Kasta

Aku pernah mengobrol dengan sepupuku Arin, sempat menyinggung tentang dunia sihir Harry Potter dan kasta-kasta penyihirnya. Dan inilah hasil refleksiku dari obrolan singkat via WA itu.

Dunia sihir Harry Potter menceritakan ada kasta-kasta penyihir. Kasta tertinggi adalah pure blood atau penyihir dari keluarga asli penyihir, dari sononya sudah penyihir. Kasta berikutnya adalah halfblood atau penyihir yang berdarah campuran. Misalnya bapaknya penyihir, ibunya manusia non penyihir. Kasta paling hina dina adalah mudblood atau penyihir dari keluarga manusia biasa. Diceritakan di novel-novel berseri Harry Potter, ada kubu penyihir yang sangat mengagung-agungkan perbedaan kasta itu. Di kubu seberang, ada semangat kebhinekaan yang digalang untuk menghargai segala macam ras dan golongam di dunia sihir.

Ilustrasi dunia sihir tentang kasta tersebut menurutku sangat mirip dengan "kasta" yang ada di dunia profesi medis. Mirip dengan dunia Harry Potter, di dunia medis ada kasta pureblood (dokter yang berasal dari keluarga dokter, baik itu ayah maupun ibunya dokter semua), halfblood (salah satu orangtuanya dokter), dan mudblood (orangtua bukan dokter semua atau tidak ada anggota keluarga sebelumnya yang berprofesi dokter).

Ada beberapa penelitian yang bertujuan menggali motivasi dan kinerja para dokter dari berbagai asal usul keluarga. Beberapa penelitian mencoba menjawab mengapa anak dokter kebanyakan menjadi dokter pula. Sebagian besar penelitian itu memberikan autokritik ataupu kritik terhadap tradisi masyarakat medis. Hal ini menyentil kesadaranku, bahwa menjadi apa kita saat ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan terdekat atau keluarga. Memang, anak dokter tidaklah harus menjadi dokter. Tetapi jika dengan kesadarannya sendiri ia memilih dan menjalani hidup sebagai dokter seperti orangtuanya, maka hendaklah ia selalui ingat bahwa semua itu terutama karena anugerah Tuhan. Oleh karena itu, jangan sia-siakan anugerah Tuhan. Sebaliknya, bersandarlah senantiasa pada Tuhan dan kerjakan tugas dan tanggung jawab seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Di akhir obrolanku dengan Arin, yang saat tulisan ini dibuat telah resmi dilantik menjadi dr. Tamara, dengan jahilnya Arin berkata, "Wah, berarti mbak Mimi pureblood dunk...". Dalam hati, aku bersyukur untuk anugerah itu. Alam bawah sadarku sepertinya mengingatkanku supaya aku lebih bertanggung jawab lagi dalam bekerja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.