Si Putri Kerajaan Surga
Asa atau harapan. Nama panggilan
putri kami yang Tuhan anugerahakan dan percayakan ini sungguh penuh makna.
Lengkapnya adalah Hadasa Mazeltov Puji Pangastuti. Asa diambil dari kata
Hadasa. Hadasa aku ambil dari Alkitab, nama asli dari Ester, sang gadis Yahudi
yang menjadi ratu Persia yang berjasa menyelamatkan bangsanya dari ancaman
genosida pada masa pemerintahan raja Ahasyweros atau Xerxes. Mazeltov aku
dapatkan dari usul seorang saudara sepupuku yang mengatakan bahwa artinya adalah
ucapan selamat atas keberhasilan dalam bahasa Ibrani modern. Nama Puji adalah
nama yang dipakai oleh keluarga besar dari pihak ibuku untuk memberi nama anak
perempuan. Untuk anak laki-laki diberi nama Pudyo. Sedangkan Pangastuti aku
ambil dari peribahasa Jawa “suradira jayaningrat lebur dening pangastuti” yang
artinya sikap sombong dan mengagung-agungkan diri dikalahkan oleh sikap rendah
hati dan manembah. Karena nama adalah doa, maka berarti nama putri kami adalah
doa dan harapan kami bagi putri kami. Berdasarkan keterangan di atas, kami
berharap agar Asa dapat seberani Ester, selalu berhasil, suka memuji Tuhan, dan
senantiasa rendah hati. Selain itu, Asa semoga dapat menjadi jawaban atas doa
dan harapan umat manusia.
Asa
adalah anak mukjizat. Ya, mukjizat! Bagaimana tidak? Ketika masih berusia enam
minggu dalam kandungan, aku
terancam mengalami keguguran. Waktu itu aku mengalami flek-flek. Kemungkinan
karena kecapekan dan pengaruh infeksi TORCH. Aku harus minum obat antibiotika rutin sampai Asa
lahir untuk meminimalkan efek infeksi tersebut. Memasuki usia lima bulan, air
ketuban Asa merembes sedikit-sedikit. Aku harus istirahat total. Berkali-kali
dokter yang memeriksa mengatakan apabila anak ini lahir normal dan sempurna,
maka itu adalah mukjizat. Dan benarlah! Hari Senin pagi tanggal 9 Juli 2012,
lahirlah bayi perempuan yang cantik dan sempurna bernama panggilan Asa.
Mukjizat sungguh-sungguh terjadi!
Kelahiran
Asa menjadi sukacita tersendiri dalam keluargaku. Segala tingkah polahnya
membuat hati siapa saja yang melihatnya bersukacita. Sejak lahir, Asa terkenal
sebagai bayi yang sumeh (Jawa:
ramah). Selalu menebar senyum dan tawa kepada setiap orang yang ditemuinya. Aku
pikir hal ini wajar dan normal-normal saja. Ternyata, tidak demikian. Asa
memiliki kadar keramahan di atas rata-rata. Meskipun semakin hari semakin
berkurang kadarnya, keramahan Asa sudah menjadi ciri tersendiri yang melekat
padanya. Di TPA, di lingkungan keluarga, di lingkungan kerja, dan di mana saja,
Asa sudah terkenal sebagai bayi yang sangat ramah. Semua orang berebut untuk
membuatnya tertawa. Sering sekali kudapati Asa tertawa-tawa asyik baik itu
ketika bermain sendiri maupun bermain dengan orang lain. Kalau suasana hatinya
sedang bagus, Asa bisa sampai tertawa terbahak-bahak seperti layaknya orang
tua. Suara tertawanya sungguh lucu dan menular.
Satu
hal yang harus kupegang adalah bahwa Asa bukanlah beban melainkan anugerah.
Memang terkadang aku merasa lelah dan kewalahan dalam mengasuh dan merawat Asa.
Tapi aku belajar untuk tidak mengeluh atau bersungut-sungut. Anugerah yang
Tuhan percayakan ini harus kurawat dan kudidik sebagai wujud tanggung jawabku
kepada Tuhan. Sebab, aku tahu dan sadar bahwa Asa ini bukanlah semata-mata anak
manusia yang hidup menurut kehendaknya atau kehendak orang lain. Asa adalah
putri kerajaan surga yang akan menjadi alat Tuhan untuk memenuhi kehendak-Nya
yang mulia di atas bumi ini. Sungguh suatu kehormatan bagiku untuk dapat
menerima Asa sebagai anak kandung sekaligus anak anugerah Tuhan ini.
Perjalanan
masih sangat panjang. Aku belum tahu sampai kapan dan hendak ke mana Tuhan
membentuk Asa. Yang bisa kulakukan hanyalah bersandar pada Tuhan, memohon
hikmat dan tuntunan-Nya supaya aku bisa menjadi ibu yang baik bagi Asa. Bersama
dengan Mas Cah, kami sebagai orang tua akan mengantarkan Asa sampai kehendak
Tuhan yang sempurna terjadi dalam hidupnya. Mari kita lihat bersama! Haleluya!
(Rumah Kemuliaan TUHAN
di Pelem Kecut, Minggu 12 Mei 2013)
Komentar