Perjalanan dari "Rumah ke Rumah" Selama Seminggu
Seminggu kemarin berjalan dengan apik, seperti judul lagu dari band Hindia "dari rumah ke rumah". Dimulai dari hari Minggu pagi yang sehat karena seisi Rumah Cahaya, Cahyono-Hadasa-Yohana minus Winter si anjing, memulai aktivitas dengan jalan kaki sejauh 3,7 km di area JEC (Grha Pradipta). Sambil berjalan bersama menikmati rindangnya pepohonan bak hutan kota di halaman sekitar JEC, kami ngobrol-ngobrol asyik dengan Hadasa.
Hari Senin dimulai dengan tugas mengiringi ibadah awal minggu kerja di Petronella. Dan Hari Sabtu kemarin diakhiri pula dengan mengikuti ibadah akhir minggu kerja. Entah karena pengaruh ikut ibadah atau tidak, seminggu kemarin terasa mengalir dengan lancar atau in the zone.
Seminggu berjalan dengan intensitas kerja yang cukup menyenangkan dan diwarnai dengan antusiasme yang mengasyikkan. Diisi dengan mendampingi dr. Pudji, utinya Hadasa, yang tekun mengikuti kelas daring workshop bab PKPO akreditasi rumah sakit. Kemudian menghadiri dan berpartisipasi dalam rapat koordinasi KMRS dan PPI, dengan berbekal prinsip bahwa rapat itu bukanlah briefing satu arah, melainkan ajang diskusi dua arah sehingga wajib hukumnya untuk selalu ada sumbang saran dan ide. Demikian juga dengan kegiatan morning report setiap hari.
Sebagai kepala instalasi rehabilitasi medik, harus selalu kuingat bahwa tugas dan tanggung jawabku adalah menavigasi instalasi agar selalu berjalan sesuai koridor. Ada visi misi, target, dan suasana kerja yang harus terus-menerus dijaga. Ada budaya organisasi yang harus terus-menerus ditumbuh-kembangkan dan dipelihara agar senantiasa sehat. Seperti konsistensiku menyiram tanaman hias di halaman rumah setiap pagi dan sore agar tetap segar dan tidak layu. Salah satu bentuknya adalah dengan memantau proses pengadaan alat di rehab medik agar bisa meningkat level kompetensinya dari dasar menjadi madya.
Menjelang akhir pekan, ritme kerja agak melambat karena energi mulai menipis namun sukacita dan rasa puas telah tumbuh akibat langkah-langkah kerja yang konsisten dari hari Senin sampai Jumat. Hari Sabtu menjadi hari yang terasa santai dan memberi kesempatan tubuh untuk beristirahat karena banyak pekerjaan telah terlaksana. Seperti Sabtu sebelumnya yang diakhiri dengan sukacita penuh karena habis mewawancarai juragan Eggyo dan mengikuti sebentar acara kumpul para dokter di Petronella bersama sohib Yiska, dokter anak yang sangat ramah kepada siapa pun. Sabtu adalah hari yang menyenangkan karena sore harinya kami sekarang punya ritual wajib mengantar Hadasa ke pembinaan remaja di GRII Yogyakarta di jalan Bener nomor 1.
Sebagai informasi, kami saat ini sedang dalam proses attestasi keluar dari GKJ Brayat Kinasih dan mulai bergabung dengan GRII Yogyakarta. Biasanya, untuk bisa menjadi anggota jemaat atau attestasi masuk di GRII, ada proses katekisasi selama sekitar 3 bulan terlebih dahulu. Namun berkat komunikasi Pak Cahyono dengan pendeta/gembala sidang GRII Yogyakarta tentang alasan prinsip mengapa kami mau attestasi, kami boleh attestasi dan selama menunggu proses katekisasi, kami sudah dianggap sebagai anggota jemaat GRII. Bulan Oktober ini kami dengan tekad bulat memutuskan untuk bergabung dengan GRII karena bulan Oktober adalah bulan reformasi gereja dan bersamaan juga dengan peringatan ulang tahun ke-29 GRII Yogyakarta. Kami merasa sangat senang dan lega, seperti pulang ke rumah.
Hari Minggu pun dipenuhi dengan suasana yang mengembalikan kesegaran dan menjaga kewarasan. Betul-betul hari Sabat yang digunakan untuk beribadah dan beristirahat. Dimulai dari hadir ibadah pagi di GRII, bertemu dengan saudara-saudara seiman, khususnya yang sama-sama memegang ajaran Reformed Calvinis. Sangat membakar semangat, karena kami semakin diteguhkan untuk punya jiwa membagikan Injil kepada siapa pun karena berita Injil bukanlah untuk disimpan sendiri. Injil semestinya bukan hanya untuk kalangan sendiri. Menjadi saksi Kristus adalah tugas utama, sedangkan profesi dokter, insinyur, ekonom, dll adalah sarana sekunder dalam rangka menjalankan tugas utama demi kemuliaan Allah.
Setelah beristirahat di rumah, kami seisi Rumah Cahaya pergi ke Kotabaru, rumah keluarga simbah Sugiyono yang saat ini ditempati oleh Om Ganis (adik dari bapak) sekeluarga. Tujuan utama adalah mengukur beskap dan blangkon untuk Pak Cahyono, persiapan untuk resepsi pernikahan Suryo (anak mbarep Om Ganis) besok Desember. Di Kotabaru ada anjing golden retriever bernama Sinyo yang lucu dan bersahabat. Setelah berkenalan dengan Sinyo, kami ditraktir makan nasi goreng, mie godhog, dan minum es kopi gula aren. Enak semua. Ramah tamah dan obrolan ringan mencairkan suasana di halaman rumah Kotabaru yang sekarang ini dipakai untuk usaha Suryo dan Anggit (anak ragil Om Ganis) jualan masakan dan kopi. Kapan-kapan aku akan wawancara mereka.
Beranjak dari Kotabaru, kami singgah ke Pelemkecut dan bertemu uti serta akung. Hadasa melatih kembali main pianonya di sana. Di Pelemkecut juga ada tante Ika dan cucunya, Arunika, yang sedang menunggu jemputan Tamara (sedang tugas jaga di IGD RS Bethesda). Seperti di Kotabaru, aku membagikan juga ke tante Ika brosur acara Natal Stephen Tong yang akan diselenggarakan November depan. Puas dengan keakraban di Pelemkecut, kami pun pulang kembali ke rumah Plumbon.
Sebelum tidur, Hadasa mengajakku ngobrol deeptalk di kamarnya. Benar-benar deep obrolannya. Untuk anak remaja seusia Hadasa, cukup besar privilege yang dia miliki. Bersyukur untuk kepekaan yang tumbuh dan supporting system Rumah Cahaya yang sangat besar pengaruh positifnya bagi Hadasa. Semoga selama menjalani masa remajanya ini, Hadasa dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan dan dibekali cukup dengan pengajaran iman yang sehat dan sesuai Firman Tuhan sehingga menjadikannya pribadi yang berkarakter menyerupai Kristus.
Puji Tuhan. Selesai.

.jpeg)
.jpeg)

.jpeg)

.jpeg)
.jpeg)

.jpeg)

.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)


.jpeg)
.jpeg)

.jpeg)
Komentar