Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2009

Haleluya, God is Good Today...

Haleluya... thank God for Your goodness today... Aku merasakan kasih dan perhatian Tuhan yang teramat baik hari ini... dimulai dari acara teguran yang sangat keras tapi mengena dari dokter residen yang terhormat tadi siang... dilanjutkan dengan ujian minicex mewakili teman2 sekelompok dengan hasil yang luar biasa bagus, padahal aku komunikasinya masih sangat kurang... plus lagi aku follow up pasiennya juga gak bener2 kemarin2nya, untung aja hari ini tadi aku sempetin untuk ngisi status dan nanya2 sedikit sama pasiennya... haleluya, stase anak ini aku mendapatkan banyak pelajaran berharga, padahal baru minggu kedua... memang, stase2 terakhir ini aku mendapat banyak pelajaran berharga meskipun banyak yang nonteknis... yang teknis aku malah nggak gitu nangkep karena passionku gak ada di situ... aku lebih fokus pada hal2 nonteknis seperti kedisiplinan, pembentukan karakter, kekudusan, semangat, sukacita, jaga hati, dll dsb... Yang jelas, di stase anak ini, aku sedang belajar untuk menjadi

Maaf dan Syukur

Maafkan saya, Prof... saya tidak mengerjakan tugas sampai tuntas... seharusnya saya melakukan semua yang prof katakan dengan sebaik-baiknya... bukan demi mengejar kompetensi, bukan demi nilai, melainkan demi kebaikan saya sendiri... demi hidup saya sendiri... meskipun nantinya saya nggak akan jadi dokter yang praktek klinis, pastilah semua yang saya pelajari selama koas ini sedikit banyak berguna di kemudian hari... yang jelas, semua ini berguna untuk merendahkan hati saya dan mengasah ketekunan saya... sekali lagi, maafkan saya, Prof... Itulah sekelumit kata2 permohonan maaf yang seharusnya aku sampaikan buat Yth. Prof Taryo... Tadi gara2 telat waktu ketemu dengan beliau, mungkin beliau jadi nggak berkenan, aku dan teman2 sekelompok (Rasco, Dilla, Dewang) mendapat tugas untuk mengumpulkan darah, urin, dan feses pasien masing2 dan hasil analisisnya disampaikan besok pagi jam tujuh... Karena hari ini ada pedsos dan tutorial, maka waktu efektif yang ada pun jadi banyak berkurang untuk m

There Will Be Peace In The Valley Today

There will be peace in the valley today... itulah kata2 yang aku tuliskan di facebook barusan... ya, aku seperti sedang berjalan di lembah kekelaman, lembah bayang2 maut... stase anak yang baru dua hari ini aku rasakan mirip dengan lembah... tapi aku berusaha untuk membuat lembah kekelaman ini menjadi lembah pujian... setiap hari saat aku melalui lorong rumah sakit menuju ke bangsal anak, aku akan mengingat terus penyertaan Tuhan yang ajaib... aku akan ingat bahwa Tuhan sekali-kali tidak pernah meninggalkanku, Dia sekali-kali tidak pernah membiarkanku... Setiap pagi aku akan bangun lebih pagi untuk memulai hari bersamaNya karena hanya Dialah sumber kekuatanku... Setiap malam aku akan manfaatkan untuk belajar dan berdoa lebih banyak lagi meskipun nantinya aku nggak akan jadi klinisi... karena bagaimanapun juga, lubang jarum anak ini tetap harus kulalui dengan segala daya dan upaya... Setiap kali aku berangkat ke rumah sakit untuk belajar problem solving, aku akan memenuhi telingaku deng
Gambar

Stase Anak yang Prognosisnya Bakalan Berat

Hari ini hari pertama aku masuk stase anak yang "cuma" sembilan minggu... aku diserang kantuk berat hari ini... rasanya cuma pingin tidur aja seharian... padahal sepertinya aku sudah cukup tidur lho malamnya... entah kenapa, rasa kantuk yang hebat menyerangku denga tanpa ampun... ada untungnya juga sih, aku jadi agak lebih rileks dalam menerima materi "indoktrinasi" dari para staf anak yang terhormat... cuma nggak enaknya, aku takut kalo tiba2 jatuh tertidur dengan tidak sopannya di depan staf... bisa2 mencoreng nama baikku, nilai konditeku jadi jelek, dan yang terutama membuat Tuhan jadi malu... hehe... Tentang stase anak ini, aku memprognosiskan bakalan menghadapi hari2 yang relatif berat... maka dari itu aku perlu lebih banyak direcharge... aku perlu lebih banyak berdoa dan belajar... masalahnya, bisa nggak ya aku komitmen dengan Tuhan dan diriku sendiri untuk bangun lebih pagi setiap hari dan rajin belajar dengan setia? Meskipun kemungkinan besar aku nggak bakal

Ganti Stase dan Sukacita yang Menghilang

Stase anestesi yang cuma 2 minggu ini akhirnya terlalui juga... Stase yang penuh dengan keseruan dan kesibukan di OK tiap hari... perasaan nggak terlalu melelahkan tuh seperti yang selama ini kubayangkan... aku bersyukur mendapat dosen pembimbing yang baik hati dan menyemangati seperti dr. Djayanti Sari, SpAn... malah kemarin waktu refleksi terakhir, kami sekelompok ditraktir oleh beliau di FoodFest jalan Kaliurang... dunia jadi terasa indah ya... hehe...Cuma sayang keindahan itu nggak berlanjut waktu aku ke gereja sorenya... entah kenapa aku nggak merasa getaran2 sorgawi seperti yang biasanya kurasakan... mungkin aku terlalu capek atau kurang persiapan waktu ke gereja, jadi waktu puji2an yang seharusnya bikin aku merinding, aku malah gak dapet banget soulnya.... padahal waktu lihat mas Prambanan yang jadi singer, aku bisa melihat bagaimana mas Prambanan begitu menikmati hadirat Tuhan... dan waktu doa syafaat juga, kedengaran banget kalo mas Prambanan begitu dekat dengan Tuhan... Seper

Dokter Residen Cewek Ada Juga Yang Baik Hatit

Setelah kemarin aku ngrasani residen anestesi cewek, sekarang aku mendapat jawaban dari pertanyaan yang tak sempat kulontarkan, yaitu "Ada gak sih residen anestesi cewek yang baik, ramah, care, dan gak judes atau jutek?" Dan ternyata jawabannya: ADA!!! Hari ini aku seperti mendapat teguran manis dari Tuhan Yesus. Teguran berupa nasihat yang tok cer dari seorang residen anestesi cewek bernama dokter RAH (inisialnya). Dokternya kecil, berjilbab, berkaca mata, nggak sok pinter, tapi mau ngajari. Yang bikin aku tambah salut sama dokter RAH adalah ini... beliau nggak menjatuhkan mentalku ataupun mempermalukanku di depan banyak orang... sebaliknya, dokter RAH malah diam2 membantuku untuk berani melakukan sesuatu yang benar... Contohnya tadi waktu aku dan teman2 sekelompokku lagi kebingungan waktu preskas, dokter RAH mendorongku dengan lembut dari belakang dan bukannya memarahiku karena aku nggak bisa apa2... Terus waktu keadaan pasien sudah stabil (o iya, ini settingnya di kamar op

Mimi Imut: Tentang Lik Sar

Mimi Imut: Tentang Lik Sar

Residen Anestesi

Bicara tentang residen anestesi... hmmm... sebenarnya mereka rata2 baik sih... terutama yang cowok... tapi yang cewek... hmmm... kok pada jutek ya? Apa karena kecapekan? Memang sih, stase anestesi itu capek banget secara fisik (dan mental juga). Tiap hari kerjanya main di OK bergelut dengan obat bius dan berkecimpung dengan nyawa pasien yang berada di tangannya. Benar2 beban yang berat. Apalagi bagi cewek yang terkenal suka memadukan antara hati dan pikiran sehingga menjadi relatif lebih rumit jika dibandingkan dengan cowok yang katanya bisa memilah-milah mana urusan hati dan mana urusan pikiran. Rata2 para residen sudah pada berkeluarga sehingga ada kemungkinan perhatian mereka terpecah antara kerja dan keluarga. Maka wajar saja jika sikap mereka kadang terlihat kurang menyenangkan. Mungkin waktu itu mereka sedang be te karena masalah pasien dan keluarga campur aduk jadi satu dan aku serta teman2ku berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Nasib, nasib... memang inilah risikonya

Tentang Lik Sar

Aku sampai sekarang masih belum bisa mengasihi pekerja rumah tangga (PRT) di rumahku, Lik Sar dengan sepenuh hati... Entah kenapa sulit sekali untuk menghargai dan menyukainya... yang ada hanya rasa sebel dan gemes yang selalu muncul saat melihat sosoknya dan mendengar suaranya yang cempreng... Padahal Lik Sar nggak salah apa2 sama aku... penyakit lamaku ini memang sedang kumat.... apa itu? Yaitu penyakit membenci orang lain yang lebih rendah kedudukannya daripada aku tanpa sebab yang jelas... aku selalu "niteni" bahwa di antara orang2 sekitarku, pasti ada satu orang yang paling kubenci... pasti ada satu orang yang jadi objek kebencianku... sudah dari dulu penyakit ini ada dalamku dan aku sulit untuk mengenyahkannya... Dari sejak kecil, keluargaku selalu mempunyai PRT (supaya lebih sopan daripada menyebutnya pembantu). Keberadaan mereka banyak sekali membantu keluargaku karena bapak ibuku orang yang sangat sibuk sehingga urusan tetek bengek rumah tangga sering terabaikan... M

Kelompok Kecilku

Ternyata seminggu di anestesi tidak sebegitu mengerikan seperti yang kubayangkan sebelumnya... seperti kata Eka, seru... ya, seru... tapi juga saru, khususnya joke2 yang sering dilontarkan oleh para residen untuk mencairkan suasana... tapi tidak mengapa, yang penting aku masih bisa menikmati dinamika yang ada di stase anestesi ini... Ribet memang, tapi sejauh ini fine2 and fun2 aja kok... aku bersyukur mendapat pembimbing dokter Djayanti yang gaul dan asyik, bersemangat dan care sama koas... aku bersyukur ditempatkan di kelompok yang "memaksaku" untuk bertumbuh dalam kondisi yang tidak sepenuhnya nyaman... aku bersyukur menjadi anak bapakku yang adalah dokter anestesi lulusan tempat yang sama di mana aku menuntut ilmu ini... Bicara soal kelompokku, sepertinya ada beberapa hal yang ingin kubagikan di sini... Kelompokku terdiri atas empat orang termasuk aku sendiri... Keempat orang itu adalah: 1. Dewang Temanku yang satu ini sungguh unik, aneh bin ajaib. Kadang baik dan ramah,

Keluargaku Komunitasku

Tuhan Yesus sungguh baik. Hari ini aku sungguh merasakan kasih dan kebaikanNya yang tiada taranya itu. How come? Begini ceritanya... Waktu aku sama Yoyo mau njagong ke sebelahnya Among Rogo di mana resepsi pernikahannya mbak Dina, anaknya BU In, digelar, tiba2 HPku berbunyi nyaring "tut tut tut tuuuut...". Kukira siapa, ternyata Om Ganis yang woro2 mengabarkan kabar penting dari Kotabaru. Begini bunyi SMSnya: "Yoyo en mimi adi2mu soko jakarta magelang solotigo do teko neng kotabaru kok ratok tiliki... ayo tok jak dolan wae saiki" (Yoyo & Mimi, adik2mu dari Jakarta, Magelang, Salatiga, pada datang di Kotabaru, kok nggak ditengok? ayo diajak main saja sekarang) Dengan sigap, aku jawab SMS tersebut demikian: "Sik bar njagong manten" (Sebentar, habis njagong manten). Dan setelah negosiasi yang cukup alot, kami pun sepakat untuk njagong manten sampai semua urusan selesai baru kemudian mampir ke Kotabaru. Singkat cerita, kami selesai njagong manten dan sege

Liburan Segera Berakhir

Liburan seminggu hampir berakhir. LIburan yang menyenangkan. Liburan yang bermakna. Liburan yang sungguh membuatku disegarkan kembali. Refresh. Liburan ini telah aku isi dengan hal2 menyenangkan dan tidak membosankan. Waktunya bisa pas sama liburan anak2 sekolah. Tante Ika dan anak2nya pada main ke rumah. JAdinya bisa ikut jalan2 nganter Tante Ika ke mana2. Coba kalo nggak libur. Bisa repot setengah mati ngaturnya. Yoyo yang nyupir kan cuma satu. KAlau aku harus terpaksa nyupir sendiri, wah bisa tambah repot aku. Hehe... untunglah, aku sudah ujian minggu sebelumnya dengan lumayan sukses sehingga liburan seminggu bener2 dapat dinikmati sebagai libur yang sebenar-benarnya. CUma hari ini, aku sepertinya bikin satu blunder yang mungkin bakalan berdampak cukup parah di masa depan. Aku membatalkan keikutsertaanku dalam ujian perbaikan radiologi karena alasan yang sepertinya kurang cerdas. Aku belum mandi dan belum belajar. Sangat nggak siap untuk maju ujian. LAgipula, jam 2 nanti aku harus s

Pasto Sahabatku

Kumainkan musik yang indah melalui tarian jari jemariku di atas tuts hitam dan putih. Kutumpahkan semua perasaan yang ada. Tidak kupedulikan lagi kiri kananku. Yang ada hanyalah antara aku dan Dia. Aku tidak tahu sejak kapan kumulai rutinitas ini. Setiap pagi kubuka hariku dengan memainkan musik yang indah untukNya. Aku tidak tahu lagu apa yang sedang kumainkan, hanya mengalir begitu saja dari hatiku. Mumpung tidak ada orang lain di sekitarku, sehingga aku benar2 leluasa bermain hanya untukNya. ******* Hari itu sungguh istimewa bagiku. Seorang sahabatku akan main ke rumahku. Sahabatku itu seorang cowok yang tampan dan baik. Baru setahun kami kenal karena kami sama-sama masuk dalam kelompok belajar yang sama. O iya, aku lupa memberi tahu, aku ini seorang koas atau calon dokter. Dan aku baru setahun mengikuti kesibukan menjadi koasisten di Rumah Sakit besar di kotaku. Benar-benar sibuk sehingga aku kekurangan waktu untuk bermain dan menikmati waktu-waktu santai. Untunglah Tuhan baik

Suasana Pagi yang Rusak

Suasana pagi ini pun sedikit rusak oleh sikap bapakku yang terlalu galak sama Yayan. Gak tahu kenapa, bapakku sepertinya tidak terlalu welcome sama sepupuku yang satu itu. Mungkin karena Yayan terlalu hiperaktif menurut bapakku kali ya. Atau mungkin karena ada semacam disfungsi dalam keluarga masing-masing. Coba aku analisis. Bapakku yang lahir dalam keluarga tentara di mana beliau harus kehilangan figur seorang ayah pada usia yang masih sangat muda (kelas 5 sd, kakekku mati dibunuh oleh what so called G30S/PKI), dan beliau harus mengasuh adik2nya yang waktu itu masih kecil2. Gak terbayang deh bagaimana repot dan susahnya... aku seharusnya kagum dan salut sama beliau. Tapi mungkin ada sesuatu yang bapakku belum pelajari yaitu tentang kelembutan hati seorang bapak yang meskipun dari luar kelihatan sangar. Kelembutan hati yang seharusnya gak salah jika diperlihatkan. Seorang pria sejati tidaklah salah menunjukkan sisi lembutnya apalagi di hadapan anak2nya sendiri. Mungkin itu yang belum

Bingung Mau Tulis Apa

Hari ini mau nulis apa lagi ya? Dibilang nggak ada ide, sebenarnya ada banyak hal yang bisa aku tuliskan... Dibilang banyak ide, jadi bingung mau nulis yang mana... Jadi, aku cuma mau cerita kegiatanu hari ini aja sebagai pemanasan... Here we go... Hari ini aku mulai dengan bangun terlambat seperti layaknya hari-hari libur... terus yang tidak biasa adalah aku mulai kembali kebiasaan bersaat teduh meskipun sepertinya masih kurang puas, karena aku cuma membaca dan menulis, gak pake nyanyi2 dan meditasi... rasanya kangen dan pingin deh sekali lagi merasakan dan menimati hadirat Tuhan dalam pujian dan penyembahan yang bener2 serius... Hmmm, kapan ya? Mungkin nanti, tapi nggak janji... sorry lho, Tuhan... hiks... Terus aku latihan sebentar lagu The Prayer untuk persiapan ngiringi wedding singer besok Sabtu... sempat aku rekam juga di HP meskipun mainnya salah2 dan kualitas rekamannya jelek... tapi lumayanlah... Heh, spirit "lumayan" ini kadang jadi bumerang bagiku.... Doh, saat ak