Doa: Ujian JKN
TUHAN, Bapaku
yang penuh hikmat dan pengetahuan, di sini aku hendak mengutarakan
kegelisahanku mengenai sistem JKN di Ladang Anggur-Mu ini. Begini.
Sepengetahuanku, Ladang Anggur-Mu ini terkenal dengan jiwa kasihnya sehingga dijuluki sebagai RS
Toeloeng pada zaman dulu. Sampai sekarang, motto ‘Tolong dulu, urusan belakang’
masih terpampang jelas di tembok IGD. Memang, RS ini cukup dikenal karena
cepat, sigap, dan tanggap dalam melayani pasien. Dan itu menjadi kebanggan kami
para civitas hospitalia-Mu di sini.
Namun, dengan adanya sistem JKN yang
dicanangkan oleh pemerintah RI, kami mendapat tantangan yang cukup berat.
Sistem JKN ini berorientasi pada azas pemerataan finansial, dan sepertinya
bukan ada azas kesembuhan secara maksimal. Indikasinya adalah besarnya plafon
yang ‘memaksa’ pihak RS khususnya swasta untuk meminimalkan standar pelayanan
kesehatan. Selama ini, RS Ladang Anggur-Mu ini cukup nyaman dan tenang dengan
standar pelayanannya yang dipandang cukup baik, manusiawi, dan relatif terjangkau.
JKN membuat kami harus memutar otak lebih lagi supaya standar pelayanan tetap
terjaga kualitasnya dengan pembiayaan yang mepet. Dalam hal jungkir baliknya
civitias hospitalia, pasien dikondisikan (oleh aturan) untuk tidak mau tahu
dengan apa yang kami alami. Seolah-olah, kami digencet dan dipasung oleh aturan
BPJS yang terkesan tidak adil terhadap RS swasta.
Di Ladang Anggur-Mu ini, aku mendengar
dan melihat bagaimana kami para pekerja RS ini berjibaku sedemikian rupa supaya
ekonomi RS tidak kolaps. Para dokter spesialis dipaksa untuk menurunkan standar
pelayanan yang selama ini dilakukan. Para perawat dipaksa untuk mengawasi
supaya jatah plafon tidak kebobolan. Para pekerja administrasi dipaksa untuk
menjaga agar proses administrasi dan keuangan pasien JKN tidak semakin besar
selisih negatifnya. Kelelahan itu semakin ditambah lagi dengan proses
akreditasi RS yang memakan waktu, tenaga, dan biaya yang sangat besar. Aku
mengamati bagaimana kondisi mental, spiritual, dan fisik pekerja-pekerja-Mu ini
sedang direntangkan sampai batas-batas kemampuan.
Sungguh, tanpa-Mu kami tidak tahu
bagaimana solusi untuk setiap masalah yang kami hadapi karena sistem JKN ini.
Kami memerlukan-Mu, TUHAN, untuk membimbing kami, untuk membuka pikiran kami,
sehingga kami dapat melihat jalan keluar dari-Mu. Mohon ajari kami apa yang
harus dan perlu kami lakukan saat ini, hari lepas hari, selangkah demi
selangkah. Beri kami kesatuan hati, kerendahan hati, dan kemauan untuk belajar
makin mengerti jalan-jalan-Mu. Mohon berikan roh hikmat dan kepandaian kepada
kami masing-masing sehingga kami dapat bersama-sama memikul beban tanggung jawab ini sehingga
masalah-masalah yang timbul karena sistem JKN dapat kami hadapi dan selesaikan
dengan baik seturut kehendak-Mu.
Kami percaya, sistem JKN ini adalah satu batu ujian yang harus kami lalui bersama-Mu saat ini. Kami percaya, bahwa selama kami mencari wajah-Mu, mencari kehendak-Mu dalam setiap kebijakan dan keputusan yang kami ambil, penyertaan-Mu dan berkat-Mu berlimpah dan membuat semua orang yang melihatnya takjub sehingga menerbitkan rasa kagum, hormat, dan syukur kepada-Mu. Mari, TUHAN, ajar kami untuk tekun memikul kuk-Mu dan dengan sabar dan rendah hati terus melakukan bagian kami dengan setia. Terima kasih untuk ujian iman ini. Dalam nama-Mu, Yesus Kristus, kami berserah. Amin.
Komentar