aktivitas apa pun selain kuliah, setelah apa yang dialaminya setahun yang lalu. Grace merasa malu dan tidak layak. Beberapa kenangan yang membuatnya malu terlintas kembali dalam benaknya. Bagaimana di gereja dia seperti orang yang hilang kendali, berlari ke sana ke mari dan melompat-lompat di tengah-tengah kebaktian Sabtu sore. Rasanya begitu penuh dengan energi yang harus disalurkan dan diluapkan. Euforia yang amat sangat dahsyat. Benar-benar membuat Grace tak habis pikir. Grace yang biasanya kalem dan cenderung pendiam itu bisa menjadi begitu terbuka dan sangat lincah. Dari introvert menjadi sangat ekstrovert. Itu semua terjadi sebelum kejadian Grace kabur dari rumah. Begitu rumit dan membingungkan. Grace tidak mau mengingatnya lagi. Sudah cukup. “Bu, aku mau ke persekutuan GA di Iromejan sore ini…” kata Grace meminta izin kepad

Haleluya, Thank God... ^^

Wuaaa... Haleluya... Thank God... akhirnya 10 bab cerita sudah aku tulis... hehe... nggak tahu nanti mau seperti apa jalan cerita dan endingnya... yang jelas peribahasa "alon alon waton kelakon" sedang berlaku dalam proses penulisan ini... apakah akan berakhir dalam sebuah buku? Atau cuma jadi sampah yang menuh2in file flashdisk dan entry blog saja? Hmmm... optimis dikit ya, aku berharap semoga bisa jadi semacam novel pendek yang berupa buku yang bakalan dipajang manis di outlet toko buku, rohani yang pasti... hehe... Nggak tahu ini ceritanya bagus apa enggak, wagu kayaknya... Tapi... Hmmm... God, bless me please... Sambil mendengarkan musik-musik surgawi, aku mau nulis apa ya? Hehe... jadi bingung... sepertinya aku kehilangan gaya menulisku yang dulu sempat keren... amat sangat keren... sekarang cuma bisa nyampah... hehe... biarin ah, lebih baik nyampah di sini daripada nyampah di tempat lain... karena sebenarnya hidupku itu seperti sampah saja, kalau bukan karena Tuhan yang

Immanuel

Ponsel Grace berbunyi. Ada panggilan masuk. Dengan malas Grace memencet tombol dan mendengarkan siapa yang menelponnya sore-sore begini. “Haloooo…. Shaloooom… !!!” seru suara di seberang sana . Grace sangat mengenali suara itu. “Halo juga, Bang… Shallom…” jawab Grace tanpa semangat. Mau apa tiba-tiba Bang Immanuel meneleponnya. “Apa kabar, Dek? Lama nggak ketemu… We miss you!!!” seru Bang Immanuel dengan nada yang teramat ramah seperi yang Grace kenal. “Yah, biasa aja…” jawab Grace sambil mendengus kesal. Huh, apa pedulimu aku baik atau nggak, batin Grace. “Maaf ya Dek, abang lama nggak pernah menghubungi. Gimana sekarang kuliahnya? Bapak sama ibu baik-baik aja kan ?” “Baik…” Grace menjawab singkat dan dibiarkannya kalimatnya menggantung. Jeda sejenak. “O iya Grace, kita-kita mau ada persekutuan lagi lho, seperti biasa, hari Senin jam lima sore… Datang ya, kalau bisa… We miss you so much!!!” kata Bang Immanuel tiba-tiba, mengejutkan Grace yang sedang diam melamun ent

Melody II

Melody tengah asyik membolak-balik halaman buku catatan kuliahnya. Sudah setahun ini ia menjalani kuliah yang terasa agak berat tapi sangat menyenangkan baginya. Banyak teman baru. Mata kuliah baru. Suasana baru. Pengalaman yang sungguh menggugah semangat akademisnya. Di sela-sela kesibukannya kuliah, Melody masih menyempatkan dirinya untuk mengajar anak-anak sekolah bahan pelajaran matematika, sesuai dengan jurusan kuliahnya, sekedar sebagai penambah pengalaman kerja dan menambah pemasukan. Melody sangat menikmati pekerjaannya itu. Begitu sibuknya Melody sehingga hampir saja ia melupakan Martin dan teman-teman dekatnya. Dan terutama Grace. Melody hampir saja lupa akan Grace yang tadi pagi telah mengirimkan SMS anehnya kalau saja ia tidak hendak menghapus SMS-SMS yang memenuhi inboxnya. Dibacanya kembali pesan Grace tadi pagi. Pesan yang menyiratkan permohonan yang amat sangat dari seseorang yang sedang kalut dan bingung. Takut mungkin lebih tepatnya. Entah bagaimana Melody seperti

Grace II

Batin Grace berkecamuk. Antara rasa marah, benci, dongkol, dan berjuta perasaan negatif lainnya. Grace benci sekali dikasihani oleh orang lain. Grace sudah merasa kehilangan segala hal yang berharga dalam hidupnya. Cita-cita, pengharapan, masa depan, teman-teman, dan dirinya sendiri. Hilang sudah semua minat dan semangat hidupnya. Rasanya hidupnya hampa. Tidak ada lagi canda tawa. Tidak ada lagi sukacita. Semuanya muram. Masa depannya suram. Rasanya hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Hanya Tuhan yang tahu dan hanya Tuhan yang bisa menolongnya. Tapi bagaimana? Tanya Grace dalam hati. Semuanya tampak sia-sia. Teman-teman yang dulu begitu dekat dengannya kini tidak ada lagi yang menyapanya atau sekedar menanyakan kabarnya. Komunikasi dengan mereka, dengan Melody, Martin, Bang Imanuel, dan teman-teman persekutuan telah terputus. Sepertinya keluarga Grace sengaja menjauhkan Grace dari mereka-mereka yang selama ini dianggapnya sebagai keluarga rohaninya. Dengan Bu Isadora pun hanya ka

Putri

Hari ini begitu melelahkan bagi Putri. Banyak pasien dan operasi besar yang harus ia lakukan. Belum lagi rapat-rapat dengan komite medik di rumah sakit. Sudah sejak pagi Putri berangkat ke tempat kerjanya di Rumah Sakit Bethesda dan baru pulang sore hari menjelang malam. Kebiasaannya untuk berangkat pagi-pagi sebelum jam tujuh dilakoninya demi menyandang gelar pimpinan di tempatnya bekerja. Seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik bagi anak buahnya, demikianlah prinsip yang dipegangnya. Berbeda dengan suaminya, Gunawan, yang meskipun sama-sama bekerja sebagai dokter di rumah sakit yang sama, tidaklah terlalu memegang prinsip itu. Gunawan biasanya berangkat ke tempat kerja lebih siang daripada Putri karena ia lebih memilih untuk membersihkan rumah terlebih dahulu. Prinsip yang dipegang Gunawan memang sulit sekali dipahami oleh Putri yang sangat disiplin dalah hal waktu. Putri dan Gunawan adalah pasangan dokter bedah dan dokter anestesi yang begitu dihormati. Terutama Putri, y