Sakit Perutnya Si Boncel

Boncel sakit perut. Hari ini Boncel habis makan banyak sekali. Rasanya perutnya mau meletus saking banyaknya makanan yang dimakannya. Salah sendiri, makan tidak kira-kira. Boncel pun melolong-lolong seperti anjing kesakitan, padahal dia memang betul-betul seekor anjing dan dia sedang kesakitan.
“Haduh… haduh… haduh…” begitulah bunyi lolongan Boncel, tentu saja sudah diterjemahkan dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia. Kalau mendengar suara aslinya, sangat menyiksa kuping. Karena itu, tidak usahlah kita mencoba mendengarnya.
“Sakit perutku nih, seperti kemasukan bom atom…” seru Boncel dengan wajah memelas. Sebenarnya tidak perlu ada kejadian sakit perut segala, wajah Boncel memang selalu memelas. Lagipula, mana pernah Boncel melihat bom atom apalagi sampai memakannya…. Ada ada saja si Boncel.
“Sepertinya aku harus buang air besar alias pup!” kata Boncel kepada dirinya sendiri. Tentu saja, Boncel lambat berpikir sehingga baru lima belas menit setelah terasa sakit perut, dia baru terpikir untuk buang air besar.
“Mau pup di mana ya? Di dekat sumur? Di garasi? Apa di sini saja? Hmmm…” Boncel berpikir keras. Kalau untuk memikirkan mau pup saja makan lima belas menit, apalagi ini, memilih tempat untuk pup… bisa-bisa makan waktu satu jam.
“Puas??? Puas??? Mengejek dan menjelek-jelekkan anjing yang lagi kesusahan???” hardik Boncel kepada narator. Gayanya mirip dengan Tukul Arwana yang sering membawakan acara Empat Mata di Trans 7, tapi yang sekarang sudah jarang kelihatan lagi batang hidungnya. Padahal dulu sering sekali, bahkan tiap hari acaranya. Entah sedang sibuk bikin apa sekarang si Tukul itu. Lho, kok malah membicarakan si Tukul sih? Mari kita kembali ke laptop… eh salah, ke Boncel…
“Ah… Leganya, habis pup di tiga tempat yang berbeda… di dekat sumur, di garasi, sama di dekat sini… Hehe…,” kata Boncel dengan nada puas dan gembira. Lho, kok sudah selesai pupnya, Cel? Kok tidak ketahuan?
“Salah sendiri sibuk membicarakan si Tukul. Ini kan seharusnya ceritanya si Boncel… Weee…” Boncel berkata penuh nada kemenangan.
Yah, sudahlah… kita kali ini mengalah pada si Boncel yang telah berhasil mengakali narator. Tapi lain kali awas ya Cel. Siap-siap saja tunggu pembalasan dari narator.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.