Janji Harus Ditepati
Masih di depan meja belajar yang sama. Masih pagi. Masih ada
sisa semangat. Aku memutuskan untuk mulai menuliskan sesuatu, apa pun itu.
Masih belum ad aide atau inspirasi yang muncul. Kuingat-ingat apa yang
kuketahui dan sudah kualami. Tapi sepertinya belum ketemu yang cocok dan pas
untuk kubagikan di sini.
Seharusnya
pagi tadi jam lima aku ikut doa pagi di gereja untuk pertama kalinya. Tapi entah
kenapa aku tidak jadi berangkat, padahal aku sudah bangun jam empat pagi. Rasanya
kecewa karena tidak bisa menepati janji kepada diri sendiri. Juga janji kepada
Tuhan. Sungguh memalukan.
Aku ingat
seorang temanku pernah menuliskan tentang hal menepati janji, janji yang dibuat
terhadap diri sendiri, bahkan terhadap Tuhan. Tulisannya agak keras dan
menantang semua orang untuk menepati setiap janji yang dibuat. Kalau sampai ada
yang tidak menepati, orang itu mungkin perlu berhadapan dengan temanku. Apa perlu
aku berhadapan dengannya? ^^
Janji harus
ditepati. Sebab jika tidak, kita masih punya hutang yang belum lunas. Aku masih
punya kesempatan untuk melunasi hutangku minggu depan dan minggu depannya lagi,
sampai waktu yang tidak terbatas. Aku beruntung karena masih ada lain kali,
masih ada kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya.
Berbeda
dengan Pribadi TUHAN. Setiap janji yang diucapkan-Nya selalu ditepati dan
digenapi. Dia tidak pernah ingkar janji. Meskipun kita sering melupakan
janji-Nya, Dia tetap setia menepati janji seturut dengan waktu-Nya. Sungguh beruntung
kita punya Tuhan yang seperti Dia. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita
bersyukur dan senantiasa mempersembahkan pujian syukur kepada-Nya. Ucap
syukurlah senantiasa untuk setiap janji-Nya yang selalu ditepati. Amin.
(Ditulis oleh Mimi imut di Pelem Kecut pada hari Kamis,
tanggal 5 Februari 2009 di buku Kiky krem kotak-kotak ^^)
Komentar