Salvation

Meskipun capek, aku tidak merasa terintimidasi. Aku merasa cukup nyaman dengan diriku sendiri. Hari ini sungguh luar biasa. Terima kasih, Tuhan. Dari pagi sampai siang pasien yang datang relatif sedikit, tidak sebanyak waktu Senin kemarin. Siang ini pun masih belum terlalu banyak pasien yang datang. Keluhannya pun masih dalam batas kompetensiku. Puji Tuhan.

Tadi ada satu pasiennya ibu yang datang untuk kontrol. Post coloctomy. Aku nggak begitu mudeng dengan perjalanan penyakitnya. Sepertinya dulu aku juga yang periksa itu simbah di IGD, aku lupa. Tapi aku cukup senang dengan sikap si simbah. Beliau begitu tenang dan pasrah sama Tuhan Yesus. Nggak nggedumel, nggak menyerah, tapi penuh dengan ungkapan syukur yang nampak dari wajahnya. Karena sikapnya yang luar biasa itu, aku pun dengan pe de nya memperkenalkan diriku sebagai anak dari ibuku. Beliau pun sangat senang dan semakin sumringah. Beliau bercerita banyak tentang pengalamannya operasi dan bagaimana beliau senang kalau ibuku tersenyum. Benar juga apa kata ibu. Pasien itu sudah sembuh kalau melihat dokternya juga menyenangkan. Itu efek sugesti kalau orang psikologi bilang. Tetapi sebagai orang percaya, itu pasti karena Tuhan sendiri yang bekerja. Memang betul bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur. Maka, aku mendapati bahwa salah satu tugas dokter berikutnya adalah bagaimana membuat hati pasiennya gembira sehingga kesembuhan pun dapat terjadi dengan cepat. Bahkan seandainya pasiennya tidak sembuh pun, dengan kata lain berakhir dengan terminal state atau meninggal, mereka dapat meninggal dengan tenang dan tanpa ada rasa takut. Semua ini dapat terjadi kalau mereka sudah punya jaminan hidup kekal sesudah kematian. Dan jaminan itu hanya ada pada Tuhan Yesus saja. Tidak pada yang lain. Itu yang kupercayai. Agama tidak menyelamatkan. Amal ibadah tidak menyelamatkan. Hanya anugerah Tuhan dalam karya penebusan Tuhan Yesus sajalah yang menyelamatkan. Bagian kita hanyalah mau atau tidak mempercayainya. As simple as that. Yah, kadang yang sederhana ini bisa menjadi rumit karena kita terlalu banyak memakai logika dan tidak memakai iman. Padahal Tuhan Yesus sendiri bilang bahwa hanya dibutuhkan iman seperti seorang anak kecil saja untuk memiliki kerajaan Surga. Iman yang langsung percaya pada Tuhan Yesus dan tidak meragukanNya sedikitpun. Hmmm...

Dari capek kok malah jadi merenungkan tentang keselamatan ya? Hehe... entahlah. Aku memang lagi pingin ketak ketik. Daripada bengong nggak jelas juntrungnya. Mending ngetik ngalor ngidul tapi ada isinya. Betul? ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.