Pilihan Ganda?
"Sekelas surveior, masa ujiannya hanya berupa pilihan ganda? Masa sama seperti anak SD, SMP, SMA? Masa hanya menghafal soal dan jawaban?" Itu pertanyaan saya di tengah-tengah sibuknya para surveior senior belajar mempersiapkan post test di hari terakhir workshop Pitselnas IX KARS tahun 2025 ini. "Lalu mau pakai apa?" tanya balik seorang surveior senior, yang cukup memantik pemikiran yang perlu perenungan lebih dalam. Coba bayangkan! Sejak SD sampai SMA, setiap ujian akhir sekolah, soal-soal pilihan ganda menjadi cara mengukur kemampuan akademis kita selama ini. Nilai-nilai ujian itu prosesnya sebagian besar melalui cara menghafal teori. Itu masih lebih mendingan. Yang lebih parah lagi adalah menghafal soal dan jawaban, hanya demi nilai agar lulus, agar dapat ijazah yang menandakan bahwa kita pernah bersekolah tapi belum tentu pernah berpikir (meminjam ungkapan dari Rocky Gerung). Belajar dan ujian seperti itu (baca: metode menghafal) sepertinya telah dinormalisasi ...