Flowing in the Go: Belajar dari Divine Interruptions
Ada aliran yang tidak terburu,
tapi pasti, pelan, dan penuh makna.
Ada kehadiran yang tak bersuara,
tapi nyata dalam setiap sapa dan tugas kecil yang dijalankan.
Hari ini bukan tentang gebrakan,
tapi tentang setia menyambut interupsi ilahi,
dan menjadikannya bagian dari panggilan yang lebih besar.
Aku berjalan, aku mengalir—flowing in the go.
"Kadang yang paling mengalir adalah saat kita tidak memaksakan arah. Ketika hati siap, bahkan interupsi pun bisa menjadi wahyu."
Terima kasih sudah berbagi refleksi yang dalam dan jernih. Ini versi rangkuman harianmu, bisa langsung kamu unggah ke blog atau jurnal digital pribadi:
Refleksi Harian – Flowing in the Go
Pagi ini, hal yang paling membuatku bersyukur adalah bisa bertemu kembali dan berjabat tangan dengan "Pak Kodam" di morning report setelah sekian lama tak berjumpa. Ada kehangatan dan semacam rasa pulang yang sulit dijelaskan.
Dari pengalaman pagi ini, aku belajar bahwa kesediaan untuk mendengarkan dan kesiapan menjalankan tugas sesuai peran dan wewenang adalah kunci penting dalam menciptakan flow state—suatu aliran kerja yang alami, ringan, dan bermakna.
Hari ini juga penuh dengan divine interruptions yang tak terduga tapi bermakna:
-
Tiga permintaan pengisian form asuransi dari Galilea 4, Flamboyan, dan Bakung.
-
Sebuah masukan langsung dari pelanggan tentang paket tarif VIP Rehabilitasi Medik, yang langsung kuteruskan ke manajer keuangan.
Semua kuterima dengan kesediaan untuk menindaklanjuti—karena ini bagian dari panggilan untuk hadir dan melayani, bahkan dalam interupsi.
Jika dirangkum dalam satu kata, vibe-ku hari ini adalah: flowing in the go—mengalir sambil berjalan, sambil melayani, sambil belajar.
Komentar