Konvergen dan Divergen
Selamat petang, Bapa—Yesus—Roh Kudus! Wow, dahsyat hari ini!
Sore ini aku WA-nan sama Pak Ias, masih membahas tentang cara berpikir convergen dan divergen. Aku tertarik untuk meneliti (iseng) tentang cara berpikir
konvergen dan divergen dalam masyarakat pada umumnya. Apa pula itu konvergen
dan divergen? Ini penjelasan singkatnya, terinspirasi dari film Divergent
banget ceritanya:
1.
Cara
berpikir konvergen adalah cara berpikir dengan berbicara kepada diri sendiri
sehingga lebih focus dan terarah. Orang itu sendirilah yang mengarahkan
pikirannya hendak ke mana.
2.
Cara
berpikir divergen adalah cara berpikir dengan mendengar diri sendiri sehingga
lebih acak dan sporadic. Arah pikirannya sukar ditebak dan sering dianggap
sebagai ide yang melompat-lompat (padahal sebenarnya tidak).
Mengapa aku tertarik? Karena, aku mendapati diriku cenderung
berpikir secara divergen, alias lebih banyak ‘mendengar’ suara hati (dan
suara-Mu). Sedangkan dua orang yang kutanyai yaitu Pak Ias dan Mas Cah
mengatakan mereka cenderung lebih banyak ‘bicara’ kepada diri sendiri. Aku penasaran,
apakah orang lain mempunyai cara berpikir konvergen atau divergen. Yang manakah
yang lebih dominan dalam masyarakat pada umumnya? Apakah tiap daerah dan
kebudayaan berbeda kecenderungannya? Aku berasumsi bahwa yang dominan akan ‘menindas’
atau minimal salah paham terhadap yang lain (yang minoritas). Orang dengan cara
berpikir lain akan dipandang aneh, abnormal, bermasalah sehingga harus ‘diluruskan’.
Padahal, bisa jadi orang yang dipandang sebagai masalah itu sebenarnya adalah
(bagian dari) solusinya.
Kemudian,
aku tertarik untuk melakukan penelitian iseng-iseng dengan menyebar angket dan
wawancara mendalam untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi sehingga
muncullah kedua cara berpikir tersebut. Apakah factor gender, usia, pola asuh,
pendidikan, dll itu ada pengaruhnya? Ataukah itu sudah bawaan dari lahir?
Lalu, apa
kata Alkitab mengenai hal ini? Adakah cara berpikir konvergen dan divergen
dalam Alkitab? Adakah contoh-contohnya? Jika ada, lalu apa implikasinya?
Terakhir,
apa tujuan dan manfaat dari mengetahui hal ini? Apa kontribusinya bagi
kemanusiaan?
Hmm,
konvergen, divergen. Is it worthy enough, God? Apalah akan jadi beneran ya? Hehe,
let’s find out in the future!!!
Komentar