Kala Aku Menggendong Asa
Sore hari yang
tenang dipecahkan oleh tangisan Asa yang membahana. Asa baru sakit batuk. Dari
napasnya yang cepat terdengar bunyi ‘ngik ngik’. Mungkin ia menangis karena
merasa tidak nyaman atau panik dengan kondisinya. Langsung saja kugendong dan
kudekap erat-erat. Sambil kutenangkan, aku pun mendaraskan lagu-lagu pujian dan
penyembahan yang menguatkan iman dan meninggikan TUHAN. Karena lagu pujian
penyembahan itu, perhatianku tidak melulu terpusat pada tangisan Asa yang keras
dan cukup mengintimidasi. Sebaliknya, ketenangan dan kedamaian yang kurasakan
sepertinya dirasakan pula oleh Asa sehingga berangsur-angsur tangisannya
mereda. Asa pun tertidur dengan nyamannya di dalam pelukanku. Namun jika mau
kutaruh ke dalam boks atau ke atas kasur, Asa kembali terbangun dan menangis.
Rupanya, Asa sedang ingin dipeluk-peluk. Maka, kugendong terus dan kudekap erat
dengan bantuan selendang ia. Lagu pujian dan penyembahan terus kunyanyikan.
Dengan iman, sambil menggendongnya, kutumpangkan tanganku ke kepala Asa dan
kukatakan perkataan-perkataan positif yang menjadi doa pengharapanku, lebih
seperti nubuatan pribadi. Kukatakan dengan lembut tapi tegas sampai telingaku
mendengarnya.
“TUHAN memberkatimu, Asa. Kamu
akan tumbuh dalam pengenalan yang benar akan TUHAN. Kamu akan hidup bergaul
dengan-Nya sampai kepada kekekalan,” kurang lebihnya itulah kata-kata yang
kuucapkan waktu itu. Aku percaya bahwa perkataan yang diucapkan dengan iman
yang benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan pasti tidak akan sia-sia. Untuk
membuktikannya, mari kita lihat kehidupan Asa dalam waktu-waktu yang akan
datang.
Ada beberapa hal yang ingin
kubagikan di sini. Dari pengalaman menenangkan Asa itu, aku mendapatkan hal-hal
inspiratif. Yang pertama adalah tentang kuasa pujian dan penyembahan. Dengan
memuji dan menyembah TUHAN secara sederhana yaitu dengan melantunkannya
pelan-pelan, aku terbebas dari intimidasi yang dapat timbul manakala Asa
menangis keras-keras. Pujian dan penyembahan itu membuatku fokus pada hal yang
benar, yaitu hal-hal yang di atas, bukan di bumi, sehingga aku beroleh
ketenangan yang luar biasa. TUHAN yang bertahta di atas pujian dan
penyembahankulah yang berkuasa menenangkan dan meneduhkan tangisan panik Asa
itu. Cara ini dapat dicoba bagi para orang tua sekalian yang mempunyai anak
yang rewel atau sedang sakit. Tentu saja sesuai konteks lingkungan
masing-masing. Cobalah untuk tidak menggunakan kekuatan manusia dalam
menenangkan anak-anak yang sedang rewel karena sakit. Jika masih bayi, cara
seperti di atas dapat dicoba. Daripada menyanyikan lagu-lagu ninabobo yang
kadang percuma karena si bayi susah tidur, lebih baik menyanyikan lagu-lagu
rohani yang liriknya membangkitkan iman dan memuji kebesaran TUHAN. Selain
membuat kita tenang, kita juga sudah mengenalkan aspek pujian penyembahan
kepada anak sejak dini. Ada yang mengatakan bahwa pujian dan penyembahan itu
membuat kecanduan atau ketergantungan. Tapi menurutku, bukan ketergantungan.
Lebih tepat dikatakan bahwa pujian dan penyembahan itu adalah kebutuhan bagi
roh kita sebagai sarana bersekutu dengan Roh TUHAN.
Hal kedua yang melintas dalam
benakku saat aku menggendong dan menenangkan Asa adalah gambaran saat Musa
mengangkat tongkatnya manakala Israel berperang melawan Amalek. Saat Musa
mengangkat tongkatnya, Israel mampu memukul mundur Amalek. Namun, saat tangan
Musa penat dan tongkatnya turun, ganti Israel yang dipukul mundur oleh Amalek.
Maka, TUHAN mengirimkan bantuan Harun dan Hur untuk menopang tangan Musa
sehingga Israel pun dapat memenangkan pertempuran. Kisah ini dapat dibaca dalam
kitab Keluaran. Aku membayangkan bahwa ketika aku menggendong Asa, bagianku
adalah terus menggendongnya jangan sampai jatuh sambil menyanyi lagu-lagu
pujian penyembahan. Sedangkan pertempuran yang sedang terjadi adalah pertempuran
antara kuasa kegelapan yang berusaha merenggut damai sejahtera melawan kuasa
TUHAN yang melingkupi kami. Bala tentara kegelapan melawan bala tentara TUHAN
yang berjaga sekeliling aku dan Asa. Memang tidak terlihat secara kasat mata,
tapi dengan iman aku percaya hal itu dapat terjadi. Bagianku kulakukan dengan
tekun dan setia tanpa perlu memikirkan jalannya pertempuran karena aku percaya
TUHAN selalu menang. Dan memang benarlah demikian. Terbukti dengan damai
sejahtera yang melingkupi aku dan Asa sehingga suasana menjadi tenang
terkendali. Puji TUHAN!
Hal yang ketiga adalah tentang
hak istimewaku sebagai ibu kandung Asa yang bagaikan malaikat pelindung tanpa
sayap terdekat yang paling berhak untuk melindungi, mendoakan, dan meberkati
Asa. Jika sebelum ini biasanya aku cenderung menyerahkan hak istimewa ini
kepada orang lain, misalnya ibuku atau Lek Sar, kali ini aku sadar akan hal
penting ini. TUHAN telah menganugerahkan dan mempercayakan Asa untuk kujagai
dengan statusku sebagai ibu kandung, yang bagaikan malaikat pelindung terdekat.
Dengan status itu, tugas dan tanggung jawabku adalah melindungi Asa sedemikian
rupa seperti pasukan pelindung khusus yang menjaga keselamatan presiden dari
incaran musuh. Jika aku melalaikan tugasku, maka TUHAN masih bisa memakai orang
lain untuk menggantikanku. Sangat rugi sekali jika aku melepaskan tanggung
jawab itu! Maka, mulai saat itu, aku bertekad untuk setia dengan panggilanku
sebagai ibu kandungnya Asa. Dengan menjadi ibunya, aku punya hak istimewa untuk
mendidiknya. Aku mau mendidiknya sehingga Asa dapat beroleh pengenalan yang
benar akan TUHAN sehingga ia menjadi sahabat TUHAN dan menjadi penyembah TUHAn
yang benar. Aku ingin Asa dapat mengenal TUHAN melalui tangan pertama, yaitu
langsung dari TUHAN sendiri, bukan lagi dari perkataan orang lain.
Itulah hal-hal inspiratif yang
kudapatkan dari pengalamanku yang sederhana. Terima kasih kepada TUHAN yang
berbicara melalui hal-hal sederhana kepadaku. Kiranya apa yang kuperoleh ini
dapat pula memberkati setiap orang yang membacanya. Terpujilah nama TUHAN!
Bapa yang penuh kasih,
Terima kasih untuk kepercayaan-Mu
terhadapku dengan menjadikanku ibu bagi Asa, putri –Mu yang sangat Kaukasihi.
Terima kasih untuk pengalaman berharga menjadi ibu yang penuh perhatian dan bertanggung
jawab. Kiranya segala hal baik dan indah selalu terjadi dalam interaksiku
dengan Asa. Kiranya setiap perkataan dan perbuatanku dapat berdampak positif
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Mampukan aku untuk mendidik Asa sehingga
ia dapat menjadi anak-Mu yang mengenal dan mengasihi-Mu selalu. Berkati juga
para ibu dengan anak mereka masing-masing. Kiranya para ibu dapat menjadi
malaikat pelindung terdekat yang mampu meneduhkan anak-anak mereka manakala
sedang dalam kegaduhan hati. Kiranya hati para ibu dan anak mereka dapat
terpaut satu sama lain dalam kasih yang mesra dan indah.
Dalam nama Tuhan Yesus.
Haleluya.
Amin.
(Rumah Kemuliaan TUHAN di Pelem Kecut, Jumat 28 Desember 2012)
Komentar