Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2025

Natural Disasters and Human Responsibility: How Should We Understand Them?

Gambar
The illustration was made with Chat GPT Natural disasters are currently striking several regions of our country. Mismanagement of land and territory has become one of the contributing factors, in addition to extreme weather conditions that have not occurred in the last few decades. Complaints and calls demanding that incompetent power holders take responsibility and act immediately have filled social media throughout this past week. As citizens, members of society, fellow human beings living in a nation founded on Pancasila, and as Christians who hold firmly to the truth of God’s Word written in the Bible, a question inevitably arises—one that must be answered clearly: “How should we understand all these events from the perspective of the Christian faith, which acknowledges both the sovereignty of God and the responsibility of humanity?” In a podcast episode, Bagus Muljadi explains that Western thought often maps the ages of human history into three major eras: premodern, modern, and...

Bencana Alam dan Tanggung Jawab Manusia, Bagaimana Memaknainya

Gambar
Ilustrasi bencana alam dan tanggung jawab manusia serta bagaimana memaknainya  (Sumber: prompting ChatGPT) Bencana alam sedang melanda sebagian wilayah negeri ini saat ini. Salah urus wilayah menjadi salah satu faktor penentunya, di samping cuaca ekstrim yang baru kali ini terjadi dalam puluhan tahun terakhir. Keluhan dan seruan yang menuntut orang-orang inkompeten pemegang kekuasaan untuk bertanggung jawab dan segera ambil tindakan telah bertalu-talu memenuhi ruang media sosial beberapa hari dalam minggu ini. Sebagai seorang warga dan anggota masyarakat serta sebagai sesama manusia yang hidup di negeri berdasar Pancasila ini, dan juga sebagai seorang Kristen yang memegang teguh nilai-nilai kebenaran firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab, timbul pertanyaan yang harus dijawab dengan tegas yaitu: "Bagaimana memaknai semua peristiwa ini dari kaca mata iman Kristen yang mengakui adanya kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia?" Bagus Muljadi dalam sebuah siniar menyampaika...

Perjalanan Bersahaja: Seminggu dari Rumah Cahaya ke Rumah Sakit Bethesda

Gambar
Seminggu berlalu dengan bersahaja bagiku di Rumah Cahaya, ruang aman bagi jiwa yang mengembara di dunia dalam zaman akhir ini. Dimulai dari anugerah yang memberikan iman bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus Yesus Tuhan satu-satunya jalan kepada Bapa, kemudian bergulir dalam pengharapan bahwa Dia akan segera datang kembali, dan wujud nyata kasih sebagai bukti bahwa hidup kekal bersama Allah Tritunggal itu telah ada dan dimulai di sini sampai nanti di kekekalan. Ini sinkron dengan sepenggal ayat Alkitab yaitu Matius 6:33 yang tertempel di dinding ruang jaga satpam gedung Petronella RS Bethesda Yogyakarta, tempatku biasanya menunggu jemputan pulang di sore hari.  "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" Matius 6:33 di dinding pintu masuk gedung Petronella RS Bethesda Yogyakarta Kekayaan yang begitu limpah ruah dan dalam itu dapat diperoleh asalkan kita tekun menggali kebenaran firman yaitu Alkitab, tentu saja den...

Highlight Obrolan: Isu Kesehatan Mental

Gambar
Suasana kamar Hadasa di lantai dua rumah kami di Plumbon terasa sejuk dan syahdu pagi hari yang diwarnai mendung berangin sepoi-sepoi basah. Diiringi dengan lagu-lagu cinta mendayu-dayu dari radio Geronimo FM, dengan tagline-nya " the real sound of Jogja " itu, dan ditemani dengan secangkir kopi hangat dari dapur serta buku Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer yang sedang kubaca pelan-pelan, aku duduk santai menunggu terbangunnya Hadasa, si anak remaja perempuan Rumah Cahaya. Sudah terlalu siang untuk ritual jalan kaki pagi bersama di hari Minggu. Cukuplah dengan mengobrol ringan ngalor ngidul saja. Hadasa mulai sering mengajakku ngobrol berdua di kamarnya. Obrolan random khas anak remaja yang sedang berkutat dengan dunia sekolah dan lingkaran pertemanannya itu mengerucut ke cerita-cerita seputar keluarga besar kami. Hal-hal sensitif dan relatif tabu jika dibicarakan secara terbuka kini mulai menjadi pokok pembicaraan mendalam antara ibu dan anak, biasanya menjelang tidu...