Immanuel

Ponsel Grace berbunyi. Ada panggilan masuk. Dengan malas Grace memencet tombol dan mendengarkan siapa yang menelponnya sore-sore begini.
“Haloooo…. Shaloooom… !!!” seru suara di seberang sana.
Grace sangat mengenali suara itu. “Halo juga, Bang… Shallom…” jawab Grace tanpa semangat. Mau apa tiba-tiba Bang Immanuel meneleponnya.
“Apa kabar, Dek? Lama nggak ketemu… We miss you!!!” seru Bang Immanuel dengan nada yang teramat ramah seperi yang Grace kenal.
“Yah, biasa aja…” jawab Grace sambil mendengus kesal. Huh, apa pedulimu aku baik atau nggak, batin Grace.
“Maaf ya Dek, abang lama nggak pernah menghubungi. Gimana sekarang kuliahnya? Bapak sama ibu baik-baik aja kan?”
“Baik…” Grace menjawab singkat dan dibiarkannya kalimatnya menggantung.
Jeda sejenak.
“O iya Grace, kita-kita mau ada persekutuan lagi lho, seperti biasa, hari Senin jam lima sore… Datang ya, kalau bisa… We miss you so much!!!” kata Bang Immanuel tiba-tiba, mengejutkan Grace yang sedang diam melamun entah melamunkan apa.
“Hmmmm…” Grace tidak mengiyakan tidak juga menolak.
“Gimana, Grace? Bisa kan? Ya tentu saja minta izin dulu sama bapak ibu,” pinta Bang Immanuel.
“Mmmm… iya deh,” jawab Grace. Dalam hatinya terbit secercah api pengharapan. Kecil. Tapi cukup untuk menerangi hati Grace yang gelap.
“Ok, abang tunggu ya… Salam buat bapak sama ibu, ya Dek!”
“Ok Bang…”
“Daah… Shallom…”
“Shallom…”
Begitulah akhirnya. Immanuel berhasil menghubungi Grace dan menawarkan kembali untuk bergabung dengan persekutuan God’s Army (GA). Persekutuan GA adalah persekutuan anak muda yang dirintis oleh Immanuel dengan teman-temannya. Persekutuan tersebut untuk mewadahi anak-anak muda yang memiliki talenta musik dan kerinduan untuk melayani Tuhan dengan talentanya tersebut. Sudah banyak sekali event pelayanan yang dilakukan oleh GA. Di antaranya dalah pelayanan musik pujian dan penyembahan di gereja-gereja interdenominasi, termasuk Gereja Kristen Jawa di mana Grace dan Melody berjemaat. Kebaktian Sabtu sore tepatnya. Immanuel kembali mengingat bagaimana pertemuannya dengan Grace dulu di kebaktian itu. Pertama kali dilihatnya Grace yang penuh semangat memuji dan menyembah Tuhan, duduk di deretan terdepan kursi jemaat, sendirian tapi begitu asyik menikmati hadirat Tuhan, tidak peduli akan sekitarnya yang berisik atau tidak terlalu antusias. Dari semua jemaat, Grace dilihatnya yang paling antusias sejak pertama kali datang menghadiri kebaktian Sabtu sore. Dan setelah beberapa bulan, Immanuel pun mengajak Grace untuk bergabung dengan persekutuan GA yang dipimpinnya. Bukan main senangnya hati Immanuel ketika Grace dengan antusias dan semangat datang sendiri ke persekutuan GA di Iromejan. Bertambahlah sumber daya yang menggerakkan persekutuan GA, apalagi setelah Grace semakin menunjukkan talenta dan kapasitasnya sebagai seorang yang suka berdoa syafaat dengan penuh kuasa.
Kenangan demi kenangan berkelebat memenuhi benak Immanuel. Bagaimana dulu Grace selalu menjadi pendoa syafaat yang mendoakan kebaktian, teman-teman, dan semua yang melintas yang menjadi pergumulan. Immanuel selalu terkesan akan kesederhanaan iman yang dimiliki oleh Grace. Bersama-sama dengan Melody dan Martin, mereka telah menjadi tim pendoa yang solid dan membuat persekutuan GA menjadi penuh gairah dan warna. Benar-benar saat yang menyenangkan. Kalau saja peristiwa setahun yang lalu tidak pernah terjadi. Kalau saja Grace tidak mengalami goncangan jiwa. Yah… semuanya telah terjadi… Immanuel berusaha untuk tetap optimis dan tidak menyesali apa saja yang sudah terjadi. Yang penting sekarang Grace mau bergabung kembali dengan GA dan mau mulai bangkit lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.