Sekelumit tentang Persekutuan... ^^

Hari ini sungguh terasa kurang bergairah jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Padahal pagi-pagi sudah kumulai dengan berdoa dan membaca renungan harian bersama Mas Cah. Apa mungkin karena aku bangun agak kesiangan ya? Semalam nonton bareng PA dewasa muda sampai lumayan lama. Terus pulang nonton, aku dan mas Cah masih mampir dolan ngobrol-ngobrol di rumah mas Markus dan mbak Betty. Nggak terlalu banyak yang berkesan dari film yang aku tonton semalam. Aku lebih menikmati kebersamaan dengan mas Cah dan teman-teman persekutuan. Baik itu dewasa muda, keluarga muda "Murakabi", maupun keluarga muda "PA Daniel-yang-sebentar-lagi-akan-diganti-namanya.

Bicara tentang persekutuan, aku sungguh bersyukur pada Tuhan. Kalau ingat masa-masa remaja awal dulu sampai sekarang, aku sungguh sangat bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan padaku. Dulu waktu awal-awal SMP, aku begitu minder karena aku merasa tidak punya komunitas. Komunitas rohani alias persekutuan di mana aku bisa eksis sambil dekat dengan Tuhan. Aku begitu iri pada teman-teman sebayaku yang selalu bercerita tentang kegiatan-kegiatan mereka di persekutuan gereja masing-masing. Aku sama sekali buta dan tidak tahu menahu bahwa ternyata persekutuan remaja dan pemuda di gereja itu ada. Aku cuma tahu gereja itu ya kebaktian tiap Minggu dan sekolah minggu. Titik. Dan ketika aku mulai terlibat dalam persekutuan siswa di sekolah, aku semakin merasa minder dan tidak PD karena pengalamanku dalam organisasi dan persekutuan ternyata sangatlah kurang.

Pengalaman minder waktu SMP pun berimbas sampai SMA. Aku berusaha menutupi kekuranganku dengan berusaha tampil serohani mungkin. Akibatnya, aku jadi kaku dan sangat-sangat tidak luwes dalam pergaulan sehari-hari Aku menganggap diriku yang paling kudus dan rohani. Standarku begitu tinggi dan idealis. Tanpa sadar mungkin aku telah menjadi seorang legalis. Aku sering menghakimi teman-temanku yang kuran rohani menurut pandanganku. Akibatnya lagi, suasana persekutuan pun menjadi tidak nyaman. Sungguh masa-masa yang memprihatinkan.

Bersyukur kepada Tuhan, menjelang lulus SMA dan masuk kuliah, aku diizinkan mencicipi kehidupan persekutuan rohani seperti yang ada dalam bayanganku. Sangat menyenangkan dan membuatku semakin bangga akan diriku sendiri. Mungkin karena saking sombongnya aku, Tuhan pun mengizinkan aku mengalami kegoncangan jiwa. Hubungan dengan teman-teman persekutuan yang kurang kuat pun hancur karena aku tidak membangun dengan dasar kasih. Pondasiku masih rapuh. Singkat kata, aku kembali lagi ke titik nol di mana aku hidup tanpa ada kegiatan persekutuan.

Seiring berjalannya waktu, aku belajar banyak hal. Aku belajar bahwa persekutuan dalam Tuhan yang sejati itu bukan melulu hanya terletak pada acara yang meriah saja. Persekutuan itu bukan terletak pada acara menyanyi bersama dan berbagai macam ritual keagamaan. Persekutuan itu pada hakikatnya adalah hubungan yang terjalin antara saudara-saudara seiman dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita saat di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di kampung, di mana saja. Dalam hal-hal yang disebut oleh masyarakat umum sebagai hal sekuler (bukan rohani) itulah letak kesejatian dari persekutuan. Saat sedang ngobrol-ngobrol santai, saat sedang bekerja setiap hari, di situlah persekutuan yang erat dapat terjadi. Dan waktu-waktu yang disebut sebagi jam persekutuan yang meliputi pujian, penyembahan, doa, dan firman Tuhan akan menjadi perayaan yang bermakna atas persekutuan sejati yang telah terjadi dan terbangun sedikit demi sedikit.

Melihat apa yang Tuhan izinkan terjadi pada masa lalu dan apa yang Tuhan berikan pada masa sekarang membuatku semakin bersyukur dan bersyukur. Aku tidak lagi terobsesi dengan yang namanya persekutuan atau komunitas rohani. Aku juga tidak antipati terhadap persekutuan yang ada. Sebaliknya, aku berketetapan hati untuk menjadi berkat di mana pun Tuhan telah menempatkan aku untuk bersekutu. Bersama dengan mas Cah, aku sekarang menikmati hidup persekutuan dengan penuh sukacita. Sekali lagi, syukur kepada Tuhan atas hidup persekutuan yang telah memperlengkapi dan memperkaya batinku sehingga aku dapat bertahan dan menang dalam hidup di dunia ini. Haleluya!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.