Perlindungan Tuhan
Pagi ini, aku sungguh berterima
kasih kepada TUHAN atas perlindungan-Nya terhadap bapakku. Benar-benar luar
biasa perlindungan-Nya, hampir saja, nyaris. Begini ceritanya. Bapak tiba-tiba
mengetuk pintu kamarku, minta tolong Mas Cah membantunya untuk membetulkan
pralon tangki air yang jebol. Jebolnya karena apa, aku belum ‘ngeh’ sehingga
tidak kucari tahu lebih lanjut. Aku pikir itu karena hal kecil biasa. Maka,
kulanjutkan kegiatanku membaca buku sendiri di kamar. Mas Cah yang ringan
tangan segera pergi membantu bapak.
Tak
berapa lama kemudian, terbit keingintahuanku untuk melihat apa yang sedang
dikerjakan bapak dan Mas Cah itu. Dalam hatiku timbul dorongan untuk berdoa
bagi mas Cah supaya TUHAN melindunginya karena tandon air itu lumayan tinggi.
Aku lihat Mas Cah dengan semangatnya ‘methangkring’ di bawah tandon dengan kaki
bertumpu besi-besi ‘cagak’ tandon, sedang membetulkan pralon yang rusak itu.
Bapak membantu di bawah. Sungguh pemandangan yang menceriakan hati, melihat
bapak dan menantunya begitu akur dan akrab.
“Bapak
tadi lagi membersihkan tanaman di tembok, terus hampir jatuh, terus pegangan
pralon, jadinya pralonnya jebol,” kata bapak tanpa ditanya. Dengan
terbengong-bengong aku mendengarkan dan mencerna perkataan bapak itu. Dan dalam
hitungan detik, baru kusadari betapa gentingnya suasana itu seharusnya. Bapak
hampir jatuh. Bapak hampir celaka! Wow! Hampir saja bapak menjadi pasien rumah
sakit dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk! Maka, terbitlah rasa syukur
dalam hatiku atas perlindungan TUHAN. Jika tidak ada refleks bapak untuk meraih
pralon air itu, maka entah apa jadinya. Jika TUHAN tidak melindungi bapak,
mungkin saat ini bapak sudah terbaring tidak berdaya dan ceritanya akan lain.
Sekali lagi aku mengucap syukur kepada TUHAN.
Sering
sekali dalam hidup sehari-hari kita lupa untuk mengucap syukur akan hal-hal
sederhana yang terjadi. Misalnya, saat kita bisa tiba di tempat kerja dengan
selamat tanpa mengalami kecelakaan lalu lintas. Karena sudah rutin dan terjadi
setiap hari, maka kita menganggapnya sebagai hal lumrah dan abai untuk
mengucapkan syukur kepada Tuhan. Baru ketika terjadi sesuatu yang di luar
kebiasaan, seperti kecelakaan, barulah kita sadar bahwa keselamatan di jalan
itu sungguh amat mahal harganya. Dibutuhkan kasih karunia Tuhan yang luar biasa
untuk menjaga kita senantiasa aman dan selamat sentausa sampai di tempat
tujuan.
Puji
Tuhan, aku pagi ini diingatkan untuk segera mengucap syukur atas terhindarnya
bapak dari kecelakaan yang fatal itu. Aku diingatkan karena ada ayah temanku
yang mengalami kecelakaan fatal jatuh dari langit-langit rumahnya ketika sedang
membetulkan atap, di mana sampai saat tulisan ini dibuat beliau masih belum
sadar sepenuhnya.
Kejadian
pagi ini mengingatkanku untuk tidak memandang segala sesuatu yang berjalan baik
sebagai hal yang memang sudah ‘dari sononya’ harus demikian. Jika sesuatu bisa
berjalan baik, itu tidak lain karena anugerah Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada
salahnya bagi kita untuk senantiasa berdoa memohon perlindungan Tuhan atas diri
kita dan orang-orang yang kita kasihi serta mengasihi kita. Satu hal lagi yang
harus kita ingat adalah jangan lupa untuk mengucap syukur senantiasa atas
berkat perlindungan Tuhan tersebut.
Bapa yang maha kuasa,
Terima kasih untuk perlindungan-Mu yang luar biasa bagi keluargaku,
khususnya bagi bapakku. Terima kasih Engkau telah menghindarkan bapakku dari
kecelakaan yang parah. Kiranya kami dapat senantiasa mengucap syukur atas
penyelamatan-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari. Berkatilah mereka yang
bekerja dalam risiko yang tinggi. Kiranya mereka dapat senantiasa bergantung
dan bersandar pada kuasa-Mu. Jagalah mereka dengan anugerah-Mu yang memagari
bagaikan perisai setiap waktu. Berkati para ayah yang bekerja keras demi
kesejahteraan keluarga mereka. Kiranya mereka senantiasa ada bagi keluarga
mereka setiap kali dibutuhkan.
Dalam nama Tuhan Yesus.
Haleluya.
Amin.
(Rumah Kemuliaan TUHAN
di Pelem Kecut, Minggu 27 Januari 2013)
Komentar