Menjadi Pendengar yang Lihai

Saat ini aku sedang mencoba menulis secara spontan. Maksudnya, kali ini aku menulis langsung di blog ini tanpa perlu menulis terlebih dahulu di buku harian. Biasanya, aku menulis di buku harian terlebih dahulu, baru aku salin beberapa bagian yang menurutku layak untuk dibagikan. Tapi kali ini, aku mau mencoba kembali kemampuanku untuk menulis lepas dan bebas tanpa tendensi 'harus bagus'. Sudah siap? Yuk!

Kesenanganku untuk mendengarkan cerita orang lain mungkin adalah hal yang tidak biasa bagi kebanyakan orang. Saking sukanya mendengarkan cerita orang lain, aku harus melontarkan pertanyaan-pertanyaan pemancing untuk memperoleh jawaban yang ingin kudengarkan. Misalnya, aku bertanya kepada temanku, "Bagaiamana kabarmu? Ada kabar baik apa hari ini? Sedang sibuk apa?" dengan harapan ia akan menjawab dengan jawaban yang tidak standar. Jika ia pelit menjawab, maka aku harus lihai mengorek jawaban lebih lanjut. Mungkin ini terkesan garing dan tidak ada gunanya ya. Tapi entah mengapa, aku sangat menikmatinya.

Aku sangat menikmati kegiatan bertukar pikiran melalui percakapan sehari-hari dengan siapa saja. Entah itu di dunia nyata maupun di duna maya. Maka, jangan heran kalau aku tiba-tiba mengajak seseorang chatting di jejaring sosial. Tujuanku sederhana saja, hanya ingin mengobrol, sambung rasa, berbagi cerita. Bagian atau peran yang paling kusukai adalah menjadi 'pendengar' atau pembaca yang baik. Akan lebih indah dan mengasyikkan apabila kawan bicaraku itu berjiwa positif dan bersemangat tinggi dalam menjalani kehidupan. Apalagi kalau ada 'klik' dalam semangat yang sama. Rasanya semua hal bisa diobrolkan, tidak ada matinya.

Aku mendapati bahwa dengan mengobrol itu, ada sesuatu yang berubah, sekecil apapun itu. Aku bisa memilih dipengaruhi atau mempengaruhi. Jika orang yang kuajak ngobrol tidak seirama denganku, maka aku mengambil jarak sedikit supaya tidak mengacaukan langkah jiwaku sendiri. Sering, orang yang kuajak atau mengajakku ngobrol itu hanya ingin pendapatnya saja yang disetujui padahal belum tentu benar. Dan sering pula, ia tidak mau menerima pendapat dari sisi yang berlainan. Untuk orang semacam itu, aku tidak akan terlalu ambil pusing. Cukup aku dengarkan saja, tanpa perlu menyetujui ataupun membantahnya saat itu juga.

Inilah yang bisa kubagikan sebagai seorang pendengar. Entah baik atau tidak, yang penting adalah kemauan untuk mendengarkan terlebih dahulu. Menurutku, itulah yang bisa menciptakan suasana yang menyenangkan di mana pun aku berada. Bagaimana denganmu? ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.