Aku Takut Sekali

Aku takut... entah sejak kapan aku mulai akrab dengan yang namanya takut... selain takut aku juga gamang... gelisah dalam hati... padahal dulu nggak pernah, atau hampir nggak pernah, aku setakut ini... dulu sepertinya aku punya keyakinan yang besar, iman yang bisa memindahkan gunung, iman yang seteguh gunung batu, semangat yang membara, tekad yang membaja, untuk menuju hari depan yang gilang gemilang... tetapi sekarang? Ke mana semuanya itu? Ke mana teman2 baikku yaitu iman, pengharapan, dan kasih yang katanya akan selalu tinggal tetap sementara banyak karunia lainnya yang akan berlalu?

Di manakah aku sekarang berada? Aku tidak tahu, aku cuma mengikuti apa kata orang yang diklaim oleh orang lain lagi sebagai apa kata Tuhan... aku memang bodoh, selalu mudah percaya, kurang menguji segala sesuatu... padahal aku punya kehendak bebas yang Tuhan sendiri juga sangat menghormatinya... dasar aku yang bodoh, tidak punya keberanian, dan tidak punya pendirian... sekarang baru menyesal lagi setelah melihat dan menghadapi raksasa2 penghancur semangat...

Aku harus bagaimana? Aku tidak tahu... yang aku tahu aku cuma harus berjalan maju terus dan tidak bisa kembali lagi ke belakang... kalau aku berhenti sekarang, bakalan menerima cemoohan orang2 yang ada di dekatku... aku pasti bakalan dibilang mencla-mencle, pengecut, penakut... itu sih masih mending... bagaimana jika Tuhan sendiri yang bilang bahwa aku tidak layak masuk kerajaanNya gara2 aku takut melangkah? Aku memang takut... nggak ada teman yang tahu masalahku sih... terus bagaimana?

Aku tahu jawaban2 apa yang ada untuk pertanyaan2ku itu... tapi aku masih saja takut dan gentar... aku jadi ingat Tuhan Yesus waktu di taman Getsemane... waktu harus memilih untuk memikul salib atau tidak... kurang lebih aku merasakan hal yang serupa... serupa tapi tak sama... kalau Tuhan Yesus saja bisa melaluinya, mengapa aku tidak? Selangkah demi selangkah, sehari demi sehari... walaupun tidak ada musik surgawi yang mengiringi, atau tepuk tangan pemberi semangat dari surga yang terdengar, aku mau percaya bahwa di ujung jalan ini tersedia upah besar yang menantiku... yaitu sambutan Bapa yang luar biasa... dengan tangan terbuka dan senyum mengembang... sepertinya cuma itulah penghiburanku saat ini, di saat tenang tapi menggelisahkan ini karena aku seperti melihat awan badai yang menggantung di depan... siap untuk menghadapi badai bersama Tuhan... are you ready, Mimi?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasta

Doa bagi Kota Tercinta

Yehova Zebaoth, TUHAN semesta alam.