Ende, 4 Desember 2010 jam 18.00 WITA






Akhirnya, setelah tanpa proses yang rumit2 atau terlalu pikir panjang, Mimi Imut pun ikut juga pergi ke Flores dari tanggal 4 sampai 7 Desember 2010. Tanpa terlalu berharap yang muluk-muluk, Mimi Imut berangkat menemani ibu dengan satu tekad bulat yaitu untuk mendapatkan pelajaran berharga yang bisa dituliskannya sebagai oleh-oleh. Mimi Imut tidak berharap akan mendapatkan kenyamanan ataupun kemewahan selama perjalanan ke timur ini. Sebaliknya, Mimi Imut ingin memanfaatkan waktu yang ada untuk menyerap apa pun sebaik-baiknya supaya bisa membagikan sesuatu yang berharga, sekecil apa pun itu, melalui laporan tertulis tidak wajib ini. Dengan diiringi doa singkat yang tidak bertele-tele, Mimi imut pun berangkat dengan penuh rasa syukur dan percaya diri bersama rombongan. Mari kita ikuti bersama perjalanan Mimi Imut.

Pada hari Sabtu, tanggal 4 Desember 20101, di rumah Pelem Kecut, Mimi Imut terbangun dengan perasaan masih terkantuk-kantuk karena semalam tidurnya tidak terlalu nyenyak. Maklum, mau menemani ibu pergi ke NTT, FLores, Bajawa. Mimi Imut belum pernah ke sana. Sedangkan ibu sendiri sudah pernah ke sana, ini kali yang kedua buat ibu pergi ke Bajawa. Jam 4.00 Mimi Imut bangun dan harus berjuang mengalahkan rasa malas dan godaan untuk tidur lagi. Setelah melalui beberapa fase bangun-tidur-bangun, kira-kira jam 4 lebih sedikit, Mimi imut pun bangun dan segera menyiapkan baju2 dan barang bawaan. Mimi imut secara khusus membawa si laptop Lenovo pink kembang2 yang selama ini setia menemaninya ke mana2, buku tulis, buku Eat Pray Love terjemahan bahasa Indonesia, Our Daily Bread, pensil, buku neuorologi ringkas serta pemeriksaan fisik untuk membunuh waktu selama di sana. Baju-baju pun secukupnya saja. Barang bawaan Mimi Imut dan ibu cukup ringkas.

Setelah mandi dan siap2, mimi Imut dan ibu berangkat juga ke bandara diantar oleh bapak. Waktunya lumayan mepet, untung tidak terlambat. Sampai di bandara Adisutjipto, Mimi imut dan ibu ketemu pak Adi yang sudah mengantri check in. Dr Rahardjo sudah check in duluan. Pak Heru pun baru datang kemudian. O iya, rombongan kali ini adalah lima orang terdiri dari ibu, dr. Rahardjo, Pak Heru, Pak Adi, dan si penggembira Mimi Imut. Pesawat pertama yang kami tumpangi adalah Lion Air dengan tujuan Surabaya, kemudian dari Surabaya ke Denpasar naik Wings Air, dari Denpasar ke Ende naik Wings Air. Yang menarik, Wings Air yang kami tumpangi adalah pesawat baling-baling ^^. Jadi ingat perjalanan Mimi Imut ke Soroako waktu kecil dulu, juga naik pesawat baling-baling. Untung bukan pesawat bolang-baling ^^. Selama naik pesawat, Mimi Imut banyak tidur. Jadi nggak ada hal-hal spesial yang bisa diceritakan di sini selama perjalanan naik pesawat itu.

Penerbangan cukup tepat waktu, bahkan kami sampai hampir ketinggalan waktu transit di Surabaya sama di Denpasar. Untunglah semua baik-baik dan lancar-lancar saja. Di Denpasar, Mimi Imut menyempatkan diri minta dibelikan kacang disko untuk kletik2 selama perjalanan (gak penting ya ^^). Ternyata, penerbangan dari Denpasar singgah dulu di Bandara Komodo di Muara Bajo. Tahu begitu, Yoyo diajak saja soalnya Yoyo kan kepingin banget ke Pulau Komodo. Yah, meskipun kami nggak benar2 turun di Pulau Komodo sih, cukup di bandara Komodo saja. Dan komodonya cukup diwakilkan dengan patung kecil saja. Singkat kata, kami pun sampai di Ende dengan selamat tanpa kurang suatu apa pun.

Di Ende, kami sudah ditunggu oleh driver yang sudah dipesan sebelumnya. Nama drivernya Om Ignas. Kendaraan yang dipakai oleh Om Ignas cukup 'merakyat'. Beberapa dari rombongan sedikit mengeluh karena ukuran kendaraannya kecil, AC kurang dingin, dan kaca jendela terlalu gelap. Buat Mimi Imut sih no problemo. Yang penting sampai di tujuan dan masih utuh bersama dengan rombongan. Setelah makan siang di rumah makan Padang (gak ada rumah makan Ende), kami diantarkan melihat-lihat sekilas rumah pengasingan Bung Karno. Kami menyempatkan diri berfoto-foto di sana. Mimi imut dalam hati berpikir, bagaimana ya rasanya diasingkan? Mungkin kalau diasingkan, Mimi Imut dapat menghasilkan karya pikir yang luar biasa pula seperti halnya tokoh2 besar dunia. Hehe...

Puas foto-foto dan jalan-jalan melihat-lihat suasana kota, Mimi imut dan rombongan kemudian mencari hotel yang cukup representatif. Dan akhirnya, setelah mencari-cari dengan tekun, kami pun dapat beristirahat dengan tenang di hotel Dwi Putra yang berAC dan bertempat tidur besar, ada TVnya, dan yang penting buat Mimi Imut: ada cop2an listriknya sehingga dapat menyalakan laptop sesuka hati. Thank God, hari pertama ini sungguh menyenangkan. Sekarang Mimi Imut mau beristirahat dulu untuk menyiapkan diri buat waktu yang lebih luar biasa lagi nanti malam dan besok. Haleluya. Maranatha!!! ^^



Komentar

Yohana Mimi mengatakan…
Ralat: bukan Muara Bajo melainkan Labuhan Bajo...

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.