Leptospirosis, Selayang Pandang ^^
Mengapa menulis tentang Leptopsirosis?
Beberapa waktu ini saya mendengar dan menjumpai sendiri pasien-pasien yang terkena leptospirosis di rumah sakit di mana saya bekerja. Cukup menggelitik hati dan pikiran saya, apakah leptospirosis sedang mewabah di sini, di
Apa itu Leptospirosis? Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus Leptospira, yang menyerang hewan dan manusia.
Bagaimana patogenesis Leptopsirosis?Masa inkubasi Leptospirosis 4-19 hari, rata-rata 10 hari. Penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi. Manusia menjadi terinfeksi melalui kontak langsung dengan urin binatang yang terinfeksi atau dengan lingkungan yang terkontaminasi urin. Bakteri tersebut memasuki tubuh melalui luka kulit, atau melalui membrane mukosa mulut, hidung, dan mata. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi. Kemudian, kuman akan dibawa ke berbagai bagian tubuh dan memperbanyak diri terutama di dalam hati, ginjal, kelenjar mamae dan selaput otak. Kuman tersebut dapat ditemukan di dalam atau di luar sel-sel jaringan yang terkena. Leptospira hidup dengan baik didalam tubulus kontortus ginjal. Kemungkinan kuman tersebut akan dibebaskan melalui air kemih untuk jangka waktu yang lama, meskipun kadar antibodi penderita cukup tinggi dan banyak sel-sel penghasil zat kebal dapat ditemukan di tempat-tempat yang mengalamai infeksi. Kematian terjadi karena septimia, anemia hemolitika, kerusakan hati karena terjadinya uremia. Keparahan penderita bervariasi tergantung pada umur serta servoar leptospira penyebab infeksi.
Apa Gejala Leptospirosis?
* Stadium pertama: Demam, menggigil, Sakit kepala, Malaise, Muntah, Konjungtivis, Rasa nyeri pada otot terutama otot betis dan punggung. Gejala-gejala tersebut akan tampak antara 4-9 hari
Gejala-gejala karakteristik sebagai berikut : Konjungtivis tanpa disertai eksudat serous/purulent, Kemerahan pada mata, Rasa nyeri pada otot-otot
Gejala ini biasanya terjadi pada hari ketiga sampai keempat setelah penyakit tersebut muncul.
* Stadium kedua
1. Pada stadium ini biasanya telah terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita; 2. Gejala-gejala yang tampak pada stadium ini lebih bervariasi dibanding pada stadium pertama antara lain ikterus (kekuningan); 3. Apabila demam dan gejala-gejala lain timbul lagi, besar kemungkinan akan terjadi meningitis; 4. Biasanya stadium ini terjadi antara minggu kedua dan keempat
Bagaimana pencegahan dan pengobatan Leptosprirosis?
Pencegahan leptospirosis
* Pendidikan kesehatan mengenai bahaya serta cara menular penyakit, berperan dalam upaya pencegahan penyakit leptospirosis
* Usaha-usaha lain yang dapat dianjurkan antara lain mencuci kaki, tangan serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah
* Pembersihan tempat-tempat air dan kolam-kolam renang sangat membantu dalam usaha mencegah penyakit leptospirosis
* Melindungi pekerja-pekerja yang dalam pekerjaannya mempunyai resiko yang tinggi terhadap Leptospirosis dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan
* Vaksinasi terhadap hewan-hewan peliharaan dan hewan ternak dengan vaskin strain lokal
* Mengisolasi hewan-hewan sakit guna melindungi masyarakat, rumah-rumah penduduk serta daerah-daerah wisata dari urine hewan-hewan tersebut
* Pengamatan terhadap hewan rodent yang ada disekitar penduduk, terutama di desa dengan melakukan penangkapan tikus untuk diperiksa terhadap kuman Leptospirosis
* Kewaspadaan terhadap leptospirosis pada keadaan banjir
* Pemberantasan rodent (tikus) dengan peracunan atau cara-cara lain
Kuman leptospira mampu bertahan hidup bulanan di air dan tanah, dan mati oleh desinfektans seperti lisol. Maka upaya “lisolisasi” seluruh permukaan lantai , dinding, dan bagian rumah yang diperkirakan tercemar air kotor yang mungkin sudah berkuman leptospira, dianggap cara mudah dan murah mencegah “mewabah”-nya leptospirosis. Hindari berkontak dengan kencing hewan piaraan. Biasakan memakai pelindung, seperti sarung tangan karet sewaktu berkontak dengan air kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakai sepatu bot, terutama jika kulit ada luka, borok, atau eksim. Biasakan membasuh tangan sehabis menangani hewan, ternak, atau membersihkan gudang, dapur, dan tempat-tempat kotor. Hewan piaraan yang terserang leptospirosis langsung diobati , dan yang masih sehat diberi vaksinasi. Vaksinasi leptospirosis tidak berlaku bagi manusia. Di AS sejak Desember 2000 lalu, ada anjuran bagi orang yang berisiko terjangkit leptospirosis diberikan seminggu antibiotika (dipilih golongan doxycycline) sebagai upaya pencegahan. Tikus rumah perlu dibasmi sampai ke sarang-sarangnya. Begitu juga jika ada hewan pengerat lain.
Apa yang bisa direfleksikan dari Leptospirosis?
Jangan anggap remeh sesuatu yang tidak kita kenal. Mungkin itulah kalimat yang cocok mengenai penyakit yang satu ini. Itulah sebabnya, perlu bagi kita untuk mengenal penyakit ini dengan lebih baik. Jangan menunggu sampai seseorang yang kita kenal atau bahkan kita sendiri terkena penyakit ini. Perhatikan baik-baik upaya pencegahan dan pengobatannya, dan lakukan dengan sungguh-sungguh. Kiranya uraian di atas dapat meningkatkan kewaspadaan kita akan Leptospirosis dan bukannya menambah rasa takut ataupun was-was. Selamat berperang dengan Leptopsirosis. ^^
Referensi:
http://dinkeskabbantul.wordpress.com/2009/06/05/apa-itu-leptospirosis/
http://dinkeskabbantul.wordpress.com/2009/06/05/gejala-leptospirosis/
http://dinkeskabbantul.wordpress.com/2009/06/05/cara-pencegahan-leptospirosis/
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1015904179,47648,
http://www.who.int/topics/leptospirosis/en/
http://lkpk.org/2007/03/31/penanggulangan-leptospirosis-di-indonesia/
Komentar