Berakar (Lagi) Yuk

What should I do when I don't know what to do? What should I write when I don't know what to write? What should I pray when I don't know what to pray? Do, write, and pray... Tiga hal penting yang harus kulakukan hari lepas hari. Aku melakukan semuanya itu bukan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain melainkan untuk menyalurkan energi positif yang meluap-luap. Supaya tidak meledak kacau. Demikian juga waktu aku menulis. Menulis apa saja. Aku perlu menulis lebih banyak untuk diriku sendiri dan untuk Tuhan. Baru kemudian aku menulis untuk kepentingan orang lain.

Lihat saja. Semakin aku jarang menulis untuk diri sendiri dan untuk Tuhan, semakin buntu pula ideku. Bagaimana ya menjelaskannya? Menulis untuk diri sendiri dan untuk Tuhan itu seperti mengasah pedang atau pisau hati. Jika pedang/pisau itu tajam, maka dapat digunakan secara efektif dan efisien. Demikian juga dengan tulis-menulis. Semakin hati dan pikiranku terasah dengan menulis tulisan-tulisan untuk konsumsi pribadi, maka ide-ide akan bermunculan. Ide-ide itu dapat berupa tulisan-tulisan untuk komsumsi publik. Perumpamaan yang lain adalah tentang "aktivitas akar". Menulis secara pribadi untuk diri sendiri dan untuk Tuhan itu seperti aktivitas "berakar" yang tidak kelihatan dari permukaan. Dari "berakar" baru bisa bertumbuh dan kemudian berbuah. Semakin dalam akarnya, semakin kuat batangnya dan semakin banyaklah buahnya.

Benar juga ya. Aku harus kembali mengaktifkan "aktivitas berakar"ku seperti yang biasanya kulakukan itu. Terima kasih untuk himat Tuhan ini. Haleluya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.