Bonceh Hujan-Hujanan

Boncel sedang bermain hujan-hujanan di luar rumah. Tentu saja di luar rumah, masa main hujan-hujanan di dalam rumah?
“Dasar narator bodoh…” batin Boncel dalam hati. Tentu saja dalam hati, soalnya kalau berbicara keras-keras itu bukan dibatin lagi namanya.
“Tuh, kan… bodoh kok diulang-ulang…” sekarang Boncel berseru keras-keras saking kesalnya. Ya sudah, tidak usah dilanjutkan lagi perdebatan konyol ini. Kita langsung fokuskan saja pada apa yang sedang dilakukan Boncel saat ini.
Kan sudah dibilang tadi, aku sedang hujan-hujanan…” kata Boncel masih kesal sambil geleng-geleng kepala. “Tentu saja geleng-geleng kepala, sebab hanya kepala yang bisa digeleng-geleng, kalau ekor itu dikipat-kipit!” Rupanya Boncel mencoba mendahului narator dalam mendeskripsikan dirinya sendiri.
“Ah, ayolah, Tor… (kependekan dari Narator, bukan Tora Sudiro) Kalau mau cerita yang serius dikit, kenapa?” Boncel sudah mulai kehilangan kesabaran. Sebentar lagi mungkin dia bakalan keluar dari kertas dan merobek-robek kertas dengan gigi dan kukunya yang panjang-panjang. Kenapa bisa panjang-panjang? Karena kuku Boncel tidak pernah dipotong oleh pemiliknya. Siapa pemiliknya? Ah, tidak penting untuk diceritakan…
“Si Narator perlu dijitak rupanya, cerita kok berputar-putar tidak tentu arah…” batin si Boncel geram. Ya sudah, sekarang mari kita lihat apa yang terjadi dengan Boncel kali ini.
Sejak tadi pagi hujan turun dengan lebatnya. Udara jadi dingin dan sejuk. Sangat enak dan nyaman untuk tidur. Tentu saja Boncel sudah tidur selama kurang lebih satu jam pagi itu. Karena bosan tertidur, Boncel pun bangun dan main hujan-hujanan. Tidak takut masuk angin, Cel?
“Ah, tidak… kan kalau sakit tinggal dibawa ke dokter hewan terus dikasih obat…. Lagian selama ini aku tidak pernah sakit gara-gara hujan. Kalau gara-gara makanan sih pernah sampai mencret… hehe…” jawab Boncel setengah tidak nyambung dengan pertanyaannya.
Karena Boncel masih asyik bermain hujan-hujanan, maka cerita ini kita rampungkan saja sampai di sini. Mungkin lain kali Boncel baru bisa dijadikan cerita menarik dan tidak wagu seperti ini. Bukan begitu, Boncel?
“Lho..???” Boncel pun bingung bukan kepalang…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.