Tribute to Housewives


"Pekerjaannya apa bu?" tanyaku waktu menganamnesis pasien di rumah sakit.
"Saya tidak bekerja, cuma ibu rumah tangga biasa," jawab sang pasien.

Begitulah dialog yang biasanya terjadi saat aku menganamnesis atau mewawancarai pasien yang kebetulan adalah ibu rumah tangga biasa. Aku heran. Mengapa pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dianggap sebagai bukan suatu pekerjaan. Mengapa sepertinya ada kesan merendahkan pekerjaaan sebagai ibu rumah tangga. Dan sejuta mengapa yang lain mengusik hatiku. Bukankah ibu rumah tangga sama mulianya dengan pekerjaan kantoran, bahkan lebih lagi karena pekerjaan ibu rumah tangga itu jauh lebih kompleks dan berat... di mana seorang wanita harus bekerja keras dengan job description yang tidak tertulis dan tanpa gaji yang pasti hitam di atas putih...

Yang bikin aku sedikit banyak protes (terhadap pandangan umum), sepertinya jika seseorang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, itu sama dengan menjadi pengangguran atau beban suami... Apalagi jika seorang wanita yang sudah sekolah tinggi2 kok malah memtuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja, dia akan dianggap menyia-nyiakan talenta dan semua berkat yang dimilikinya... Hmmm... benarkah demikian? Aku berpikir, tidak benar sama sekali!!! Siapa bilang ibu rumah tangga itu pengangguran? Siapa bilang ibu rumah tangga itu hanya menjadi beban suami? Dan siapa bilang seorang perempuan yang sekolah tinggi2 telah menyia-nyiakan talentanya jika memilih menjadi ibu rumah tangga? Justru sebaliknya... Ibu rumah tangga itu pekerjaannya sangatlah banyak dan kompleks, setara dengan manajer perusahaan... bahkan lebih tinggi lagi... Ibu rumah tangga itu bisa dibilang asisten atau rekan kerja suami di rumah, sehingga tidak benar jika dia dianggap sebagai beban... Dan dengan menjadi ibu rumah tangga, seorang perempuan dapat memfokuskan diri untuk menyejahterakan keluarganya secara langsung tanpa perlu merasa bersalah seperti yang dirasakan oleh para wanita karier yang harus membagi waktunya untuk kerja di kantor dan keluarga...

Emansipasi perempuan bukan berarti memaksa perempuan untuk senantiasa ikut bekerja di luar rumah seperti layaknya pria. Emansipasi perempuan itu sejatinya adalah memberikan kebebasan keada perempuan mau menjadi apa mereka sesuai dengan panggilan hati nurani masing2. Jika seorang perempuan terpanggil untuk menjadi wanita karier di luar rumah, maka tidak ada yang boleh melarang mereka. Jika seorang perempuan terpanggil untuk 'hanya' menjadi ibu rumah tangga, tidak ada yang boleh merendahkan mereka. Yang terpenting, perempuan di mana pun dia berada dan sebagai apapun dia, hendaknya terus bekerja dan memberdayakan dirinya sehingga tidak lagi menjadi beban bagi siapapun juga.

So, menjadi ibu rumah tangga? Siapa takut!!!! Jangan malu untuk menjadi ibu rumah tangga!!! Karena ibu rumah tangga bukanlah pengangguran!!! Ada amen??? ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.