Menyerap, Mengamati, dan Menjadi
Hari ini adalah perjalanan penuh dinamika:
mulai dari mengiringi ibadah, mengikuti benchmark PPI, memantau pelayanan rehabilitasi medik, hingga diskusi protokol penelitian. Di sela-sela itu, ada divine moments, ada pengamatan kecil yang justru membuka ruang refleksi besar dalam diriku.
Aku belajar bahwa energi menyerap dan energi membangun itu berbeda.
Aku menangkap bahwa genuine presence jauh lebih bernilai daripada superioritas kosong.
Aku menyadari betapa pentingnya kehadiran tulus, yang tidak mengintimidasi tapi justru meneduhkan dan menginspirasi.
Di tengah forum, aku mengamati gaya peserta lain —
beberapa tampak percaya diri, bahkan superior,
tapi hatiku tetap condong pada nilai: ketulusan, kebijaksanaan, dan mengangkat orang lain.
Aku makin mengukuhkan satu hal:
🌱 Aku bukan sekadar pemburu data.
🌱 Aku bukan sekadar pemenuh tugas.
🌱 Aku hadir untuk membaca jiwa, menangkap makna, dan menyalurkan berkat.
Aku juga menyadari bahwa aku tipe soft spoken di luar tapi hardcore di dalam.
Aku INFJ yang kualitatif: lebih peduli pada meaning daripada sekadar numbers.
Capek memang, karena menyerap banyak energi sosial itu bukan tanpa harga.
Tapi aku belajar, bahwa keletihan itu kudus —
kalau hatiku tetap tertambat pada misi yang Tuhan percayakan.
Hari ini, aku menutup perjalananku dengan affirmasi sederhana:
"Aku hadir untuk membawa damai, membangun, dan memberkati."
Sambil berdoa,
Semoga aku makin terasah, makin setia.
Menjadi versi terbaik dari diri yang Tuhan bentuk —
Di setiap forum, di setiap pertemuan, bahkan di setiap hening.
Komentar